Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SETELAH misi pendaratan terakhir di Bulan pada 1972, hingga kini para astronaut belum kembali lagi ke sana.
Seorang astronot mengungkap alasan mengapa misi ini belum dilanjutkan meski sudah berlalu 50 tahun.
Pada tahun 1969, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mencatat sejarah sebagai manusia pertama yang menjejakkan kaki di Bulan.
Ekspedisi ini diikuti oleh lima pendaratan berawak lainnya, dengan misi Apollo 17 pada Desember 1972 sebagai pendaratan terakhir yang memecahkan banyak rekor, termasuk perjalanan luar angkasa terpanjang.
Namun, sejak itu, tak satu pun manusia kembali ke Bulan.
Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan. Apalagi, kini kita menyaksikan banyak astronot melakukan perjalanan rutin ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Ada pula astronaut yang menghadapi risiko besar dalam misi mereka, namun tetap tidak ada misi baru ke Bulan.
Menurut laporan Uniladtech, mantan Administrator NASA Jim Bridenstine menjelaskan bahwa alasan utama bukan karena keterbatasan sains atau teknologi, melainkan karena masalah politik dan anggaran.
"Jika bukan karena risiko politik, kita sudah berada di Bulan sekarang. Risiko politik inilah yang menghalangi. Program ini terlalu lama dan memakan biaya besar," jelasnya.
Seperti biasa, kombinasi politik dan ekonomi mempengaruhi eksplorasi luar angkasa. Anggaran NASA pada 2023 adalah $25,4 miliar, dan pemerintahan Presiden Biden meminta peningkatan menjadi $27,2 miliar untuk 2024.
Namun, dana tersebut harus dibagi untuk semua proyek ambisius NASA. Sebagai perbandingan, anggaran pertahanan AS untuk 2023 adalah sekitar $858 miliar.
Sebagai lembaga pemerintah, NASA sering kali bergantung pada persetujuan Kongres untuk anggarannya. Proses persetujuan yang lambat ini bisa memperlambat kemajuan proyek-proyek luar angkasa.
Astronaut Apollo 7, Walter Cunningham, pernah menyampaikan kesulitan NASA dalam mendapatkan lebih banyak dana dari pemerintah untuk mengirimkan manusia kembali ke Bulan.
"Eksplorasi berawak adalah misi luar angkasa paling mahal dan, akibatnya, paling sulit mendapatkan dukungan politik. Anggaran NASA terlalu kecil untuk melaksanakan semua misi yang kita impikan,” katanya.
Lebih dari itu, janji peningkatan anggaran oleh seorang presiden tidak selalu terwujud, karena prioritas bisa berubah seiring pergantian pemimpin.
Ironisnya, kemajuan eksplorasi ruang angkasa lebih sering terhambat oleh regulasi, anggaran, dan birokrasi pemerintah, bukan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Z-10)
Astronaut NASA Suni Williams dan Nick Hague berhasil menyelesaikan misi luar angkasa yang kompleks dan bersejarah pada 16 Januari 2025.
Dalam video tetap terlihat bagaimana pohon natal berukuran kecil terhias dengan cantik, ada juga potret miniatur boneka salju yang didesain sedemikian rupa oleh keempat astronaut.
Astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) merayakan Natal dengan dekorasi unik, makanan spesial, dan pesan hangat untuk Bumi.
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa misi Polaris Dawn yang dilaksanakan oleh SpaceX menghadapi tantangan besar sebelum melaksanakan spacewalk komersial pertama dalam sejarah.
Misi eksplorasi Venus yang telah lama dinantikan, yang mencakup tiga misi utama untuk kembali ke planet dengan suhu ekstrem ini, kembali menghadapi penundaan.
Kawah Anders’ Earthrise di Bulan digunakan wahana JUICE ESA untuk uji radar RIME sebelum menjelajah bulan-bulan es Jupiter demi mencari tanda kehidupan.
Penelitian terbaru dalam dunia astronomi mengungkapkan fakta mengejutkan: Bumi pernah memiliki hingga enam “bulan mini” sekaligus.
Meteorit Bulan Northwest Africa 16286 berusia 2,35 miliar tahun ungkap aktivitas vulkanik dan panas radioaktif yang bertahan lebih lama dari dugaan ilmuwan.
Bulan tidak jatuh ke Bumi karena keseimbangan antara gaya gravitasi dan kecepatannya yang membentuk orbit stabil. Fenomena ini juga dijelaskan dalam Al-Quran.
Penelitian terbaru mengungkap rata-rata 6 fragmen Bulan mengorbit Bumi sebagai minimoon setiap saat.
Perusahaan antariksa ispace menjelaskan kegagalan Resilience mendarat di Bulan disebabkan gangguan pada sistem laser range finder (LRF).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved