Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PADA 6 November, Parker Solar Probe milik NASA melintas 234 mil (376 kilometer) dari permukaan Venus. Manuver yang menggunakan bantuan gravitasi itu mencuri sebagian momentum Venus untuk mengubah orbitnya sehingga bisa lebih dekat lagi ke matahari.
Parker Solar Probe telah beberapa kali mendekati matahari, tetapi kali ini adalah yang terdekat, hanya sejauh 3,8 juta mil (6 juta km) dari permukaan matahari. Jarak ini kurang dari sembilan kali radius matahari. Saat mencapai titik terdekat, wahana ini melaju dengan kecepatan hampir 435.000 mph (700.000 km/jam), menjadikannya objek tercepat yang pernah dirancang manusia, setara dengan 0,06% kecepatan cahaya.
Misi Parker Solar Probe bertujuan menyelidiki misteri korona matahari, lapisan atmosfer luar yang memiliki suhu jutaan kelvin, jauh lebih panas dibandingkan fotosfer (permukaan matahari) yang hanya beberapa ribu kelvin. Fenomena ini menyerupai bola lampu yang terasa hangat, tetapi udara di sekitarnya ribuan kali lebih panas.
Proses pemanasan korona tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme transfer panas biasa, karena akan melanggar hukum kedua termodinamika. Fenomena ini melibatkan medan magnet, yang memainkan peran dinamis dalam fisika korona.
Helium juga memiliki peran penting; pada suhu rendah, helium sebagian terionisasi sehingga memancarkan radiasi dan menjaga suhu stabil. Ketika suhu meningkat, helium sepenuhnya terionisasi, membuatnya lebih sulit memancarkan radiasi dan lebih efektif menjebak panas.
Parker Solar Probe dilengkapi dengan empat perangkat instrumen utama: FIELDS, WISPR, IS-O-IS, dan SWEAP. Instrumen ini bekerja bersama untuk mempelajari korona, angin matahari, dan fotosfer guna menghasilkan gambaran lengkap. Penelitian terbaru menunjukkan gelombang energi medan magnet yang aneh, yang disebut "switchbacks," memainkan peran penting dalam memanaskan korona.
Switchback terbentuk di fotosfer yang turbulen, tempat plasma naik dan turun. Ketika medan magnet yang lurus dan melengkung bertemu, mereka dapat terputus dan tersambung kembali, membentuk lekukan besar berbentuk S. Lekukan ini bergerak menjauh dari matahari ke korona, melepaskan energinya di sana. Para astronom percaya switchback adalah salah satu, jika bukan mekanisme utama, dalam pemanasan korona.
Penelitian ini juga penting untuk memahami cuaca antariksa, termasuk badai plasma dari matahari yang dapat memengaruhi satelit, penerbangan luar angkasa, dan jaringan listrik di Bumi. Memahami peran medan magnet di berbagai wilayah matahari memungkinkan prediksi yang lebih baik dan kesiapan menghadapi badai matahari. (Space/Z-3)
Ilmuwan menemukan tiga asteroid besar tersembunyi di orbit Venus yang berpotensi menghantam Bumi.
Saksikan konjungsi Bulan, Saturnus, dan Venus pada 23 Mei 2025 sebelum matahari terbit. Fenomena langit ini akan terlihat jelas di arah timur dan dapat diamati dengan mata telanjang.
Para peneliti secara khusus meneliti "coronae," yaitu struktur besar oval di permukaan Venus, untuk memahami aktivitas ini. Bukti baru menunjukkan bahwa banyak coronae
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Pada Jumat (25/4) pagi, langit akan menyuguhkan fenomena langka yang menyerupai wajah tersenyum, saat Venus, Saturnus, dan bulan sabit membentuk formasi segitiga menjelang fajar.
Sebuah misi luar angkasa pribadi tengah dikembangkan untuk mengumpulkan sampel atmosfer Venus dan membawanya ke Bumi guna mencari tanda-tanda kehidupan.
Teleskop Surya Daniel K. Inouye berhasil mengambil gambar paling tajam dari permukaan matahari, mengungkap striasi halus akibat medan magnet skala kecil.
Ilmuwan berhasil menangkap citra korona Matahari dengan resolusi tertinggi berkat sistem optik adaptif terbaru pada Teleskop Surya Goode.
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Filamen matahari sepanjang 1 juta km meletus dramatis picu CME besar 12 Mei. Untungnya, letusan ini tidak mengarah ke Bumi, tapi tetap jadi sorotan ilmiah.
Penelitian terbaru NASA menunjukkan permukaan Bulan dapat menghasilkan dan mengisi ulang molekul air melalui bantuan angin matahari, yang membawa ion hidrogen bermuatan positif.
Meskipun Matahari jelas menjadi pusat dari Tata Surya, pemahaman terbaru tentang gerak planet menunjukkan hal yang menarik: ternyata, Bumi tidak benar-benar mengelilingi Matahari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved