Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Air Fryer Jadi Solusi untuk Polusi Udara dalam Ruangan yang Lebih Rendah  

Thalatie K Yani
27/11/2024 12:55
Air Fryer Jadi Solusi untuk Polusi Udara dalam Ruangan yang Lebih Rendah  
Penelitian Universitas Birmingham menunjukkan penggorengan udara (air fryer) menghasilkan polusi udara dalam ruangan yang jauh lebih rendah dibandingkan metode memasak lain.  (freepik)

ALAT memasak satu ini belakangan menjadi menjadi tren bagi mereka yang ingin memulai gaya hidup sehat. Ya penggorengan udara atau air fryer kini menjadi salah satu alat memasak yang hadir di semua dapur modern. 

Ternyata tidak hanya berpengaruh pada gaya hidup. Berdasarkan penelitian terbaru, air fryer menghasilkan sebagian kecil polusi udara dalam ruangan dibandingkan metode memasak lainnya, seperti menggoreng di wajan atau deep frying.  

Memasak adalah salah satu sumber utama polusi udara dalam ruangan, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan, termasuk penyakit kardiovaskular, neurodegeneratif, dan pernapasan. Para peneliti dari Universitas Birmingham menguji lima metode memasak ayam di dapur penelitian, termasuk menggoreng di wajan, tumis, deep frying, merebus, dan menggunakan air fryer.  

Hasilnya menunjukkan air fryer memiliki tingkat emisi partikel (0,6 mikrogram/m³) dan senyawa organik volatil (VOC) yang jauh lebih rendah (20 ppb) dibandingkan metode lain. Sebagai perbandingan, menggoreng di wajan menghasilkan 92,9 mikrogram/m³ partikel dan 260 ppb VOC.  

Peneliti juga menemukan partikel dan VOC tetap berada di udara hingga lebih dari satu jam setelah memasak selesai. Mereka merekomendasikan ventilasi dapur, seperti membuka jendela atau menggunakan kipas penghisap asap, untuk mengurangi paparan polusi udara dalam ruangan.  

Prof Christian Pfrang, penulis utama penelitian ini, menekankan pentingnya menjaga ventilasi tetap terbuka setelah memasak untuk mencegah partikel menyebar ke seluruh rumah.  

"Terdapat beberapa faktor yang akan memengaruhi tingkat polusi dari proses memasak selain metode yang digunakan, termasuk jumlah minyak yang digunakan, dan suhu kompor. Namun, yang dapat kami pastikan adalah meningkatkan ventilasi di dapur dengan membuka jendela atau menggunakan kipas ekstraktor, akan membantu menyebarkan partikel polutan dan mengurangi paparan pribadi."

Untuk materi partikulat dan senyawa organik volatil (VOCs), para peneliti terus mengukur polusi setelah proses memasak selesai. Mereka mencatat tingkat polutan yang jauh lebih tinggi di dapur selama lebih dari satu jam setelah makanan dimasak, meskipun proses memasak hanya memakan waktu sekitar 10 menit.

Profesor Pfrang menambahkan: "Sangat penting untuk dipahami partikel akan tetap berada di udara untuk beberapa waktu setelah Anda selesai memasak, jadi melanjutkan ventilasi, atau menjaga kipas ekstraktor tetap menyala untuk beberapa waktu, akan sangat membantu untuk menghindari penumpukan polusi dalam ruangan ini dan mengurangi potensi polutan untuk tersebar dan didistribusikan ke seluruh rumah dengan paparan pribadi yang lebih tinggi." (science daily/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya