Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penelitian Mengungkap Magma Kuno Sebagai Sumber Utama Elemen Tanah Jarang

Melani Pau
26/9/2024 13:02
Penelitian Mengungkap Magma Kuno Sebagai Sumber Utama Elemen Tanah Jarang
Penemuan Magma Kuno sebagai sumber energi(Ilustrasi)

PENELITIAN terbaru mengungkapkan bahwa magma kaya besi yang terdapat di gunung berapi yang telah punah bisa menjadi sumber yang signifikan untuk elemen tanah jarang.

Elemen-elemen ini sangat dibutuhkan dalam teknologi modern, termasuk dalam ponsel pintar dan sistem energi terbarukan.

Para ilmuwan menemukan bahwa magma dari gunung berapi yang sudah tidak aktif jauh lebih efisien dalam mengumpulkan logam-logam tanah jarang dibandingkan dengan magma dari gunung berapi yang masih aktif.

Baca juga : Yandex Hadirkan Teknologi Pemantau Penyebaran Abu Vulkanik

Temuan ini membuka peluang baru untuk penambangan di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara seperti China, Swedia, dan Australia yang memiliki deposit kaya akan elemen ini.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Australian National University (ANU) dan University of the Chinese Academy of Sciences, magma misterius ini kemungkinan besar mengandung unsur tanah jarang yang menawarkan metode baru untuk memperoleh logam yang sangat dibutuhkan.

Elemen tanah jarang memiliki berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari ponsel pintar, televisi layar datar, magnet, hingga kereta api dan rudal. Elemen ini juga berperan penting dalam pengembangan kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan seperti turbin angin.

Baca juga : Internet Indonesia Dukung Trafik Lebih dari 13 Tbps

Michael Anenburg dari ANU menjelaskan bahwa magma kaya besi yang membeku di gunung berapi yang telah punah memiliki efisiensi hingga seratus kali lipat lebih baik dalam memusatkan logam tanah jarang dibandingkan magma dari gunung berapi aktif.

"Kami belum pernah melihat magma kaya besi dari gunung berapi aktif, tetapi beberapa gunung berapi kuno yang berusia jutaan tahun memiliki jenis letusan yang misterius ini," jelasnya.

Tim peneliti melakukan simulasi erupsi gunung berapi di laboratorium menggunakan bebatuan yang mirip dengan magma dari gunung berapi yang sudah punah.

Baca juga : Dukung Ketahanan Pangan, Hidroponik dengan Teknologi Solar dan Kontrol Nutrisi Dikembangkan

Dengan memanaskan batuan tersebut pada suhu tinggi, mereka menemukan bahwa batuan vulkanik kaya besi ini mengandung banyak elemen tanah jarang.

Seiring meningkatnya investasi di teknologi energi terbarukan, permintaan terhadap elemen tanah jarang juga diperkirakan akan meningkat tajam, bahkan lima kali lipat pada tahun 2030.

Anenburg menjelaskan bahwa elemen tanah jarang sebenarnya tidak langka; ketersediaannya sebanding dengan timbal dan tembaga. Namun, proses ekstraksi logam-logam ini dari mineralnya sangat menantang dan mahal.

Baca juga : 5 Aplikasi yang Dapat Meningkatkan Produktivitas Kinerja Harian Anda

China memiliki deposit elemen tanah jarang terbesar di dunia, sedangkan deposit terbesar di Eropa terdapat di Swedia.

Australia juga memiliki deposit berkualitas tinggi, terutama di Gunung Weld di Australia Barat, serta beberapa deposit lainnya di dekat Dubbo dan Alice Springs.

Dengan potensi sumber daya tanah jarang yang melimpah, Australia bisa menjadi pemain utama dalam sektor energi bersih di masa depan. (Z-10)

Sumber:

  • scitechdaily.com
  • cnn.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya