Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
Teleskop coronagraph baru saja merekam pemandangan langka: bulan melintas tepat di depan matahari. Momen unik ini direkam oleh satelit milik National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Menjadikannya salah satu foto ruang angkasa paling menarik di bulan Agustus 2025.
Untuk mengamati bagian luar dari matahari, ilmuwan menggunakan teleskop khusus bernama coronagraph. Alat ini meniru gerhana matahari. Sebuah disk penghalang dipasang untuk memblokir cahaya terang dari matahari, sehingga lapisan luar yang lebih redup bisa diamati.
Coronagraph milik NOAA, kali ini mendokumentasikan sesuatu yang berbeda. Di antara cahaya matahari yang terhalang, tampak bulan bergerak melintas tepat di depannya.
Compact Coronagraph-1 (CCOR-1), instrumen terbaru NOAA di satelit GOES-19, merekam peristiwa itu. Alat ini diluncurkan pada Juni 2024 untuk menggantikan coronagraph lama yang sudah melewati masa pakainya. Ke depannya, NOAA berencana memasang lebih banyak alat sejenis di satelit lain agar pengamatan matahari bisa berlangsung terus-menerus.
Hasil rekaman foto tersebut menyajikan visual bulan yang seakan-akan menutupi matahari. Keunikan foto ini tidak lepas dari lokasi orbit CCOR-1. Berbeda dari coronagraph sebelumnya yang ditempatkan lebih jauh di angkasa, CCOR-1 menjadi yang pertama beroperasi dari orbit geostasioner, tepat di atas khatulistiwa bumi.
Dari posisi tersebut, alat ini memiliki sudut pandang yang istimewa. Sesekali, bulan dapat masuk ke dalam frame pengamatan, sesuatu yang jarang terjadi pada coronagraph di posisi lain. Yang membuat foto ini semakin menarik, bulan tampak bulat penuh seperti purnama, padahal sebenarnya tidak.
Ilusi itu disebabkan oleh earthshine, yaitu cahaya catahari yang dipantulkan kembali oleh bumi ke permukaan bulan. Berkat resolusi tinggi CCOR-1, pantulan samar ini terekam dengan detail sehingga bulan terlihat bercahaya terang.
Fenomena tersebut menjadi pengingat, bahwa alat yang dirancang khusus untuk penelitian ilmiah bisa menyajikan kejutan visual yang menakjubkan. Meskipun tujuan utama coronagraph adalah meneliti matahari, dengan kehadiran bulan dalam rekaman memberikan perspektif baru tentang bagaimana bumi, bulan, dan matahari saling terhubung dalam satu sistem kosmik. (space/Z-2)
Dua letusan kembar tersebut menjadikan 20 Agustus sebagai salah satu hari paling dramatis dalam aktivitas matahari.
Sebuah terobosan baru di dunia sains berhasil membuktikan bahwa perangkat ringan yang digerakkan oleh sinar matahari bisa melayang sendiri di atmosfer bagian atas Bumi.
Uranus memancarkan 12,5% lebih banyak panas internal daripada panas yang diterima dari Matahari.
NASA merlisi foto permukaan matahari dengan jarak 6,1 juta kilometer menggunakan wahana antariksa Parker Solar Probe.
Teleskop Surya Daniel K. Inouye berhasil mengambil gambar paling tajam dari permukaan matahari, mengungkap striasi halus akibat medan magnet skala kecil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved