Headline
Seorang mahasiswa informatika membuat map Aksi Kamisan di Roblox.
Seorang mahasiswa informatika membuat map Aksi Kamisan di Roblox.
PADA 29 Agustus 2025, bulan telah memasuki fase sabit menjauh (Waxing Crescent) dengan iluminasi sekitar 35%. Fase ini menandai awal pertumbuhan cahaya bulan setelah fase bulan baru, yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
Dalam dua hari ke depan, fase penting berikutnya, yakni kuartal pertama, akan terjadi pada 31 Agustus 2025, pukul 02.25 WIB (07.25 GMT). Pada saat itu, bulan akan tampak setengah terang, menandai seperempat perjalanan orbitnya mengelilingi bumi.
Fase bulan merujuk pada perubahan tampilan bulan yang terlihat dari bumi, akibat perbedaan sudut antara bulan, bumi, dan matahari. Karena bulan tidak memancarkan cahaya, ia hanya memantulkan cahaya matahari, yang menyebabkan perubahan penampilan ini. Fase bulan berlangsung dalam siklus sekitar 29,5 hari, dan meskipun kita hanya melihat satu sisi bulan, fenomena librasi memungkinkan kita melihat hingga 60% permukaannya.
Empat fase utama: bulan baru, kuartal pertama, bulan purnama, dan kuartal terakhir, terjadi setiap sekitar satu minggu, membagi siklus bulan menjadi empat bagian besar.
Fase bulan terjadi akibat pergerakan bulan mengelilingi bumi dan perbedaan pencahayaan matahari. Bulan bergerak sekitar 12° ke timur setiap hari, mengubah posisinya terhadap matahari, sehingga bagian-bagian bulan yang berbeda terlihat lebih terang atau lebih gelap.
Fase bulan juga mempengaruhi waktu terbit dan terbenamnya bulan. Bulan bergerak ke timur, menyebabkan waktu terbitnya mundur sekitar 50 menit setiap hari. Berikut adalah waktu terbit dan terbenam berdasarkan fase bulan:
Bulan baru dan bulan purnama adalah dua titik ekstrem dalam siklus bulan. Pada bulan baru, bagian bulan yang menghadap bumi tidak diterangi matahari (0%). Sementara pada bulan purnama, seluruh permukaan bulan tampak terang (100%). Jarak antara keduanya sekitar 14 hari.
Selain mempengaruhi cahaya, fase bulan juga berperan besar dalam fenomena pasang surut laut. Tarikan gravitasi bulan menyebabkan terjadinya pasang naik (spring tide) pada fase bulan baru dan purnama, serta pasang surut (neap tide) pada kuartal pertama dan kuartal terakhir.
Pasang Purnama (Spring Tide): Terjadi saat bulan baru dan purnama, gaya tarik bulan dan matahari saling menguatkan, menghasilkan pasang tinggi maksimal.
Pasang Perbani (Neap Tide): Terjadi saat kuartal pertama dan kuartal terakhir, posisi bulan membentuk sudut 90° terhadap matahari, melemahkan gaya tariknya.
Fase bulan adalah hasil dari interaksi geometris antara bulan, bumi, dan matahari. Fase sabit menjauh pada 29 Agustus 2025, dengan iluminasi 35%, menunjukkan perjalanan bulan menuju fase kuartal pertama pada 31 Agustus. Proses ini memberikan dampak positif dalam penentuan kalender kuno dan pemahaman pasang surut laut.
Dengan mengamati fase bulan, kita menyaksikan ritme kosmik yang telah berlangsung sejak zaman purba. (Space.com/Z-10)
HORACIO de la Iglesia, seorang ahli tidur dari University of Washington, memperlihatkan bahwa manusia memiliki sensitivitas terhadap fase bulan, meskipun hal tersebut kadang tidak disadari.
Bulan memancarkan cahaya yang diterimanya dari Matahari dan dipantulkan ke Bumi. Mengapa Bulan dapat melakukan hal itu? Karakteristik apa yang dimilikinya? Berikut uraiannya.
Perubahan penampilan Bulan dari waktu ke waktu disebut fase Bulan.
Fenomena fase bulan baru pada 11 Januari 2024, hari ini, dapat meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved