Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Jurnalis Prancis ini Investigasi dan Ungkap Perilaku Buruk Polisi

Abdillah Marzuqi
05/9/2020 09:00
Jurnalis Prancis ini Investigasi dan Ungkap Perilaku Buruk Polisi
Wartawan Prancis, Valentin Gendrot(JOEL SAGET / AFP)

JURNALIS Valentin Gendrot menghabiskan hampir enam bulan sebagai petugas polisi di distrik utara Paris yang dikenal keras. Gendrot menggambarkan adanya kebiasaan petugas bertindak tanpa konsekuensi hukum.

Bahkan, Gendrot berani menyebut kekerasan itu begitu sering terjadi. Ia menggambarkan kejadian ketika ia dipaksa membantu memalsukan bukti pemukulan petugas pada seorang remaja.

"Hanya sebagian kecil petugas yang melakukan kekerasan ... tetapi mereka selalu melakukan kekerasan," ujarnya seperti dilansir TheGuardian, Jumat (4/9).

Gendrot juga menyebut aksi rasisme verbal yang kerap dilontarkan aparat.

“Sungguh mengejutkan saya mendengar petugas polisi, yang merupakan perwakilan negara, menyebut black, arab atau migran 'bajingan', tetapi semua orang melakukannya,” katanya.

Tak hanya soal perbuatan polisi, Gendrot juga mengungkap betapa polisi dilatih dan dibayar dengan buruk. Para polisi juga menderita stres akut. Mereka harus menghadapi permusuhan dan kekerasan tiap hari. Akibatnya, mereka depresi dan bunuh diri.

Dalam bukunya Flic (Cop) yang baru saja terbit, Gendrot mengungkapkan seragam dan senjata yang diperolehnya hanya setelah tiga bulan pelatihan. Ia pun ditugasi patroli keamanan. Gendrot juga menyaksikan petugas menyerang anak-anak.

Ada pula semacam sistem klan, pejabat tinggi melindungi petugas di bawahnya yang mengarah pada rasa impunitas.

“Di komisariat saya ada komentar rasis, homofobik, dan garang setiap hari. Mereka berasal dari kolega tertentu dan ditoleransi atau dibiarkan," imbuhnya.

Buku Flic diterbitkan Editions Goutte d'Or. Perusahaan itu hanya menerbitkan tiga buku setahun. Flic dicetak di Slovenia dan diterbitkan diam-diam. Toko-toko buku di Prancis memesannya tanpa mengetahui detail isinya.

Dilansir dari The Guardian, Gendrot bekerja di surat kabar dan radio lokal setelah lulus dari perguruan tinggi jurnalistik. Ia tercatat pernah melakukan beberapa peliputan investigasi, termasuk bekerja di lini produksi Toyota dan di supermarket Lidl.

“Saya ingin menyamar di kepolisian sehingga saya bisa menunjukkan apa yang tidak pernah kami lihat. Di Prancis ada dua tabu besar: kekerasan dan malpraktek polisi, dan bunuh diri. Di Prancis, ada orang yang menyukai polisi atau membenci mereka. Saya pikir itu lebih bernuansa,” katanya.

“Buku ini bukan anti polisi. Itu adalah kisah faktual dari kehidupan sehari-hari seorang petugas polisi di distrik Paris yang sulit," pungkasnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya