Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Drama Kudeta di Kadin

Rahmatul Fajri
22/9/2024 05:30
Drama Kudeta di Kadin
Arsjad Rasjid(MI/SUSANTO)

ARSJAD Rasjid buka suara terkait dengan kisruh kepemimpinan yang terjadi di Kamar Dagang dan Industri (Kadin), beberapa waktu terakhir. Sebelumnya, polemik kepemimpinan Kadin itu terjadi ketika Anindya Bakrie terpilih menjadi ketua umum melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang diklaim dihadiri oleh 28 dari 34 Kadin provinsi dan 25 asosiasi. Dengan terpilihnya Anindya Bakrie, Arsjad Rasjid yang sejatinya menjabat sebagai Ketua Umum Kadin periode 2021-2026 harus lengser dari tampuk kepemimpinan.

Arsjad mengatakan munaslub yang menetapkan Anindya sebagai ketua umum baru Kadin tidak sah alias ilegal. Pasalnya, munaslub itu melanggar AD/ART dan ditolak oleh 21 Kadin provinsi. Arsjad kemudian menginvestigasi dugaan pelanggaran AD/ART dalam pelaksanaan munaslub yang menetapkan Anindya Bakrie sebagai ketua umum baru organisasi pengusaha itu.

Meski dilengserkan dalam munaslub, Arsjad masih bekerja dan datang ke kantor Kadin. Jika biasanya ia berada di lantai 29, Arsjad kini harus bekerja di lantai 3 di gedung Kadin yang berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan, itu.

Baca juga : Terus Melaju Menggapai Mimpi

"Kemarin ini lantai 29 Kadin yang biasa saya di sana, tapi dikatakansudah diambil alih. Kaget juga karena prosesnya juga agak mengagetkan semuanya. Tapi kami alhamdulillah masih memegang di situ satu lantai, lantai 3 di Kadin," kata Arsjad.

Arsjad mengaku meski kisruh, Kadin di bawah kepemimpinannya masih terus bekerja mempersiapkan program transisi untuk pemerintah berikutnya. Ia mengaku kisruh tersebut tidak mengganggu kinerja Kadin.

Ia memberikan arahan kepada jajaran di Kadin untuk lincah dalam menyusun dan menjalankan program yang ada. Bahkan, pada akhir pekan dirinya menggelar rapat dengan Dewan Pimpinan Harian dan ternyata mayoritas hadir.

Baca juga : Keterbatasan Ekonomi bukan Hambatan untuk Sekolah Tinggi

"Itu indikasinya apa? Indikasi bahwa pengurusnya dengan saya. Saya juga terharu. Banyak yang hadir. Ada yang dari memang Zoom, ada yang hadir fisik. Fisik juga banyak. Saya terharu bahwa ternyata banyak yang memang bukan masalah memilih Arsjad di sini. Saya selalu bilang, di sini juga bukan masalah Arsjad, masalah Anindya. Bukan. Ini adalah mengenai organisasi Kadin Indonesia yang mempunyai AD/ART. Itu yang harus kita pegang. Itu saja," katanya.

 

Sempat diusir

Baca juga : Berdayakan Perempuan Desa lewat Pertanian

Arsjad berharap jajaran Kadin masih bisa bekerja di kantor mereka sendiri tanpa ada pengusiran dari pihak-pihak lain yang sebelumnya mengusirnya dari lantai 29.

"Semoga itu tetap tidak diusir di situ, semoga. Kemarin itu sempat diusir dan sampai waktu itu rencana kami membuat press conference di situ. Ternyata diusir oleh orang-orang," kata Arsjad.

Arsjad mengaku sebelum munaslub, beberapa orang yang tidak dikenal sudah datang ke kantor Kadin. Setelah munaslub digelar dan ditetapkannya Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin, Arsjad tidak boleh lagi berkantor di Kadin.

Baca juga : Mengemudikan Helikopter di Area Perhutanan

"Teman-teman (karyawan) di sana waktu kita mau ambil barang, ada yang bilang ini kami bawa kuasa. Ada seorang pribadi kuasanya. Kuasa pribadi karena katanya lantai tersebut memang milik pribadi tersebut, orang tersebut," katanya.

Arsjad mengaku telah mengambil barang-barangnya di kantor Kadin tersebut. Ia mengaku tidak mengalah, tetapi hanya tidak ingin situasi berubah menjadi keributan.

"Kita tidak mau ada keributan. Malu. Kita ini pengusaha. Kita ini bukan preman," katanya.

Arsjad menduga ada individu atau kelompok orang yang tidak menginginkan dirinya menjadi Ketua Umum Kadin. Namun, ia tidak membeberkan pihak tersebut. Arsjad mengatakan sebaiknya kisruh di Kadin bisa diselesaikan secara internal tanpa dipolitisasi lebih jauh.

"Saya bilang ini bukan urusan politik. Ini menurut saya adalah perihal sebuah orang, keluarga, atau perorangan yang menginginkan ini terjadi. Apakah itu individu, kelompok, atau keluarga? Saya enggak mengacu ke siapa-siapa. Cuma saya mengatakan itulah indikasi-indikasi yang ada. Intinya adalah ini perihal pribadi, saya selalu katakan," katanya.

 

Jangan dipolitisasi

Arsjad membantah pelengserannya dari kursi nomor satu di Kadin terkait dengan posisinya ketika Pilpres 2024 yang berlawanan dengan Prabowo Subianto yang merupakan presiden terpilih. Saat itu Arsjad menjadi ketua tim pemenangan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

"Dan janganlah dipolitisisasi. Kenapa? Karena ingin dibawa selalu ke politik. Dan dikatakan ini karena memang waktu saya sebagai ketua salah satu paslon, misalnya. Enggak, kok. Jelas Pak Prabowo juga mengatakan mari kita bergotong royong. Pak Jokowi mengatakan continuation process yang terjadi," katanya.

Selain itu, Arsjad membantah keberadaannya di Kadin akan membuat organisasi tersebut berseberangan dengan pemerintah. Ia mengaku Kadin akan menjalin komunikasi dengan pemerintah dan mendukung program yang akan berjalan.

"Saya bertemu dengan Pak Jokowi, kita mengobrol. Menteri-menteri bekerja, saya bertemu dengan menteri, program kita berjalan. Terus kalau dibilang tidak harmonis dengan Pak Prabowo, kami bekerja dengan tim ekonominya, kami sudah buat lembaga gizi untuk mendukung yang namanya program Pak Prabowo ke depan," katanya.

Arsjad mengatakan Kadin berfokus bagaimana menuju Indonesia emas 2045 dan pertumbuhan ekonomi mencapai 8%. Ia mengaku Kadin akan melakukan koordinasi dan komunikasi agar tujuan tersebut tercapai.

"Makanya kami sekarang melakukan proses orientasi kepada legislatif yang ada di provinsi-provinsi. Insya Allah nanti untuk yang pusat juga. Lalu nanti dengan eksekutif. Untuk bicara dengan gubernur dan wali kota dan bupati. Untuk menjalankan konteks ekonominya. Ini Indonesia, challenges apa yang ada. Kita fokus pada itu," katanya.

Arsjad heran dirinya didongkel dari jabatan Ketua Umum Kadin. Ia mengaku tidak ingin bertahan terus sebagai pemimpin, tapi hanya ingin Kadin berjalan sesuai dengan AD/ART yang berlaku.

"Saya tidak pernah menghalangi dan saya tidak gila dengan jabatan. Tapi yang saya pertahankan ini ada konstitusi di Kadin. AD/RT-nya. Pegangannya, kan, itu. Apa pun yang mau kita lakukan, monggo, mari. Kita lakukan sesuai dengan AD/ART yang ada," katanya.

 

Rumor tentang Anindya Bakrie

Arsjad menanggapi isu yang beredar bahwa terpilihnya Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin berkat dorongan dari Aburizal Bakrie yang merupakan ayah dari Anindya. Ia mengaku tidak mengetahui rumor tersebut. Yang jelas, kata Arsjad, kalau ada keinginan dari Aburizal, hal tersebut merupakan kewajaran.

"Mungkin menginginkan anaknya menjadi ketua umum. Mungkin iya. Tapi, kan, kalau orang ingin sesuatu, boleh-boleh saja. Iya, dong. Keinginan boleh, tapi yang penting buat saya bukan itu, bang. Yang penting bahwa siapa pun yang ingin menjadi ketua, silakan. Terbuka. Tapi ikut proses," katanya.

Arsjad mengaku tak mempermasalahkan pergantian kepemimpinan di Kadin asalkan melalui aturan yang berlaku. Ia tidak ingin pemimpin terpilih lahir dari dengan mengabaikan aturan yang ada.

"Kita pengin semua ini kesatuan dan persatuan. Artinya, jangan sampai Anindya Bakrie kehilangan muka. Begitu. Buat saya penting bahwa semua harus dijaga karena yang kita inginkan bukan apa-apa. Kita ingin bersatu," katanya.

Lebih lanjut Arsjad mengatakan dirinya bersurat kepada Presiden Joko Widodo tentang polemik yang terjadi di Kadin saat ini. Ia mengatakan Kepala Negara sebaiknya mengetahui yang terjadi di Kadin sebagai lembaga independen.

"Ini ada kejadian. Dinamika yang terjadi. Kan, saya harus laporkan, engak bisa hanya menonton Presiden. Harapnya menonton di TV,kan, Bang. Ini kita jelaskan. Saya menjelaskan dari dinamika dan saya dengan demikian minta pemerintah untuk ikut membantu," katanya.

Arsjad mengaku tidak berupaya memojokkan atau mencari dukungan dari Presiden Jokowi dalam polemik di Kadin. Ia hanya ingin menjelaskan apa yang terjadi dan bagaimana AD/ART yang ada di Kadin.

"Saya enggak mencari backing, Bang. Di sini saya hanya menegakkan proses hukum. Undang-undang. Anggaran dasar Kadin. That's it," katanya.

Itulah cuplikan pernyataan Arsjad soal kisruh di Kadin. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, Anda bisa menonton program Kick Andy di Metro TV yang tayang pada Minggu (22/9). (M-4)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya