Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
NASA mencetak sejarah baru dengan keberhasilan misi Parker Solar Probe, yang berhasil mendekati Matahari lebih dekat daripada pesawat antariksa mana pun sebelumnya dan tidak terbakar oleh panasnya matahari.
Kamis (26/12), tepat pukul 05:00 GMT, sinyal dari Parker Solar Probe akhirnya diterima NASA setelah beberapa hari tanpa komunikasi. Sinyal tersebut menandakan pesawat ruang angkasa itu berhasil bertahan dari tantangan ekstrem saat mendekati Matahari, menjadikannya salah satu pencapaian paling berani dalam eksplorasi luar angkasa.
Pesawat antariksa itu berada pada jarak hanya 3,8 juta mil (sekitar 6,1 juta km) dari permukaan Matahari, atau sekitar 4 cm jika diibaratkan Matahari dan Bumi berjarak satu meter. Ini adalah rekor terdekat yang pernah dicapai manusia terhadap bintang pusat tata surya kita.
Selama perjalanan epiknya, Parker Solar Probe meluncur dengan kecepatan luar biasa hingga 430.000 mph (692.000 km/jam). Kecepatan ini setara dengan menempuh perjalanan dari London ke New York dalam waktu kurang dari 30 detik.
Dengan suhu lingkungan mencapai 1.400°C, wahana tersebut dilengkapi dengan perisai panas komposit karbon setebal 11,5 cm untuk melindungi peralatannya dari kerusakan akibat radiasi tinggi dan panas brutal.
Namun, bukan hanya teknologi canggih yang membuat misi ini berhasil. Strategi "masuk dan keluar" yang cepat menjadi kunci bagi Parker Solar Probe untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem Matahari.
Misi ini bertujuan menjawab berbagai pertanyaan mendalam tentang Matahari yang masih menjadi misteri, termasuk alasan mengapa atmosfer luar Matahari atau korona jauh lebih panas daripada permukaan bintang itu sendiri.
"Permukaan Matahari bersuhu sekitar 6.000°C, tetapi korona, yang lebih jauh dari permukaan, bisa mencapai jutaan derajat Celsius," jelas Dr. Jenifer Millard, astronom dari Fifth Star Labs. "Ini adalah teka-teki yang belum terpecahkan, dan data dari Parker Solar Probe diharapkan dapat memberikan jawabannya."
Selain itu, misi ini juga berfokus pada studi angin matahari partikel bermuatan yang terus-menerus keluar dari Matahari. Ketika partikel ini berinteraksi dengan medan magnet Bumi, mereka menciptakan fenomena aurora yang indah. Namun, cuaca luar angkasa ini juga memiliki potensi merusak jaringan listrik, sistem komunikasi, dan satelit.
Selama periode pendekatan terdekat ini, NASA menghadapi masa-masa penuh ketegangan karena Parker Solar Probe tidak dapat berkomunikasi akibat medan radiasi intens di sekitar Matahari. Namun, tim di NASA tetap optimis terhadap keberhasilan misi ini.
"Saya sempat khawatir, tetapi kami yakin dengan desain Parker Solar Probe yang dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem," ujar Dr. Nicola Fox, kepala sains NASA.
Saat sinyal kembali diterima, tim NASA menyambut kabar tersebut dengan sukacita. Pesan singkat berbentuk simbol hati hijau dari tim misi menandakan bahwa wahana kecil ini tetap berfungsi dengan baik meskipun menghadapi tantangan luar biasa.
Diluncurkan pada 2018, Parker Solar Probe telah 21 kali mendekati Matahari, tetapi pencapaian pada malam Natal ini menjadi tonggak sejarah baru.
Dengan data yang terus dikumpulkan, para ilmuwan berharap dapat meningkatkan pemahaman tentang mekanisme Matahari, melindungi Bumi dari dampak cuaca luar angkasa, dan membuka jalan bagi eksplorasi bintang lain di masa depan. (Space/BBC/Z-3)
Teleskop Surya Daniel K. Inouye berhasil mengambil gambar paling tajam dari permukaan matahari, mengungkap striasi halus akibat medan magnet skala kecil.
Ilmuwan berhasil menangkap citra korona Matahari dengan resolusi tertinggi berkat sistem optik adaptif terbaru pada Teleskop Surya Goode.
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Filamen matahari sepanjang 1 juta km meletus dramatis picu CME besar 12 Mei. Untungnya, letusan ini tidak mengarah ke Bumi, tapi tetap jadi sorotan ilmiah.
Penelitian terbaru NASA menunjukkan permukaan Bulan dapat menghasilkan dan mengisi ulang molekul air melalui bantuan angin matahari, yang membawa ion hidrogen bermuatan positif.
Meskipun Matahari jelas menjadi pusat dari Tata Surya, pemahaman terbaru tentang gerak planet menunjukkan hal yang menarik: ternyata, Bumi tidak benar-benar mengelilingi Matahari.
Wahana antariksa Parker Solar Probe milik NASA berhasil menyelesaikan terbang dekat keduanya dengan Matahari pada 22 Maret 2024.
Parker Solar Probe, pesawat luar angkasa NASA, akan terbang dalam jarak terdekatnya dengan matahari pada malam Natal, yakni 3,8 juta mil dari permukaan bintang tersebut.
Pada malam Natal, NASA's Parker Solar Probe akan mencetak rekor baru dengan mendekati permukaan matahari sejauh 3,8 juta mil dengan kecepatan mencapai 430.000 mph.
Pada 6 November, Parker Solar Probe milik NASA melintas 376 km dari permukaan Venus untuk melakukan manuver gravitasi yang memungkinkan orbitnya lebih dekat ke matahari.
Pada Rabu, 6 November, NASA's Parker Solar Probe akan menyelesaikan manuver terakhirnya mengelilingi Venus, yang mendorongnya ke jalur terdekat menuju Matahari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved