Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Manusia Punya Sensitivitas terhadap Fase Bulan Meski tak Disadari

Despian Nurhidayat
06/8/2025 10:46
Manusia Punya Sensitivitas terhadap Fase Bulan Meski tak Disadari
ilustrasi(freepik)

HORACIO de la Iglesia, seorang ahli tidur dari University of Washington, baru-baru ini memperlihatkan bahwa manusia memiliki sensitivitas terhadap fase bulan, meskipun hal tersebut kadang tidak disadari. Dalam studi ini, terdapat perbandingan antara masyarakat adat Toba/Qom di pedesaan Argentina yang minim listrik dengan mahasiswa di Seattle yang tinggal di tengah cahaya kota. 

Ditemukan bahwa kedua kelompok tersebut tidur lebih larut dan lebih sedikit pada malam-malam menjelang purnama

“Sangat mengejutkan melihat hasil serupa di kota besar seperti Seattle, di mana cahaya buatan mendominasi dan banyak mahasiswa bahkan tidak tahu kapan bulan purnama terjadi,” kata de la Iglesia dilansir dari laman University of Washington Biology Department. 

Lebih lanjut, dia juga menemukan bahwa dalam fase bulan baru atau kondisi saat bulan nyaris tak terlihat, penurunan waktu tidur juga terjadi. 

Ini mengindikasikan bahwa bukan hanya cahaya bulan yang berperan, melainkan mungkin juga gaya gravitasi bulan saat matahari, bumi, dan bulan sejajar. Meski begitu, sejauh ini belum ada bukti bahwa manusia bisa merasakan perubahan gravitasi sekecil itu. 

Di lain pihak, Psikiater Thomas Wehr dari National Institute of Mental Health melakukan studi selama 37,5 tahun terhadap 17 pasien gangguan bipolar. Ia menemukan bahwa perubahan suasana hati para pasien sering kali sinkron dengan siklus bulan, baik saat purnama maupun bulan baru. 

Wehr menduga perubahan pola tidur inilah yang memicu gejala mania, sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya. Ia juga meneliti kaitan antara siklus menstruasi perempuan dan fase bulan. 

Dalam studi yang dilakukan pada 2021 terhadap 22 perempuan, sebagian menstruasi saat bulan purnama, sebagian lainnya saat bulan baru. Namun pola ini bersifat fluktuatif dan cenderung menghilang seiring bertambahnya usia atau meningkatnya paparan cahaya buatan. 

Wehr menduga dulunya siklus perempuan mungkin secara alami selaras dengan bulan, tetapi kini telah terganggu oleh gaya hidup modern. 

Menurut Wehr, banyak studi terdahulu gagal menemukan pola karena hanya melihat potret satu waktu dari banyak orang, bukan mengikuti satu individu selama siklus bulan berlangsung. Akibatnya, pola halus yang bervariasi antarindividu sulit terdeteksi. (H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya