Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

SwRI dan Nasa Ungkap Mekanisme Pemicu Letusan Matahari

Bimo Aria Seno
21/8/2025 09:12
SwRI dan Nasa Ungkap Mekanisme Pemicu Letusan Matahari
Ilustrasi rekoneksi magnetik.(SwRI)

SETELAH puluhan tahun lamanya penyebab letusan matahari menjadi misteri, kini, untuk pertama kalinya, NASA melalui wahana Parker Solar Probe berhasil membuktikan proses rekoneksi magnetik yang menjadi pemicunya.

Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Southwest Research Institute (SwRI) berhasil mengonfirmasikan teori lama tentang rekoneksi magnetik, mekanisme pelepasan energi magnetik yang memicu letusan matahari, ejeksi massa korona, dan fenomena cuaca antariksa. Bukti ini diperoleh dari data Parker Solar Probe (PSP) milik NASA, satu-satunya wahana antariksa yang pernah menembus atmosfer atas matahari.

Rekoneksi magnetik berlangsung saat garis medan magnet pada plasma terputus kemudian terhubung kembali, sehingga melepaskan energi dalam jumlah besar. Aktivitas semacam ini dapat menimbulkan gangguan teknologi di bumi, mulai dari mempengaruhi satelit, sistem komunikasi, hingga jaringan kelistrikan. Oleh karena itu, model rekoneksi yang lebih akurat penting untuk meningkatkan prediksi cuaca antariksa.

“Rekoneksi terjadi di berbagai skala, mulai dari plasma di matahari, magnetosfer bumi, hingga fenomena kosmik,” terang Dr. Ritesh Patel, peneliti SwRI. Ia menambahkan, rekoneksi di korona matahari sebelumnya hanya terdeteksi lewat citra dan spektroskopi, sedangkan pengamatan langsung baru dimungkinkan sejak peluncuran Parker Solar Probe pada 2018.

Pada 6 September 2022, PSP melakukan pendekatan terdekatnya ke matahari dan melintasi letusan besar. Wahana itu berhasil merekam sifat plasma dan medan magnet dengan detail untuk pertama kalinya. Diagnostik in-situ PSP, yang dilengkapi pengamatan Solar Orbiter milik Badan Antariksa Eropa (ESA), mengonfirmasi bahwa wahana tersebut melewati wilayah rekoneksi aktif di atmosfer matahari.

Menurut Patel, temuan itu telah memvalidasi model numerik yang dikembangkan selama puluhan tahun, meski masih menyisakan ketidakpastian. Penemuan ini memperkuat hasil penelitian misi Magnetospheric Multiscale (MMS) NASA, yang mempelajari rekoneksi dalam skala kecil di dekat Bumi.

SwRI kini meneliti lebih lanjut apakah rekoneksi di matahari juga ikut dipengaruhi oleh turbulensi, fluktuasi, atau gelombang medan magnet. “Memahami proses ini dapat membantu memprediksi aktivitas matahari lebih akurat sekaligus memperluas pemahaman kita tentang lingkungan antariksa dekat Bumi,” ujar Patel.

Parker Solar Probe merupakan bagian dari program NASA “Living with a Star” yang berfokus pada interaksi matahari dan bumi. Program ini dijalankan oleh Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, atas nama Direktorat Misi Sains NASA di Washington. Sementara perancangan, pembangunan, pengembangan dan operasional wahana ditangani Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins. (sciencedaily/swri/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya