Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Wabah Reda, Murid di Selandia Baru Kembali Bersekolah

Adiyanto
18/5/2020 17:02
Wabah Reda, Murid di Selandia Baru Kembali Bersekolah
Pemerintah Selandia Baru mulai Senin (18/5) kembali mengijinkan kegiatan belajar di sekolah(Marty MELVILLE / AFP)

Setelah hampir dua bulan belajar di rumah, ratusan ribu anak-anak di Selandia Baru, hari ini (Senin, 18/5) kembali ke sekolah. Wajah anak-anak itu tampak ceria karena bisa bertemu lagi dengan teman sekelas. Sementara  para guru sibuk mengingatkan pesankepada para murid  tentang pentingnya jarak sosial dan mencuci tangan untuk memerangi virus korona.

Menteri Pendidikan Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan kembalinya manusia ke lingkungan yang bising dan ramai,  pastinya akan membuat mereka mengalami culture shock, termasuk anak-anak.

"Pesan kami adalah aman untuk mengirim anak-anak kembali ke sekolah. Kami ingin mereka mengejar ketinggalan selama masa lockdown," katanya kepada wartawan seperti dikutip AFP.

Di Selandia Baru, yang berpenduduk kurang lebih lima juta jiwa, ada 1.149 kasus covid-19 dengan 21 kematian. Keberhasilan mereka menekan kasus ini,sebagian besar disebabkan oleh aturan lockdown yang ketat sejak akhir Maret lalu.

Sebagian besar pembatasan wilayah di negara itu berakhir Kamis lalu, tetapi sekolah diberi waktu ekstra karena sulitnya menerapkan protokol kesehatan di kalangan anak-anak.

Saat hari pertama masuk sekolah, alih-alih mengantar anak-anak mereka ke kelas, para orang tua malah cuma mengedrop mereka sampai di area "kiss and go” (cium dan pergi) yang merupakan area batas mengantar para murid.  Padahal, pihak sekolah, terutama untuk anak usia dini, sebetulnya perlu mencatat rincian kontak pribadi para murid selama ini.

Ada perasaan campur aduk yang dialami anak-anak itu untuk memulai kembnali belajar di kelas. Dua bersaudara Charlotte dan Lucy McKenzie, misalnya, mengaku karantina di rumah yang terlalu lama sangat membosankan dan menjengkelkan. Namun, mereka juga menghargai  sisi positifnya karena tidak harus bangun pagi dan punya lebih banyak waktu luang daripada biasanya.

Ibu mereka, Tanya, mengaku memiliki beberapa masalah kesehatan. "Saya sedikit gugup kalau wabah ini bakal datang lagi. Tetapi, saya percaya informasi yang kami dapatkan dari pemerintah dan dari departemen kesehatan, kami mampu mengalahkannya." (M-4)

)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya