Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
WAHANA Parker Solar Probe milik NASA berhasil menyelesaikan terbang dekat keduanya dengan Matahari. Pesawat luar angkasa seukuran mobil ini melesat dalam jarak 6,1 juta kilometer dari permukaan Matahari dengan kecepatan luar biasa 692.000 kilometer per jam, menyamai rekor bersejarah yang dicapainya saat mendekati Matahari pada Malam Natal tahun lalu.
Dalam pendekatan yang terjadi pada Sabtu (22/3) ini, Parker Solar Probe kembali beroperasi secara mandiri. Empat instrumen ilmiahnya diprogram untuk mengumpulkan data tentang angin matahari dari dalam korona Matahari. Pada Selasa (25/3), wahana ini mengirimkan sinyal ke Bumi sebagai tanda kondisinya baik dan semua sistem berfungsi normal, menurut pernyataan NASA.
“Terbang dekat ini, yang kedua pada jarak dan kecepatan ini, memungkinkan wahana luar angkasa melakukan pengukuran ilmiah yang tak tertandingi terhadap angin matahari dan aktivitas terkait lainnya,” kata NASA dalam pernyataan resminya.
Para ilmuwan berharap data jarak dekat yang dikumpulkan wahana ini dapat membantu mereka memprediksi cuaca luar angkasa dengan lebih baik serta menjawab misteri lama tentang Matahari, seperti mengapa korona Matahari memiliki suhu ratusan kali lebih panas dibandingkan permukaannya saat menjalar ke luar angkasa.
“Misi inovatif ini sedang menulis ulang buku teks ilmu Matahari dengan menjelajahi tempat yang belum pernah dicapai oleh objek buatan manusia sebelumnya,” kata Administrator Sementara NASA, Janet Petro, dalam pernyataan lainnya.
Keberhasilan Parker Solar Probe dalam mencetak rekor ini menunjukkan efektivitas perisai panas khususnya, yang melindungi wahana dari panas ekstrem Matahari. Perisai ini memungkinkan komponen elektronik dan instrumennya berfungsi pada suhu ruangan.
Sebagai pengakuan atas sistem perlindungan termal yang dirancang khusus dan berbagai kemajuan aeronautika lainnya yang berkontribusi pada desain wahana ini, tim Parker Solar Probe—terdiri dari insinyur dan ilmuwan dari NASA, Johns Hopkins Applied Physics Laboratory di Maryland, serta 40 organisasi mitra lainnya di seluruh AS—baru-baru ini dianugerahi Penghargaan Robert J. Collier Trophy 2024 oleh National Aeronautic Association.
“Tim luar biasa ini berhasil mewujudkan misi sains luar angkasa yang sangat sulit, yang telah dipelajari dan dianggap mustahil selama lebih dari 60 tahun,” ujar Ralph Semmel, Direktur Johns Hopkins Applied Physics Laboratory di Maryland, dalam pernyataannya.
“Mereka melakukannya dengan memecahkan berbagai tantangan teknologi yang telah lama ada serta secara dramatis meningkatkan kemampuan penerbangan luar angkasa negara kita.”
Parker Solar Probe, yang diluncurkan pada 2018, dijadwalkan akan melakukan satu lagi terbang dekat dengan Matahari tahun ini, pada 19 Juni, dengan kecepatan dan jarak yang hampir sama. (space/Z-2)
Empat satelit PUNCH berhasil menempati posisi orbit yang direncanakan di sekitar bumi untuk mendapatkan pandangan ke arah matahari.
Misi Lunar Trailblazer NASA yang bertujuan memetakan air di Bulan berakhir setelah kehilangan kontak sehari pasca peluncuran.
Dalam studi yang dipublikasikan pada 30 Juli di jurnal Science Advances, para ahli geofisika meneliti lokasi pendaratan Apollo 17 di lembah Taurus-Littrow di Bulan.
NASA mempercepat rencananya untuk membangun reaktor nuklir bertenaga 100 kilowatt di Bulan pada 2030.
Pelajari tentang Teleskop James Webb, teleskop terbesar dan terkuat yang dikembangkan NASA.
Klaim Bumi gelap total 2 Agustus 2025 terbukti hoaks. Simak fakta ilmiah, klarifikasi NASA, dan jadwal gerhana matahari yang sebenarnya terjadi.
Uranus memancarkan 12,5% lebih banyak panas internal daripada panas yang diterima dari Matahari.
NASA merlisi foto permukaan matahari dengan jarak 6,1 juta kilometer menggunakan wahana antariksa Parker Solar Probe.
Teleskop Surya Daniel K. Inouye berhasil mengambil gambar paling tajam dari permukaan matahari, mengungkap striasi halus akibat medan magnet skala kecil.
Ilmuwan berhasil menangkap citra korona Matahari dengan resolusi tertinggi berkat sistem optik adaptif terbaru pada Teleskop Surya Goode.
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Filamen matahari sepanjang 1 juta km meletus dramatis picu CME besar 12 Mei. Untungnya, letusan ini tidak mengarah ke Bumi, tapi tetap jadi sorotan ilmiah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved