Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DUA lubang koronal raksasa yang terdeteksi di permukaan Matahari diprediksi dapat mempengaruhi cuaca luar angkasa dan berdampak pada Bumi pada awal Februari 2025.
Citra satelit terbaru dari NOAA menunjukkan adanya dua lubang koronal, yaitu area di permukaan Matahari yang memiliki sedikit plasma dan memungkinkan angin matahari keluar dengan kecepatan tinggi. Para ilmuwan di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) NOAA kini tengah memantau lubang koronal yang lebih besar di Belahan Bumi Utara serta lubang yang lebih kecil dan lebih sempit di Belahan Bumi Selatan.
"Keduanya diperkirakan akan menghasilkan lingkungan angin matahari yang lebih kuat dan tidak stabil mulai Februari. Namun, model kami menunjukkan bahwa lubang koronal di bagian utara kemungkinan akan memberikan dampak lebih besar," kata ungkap Shawn Dahl, koordinator layanan di SWPC NOAA.
Lubang koronal dapat menyebabkan peristiwa cuaca luar angkasa yang dikenal sebagai aliran berkecepatan tinggi dari lubang koronal (CH HSS).
Fenomena ini berpotensi memicu Cahaya Utara (Aurora Borealis) yang terlihat di beberapa wilayah di Bumi.
SWPC NOAA menilai badai matahari dalam lima tingkat, di mana level lima merupakan kondisi cuaca luar angkasa paling ekstrem dan langka.
Berdasarkan perkiraan terbaru pada Selasa, 1-3 Februari 2025, ada kemungkinan kondisi aktif dengan skala mendekati G1, yaitu badai geomagnetik tingkat pertama.
Jika aliran koronal berkecepatan tinggi menghantam Bumi, maka kemungkinan akan terjadi badai geomagnetik kecil (G1).
Dalam kondisi ini, Cahaya Utara dapat terlihat di beberapa wilayah utara serta Upper Midwest di Amerika Serikat.
Fenomena ini juga dapat berpengaruh pada komunikasi radio, navigasi satelit, serta sistem listrik di beberapa daerah.
Namun, badai kategori G1 umumnya tidak menimbulkan gangguan signifikan bagi aktivitas manusia.
Tetap pantau perkembangan terbaru dari NOAA dan SWPC untuk mengetahui potensi dampak lebih lanjut dari badai matahari ini. (Meteo24/Z-10)
Badai tropis Erin meningkat menjadi kategori 1 menuju Karibia Timur Laut.
BMKG memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat akan melanda beberapa wilayah Indonesia pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Warga DKI Jakarta hari ini, Kamis 14 Agustus 2025, bisa menyiapkan agenda luar ruang tanpa khawatir hujan.
Masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di DKI Jakarta masih diimbau untuk waspada terhadap kondisi cuaca.
Imbauan untuk hati-hati kepada masyarakat DKI Jakarta yang berangkat beraktivitas di pagi hari ini, Selasa 12 Agustus 2025.
Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca di wilayah ibu kota hari ini akan didominasi hujan ringan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved