Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DUA lubang koronal raksasa yang terdeteksi di permukaan Matahari diprediksi dapat mempengaruhi cuaca luar angkasa dan berdampak pada Bumi pada awal Februari 2025.
Citra satelit terbaru dari NOAA menunjukkan adanya dua lubang koronal, yaitu area di permukaan Matahari yang memiliki sedikit plasma dan memungkinkan angin matahari keluar dengan kecepatan tinggi. Para ilmuwan di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) NOAA kini tengah memantau lubang koronal yang lebih besar di Belahan Bumi Utara serta lubang yang lebih kecil dan lebih sempit di Belahan Bumi Selatan.
"Keduanya diperkirakan akan menghasilkan lingkungan angin matahari yang lebih kuat dan tidak stabil mulai Februari. Namun, model kami menunjukkan bahwa lubang koronal di bagian utara kemungkinan akan memberikan dampak lebih besar," kata ungkap Shawn Dahl, koordinator layanan di SWPC NOAA.
Lubang koronal dapat menyebabkan peristiwa cuaca luar angkasa yang dikenal sebagai aliran berkecepatan tinggi dari lubang koronal (CH HSS).
Fenomena ini berpotensi memicu Cahaya Utara (Aurora Borealis) yang terlihat di beberapa wilayah di Bumi.
SWPC NOAA menilai badai matahari dalam lima tingkat, di mana level lima merupakan kondisi cuaca luar angkasa paling ekstrem dan langka.
Berdasarkan perkiraan terbaru pada Selasa, 1-3 Februari 2025, ada kemungkinan kondisi aktif dengan skala mendekati G1, yaitu badai geomagnetik tingkat pertama.
Jika aliran koronal berkecepatan tinggi menghantam Bumi, maka kemungkinan akan terjadi badai geomagnetik kecil (G1).
Dalam kondisi ini, Cahaya Utara dapat terlihat di beberapa wilayah utara serta Upper Midwest di Amerika Serikat.
Fenomena ini juga dapat berpengaruh pada komunikasi radio, navigasi satelit, serta sistem listrik di beberapa daerah.
Namun, badai kategori G1 umumnya tidak menimbulkan gangguan signifikan bagi aktivitas manusia.
Tetap pantau perkembangan terbaru dari NOAA dan SWPC untuk mengetahui potensi dampak lebih lanjut dari badai matahari ini. (Meteo24/Z-10)
Air laut pasang (rob) tersebut berdampak terhadap sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Kamis 24 Juli 2025. Cuaca diperkirakan akan cukup bersahabat.
Air laut pasang di perairan utara Jawa Tengah, lanjut Sediyanto, akan berdampak kembali terjadinya banjir rob di sejumlah daerah di Pantura seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, dan Demak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, langit ibu kota cerah dari pagi hingga malam, pada Rabu 23 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 22 Juli 2025.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Senin 21 Juli 2025. Sebagian besar cuaca di kawasan ibu kota bakal didominasi awan tebal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved