Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

VBT, Teknologi Terkini untuk Menangani Skoliosis

Basuki Eka Purnama
24/7/2025 07:23
VBT, Teknologi Terkini untuk Menangani Skoliosis
Ilustrasi(Freepik)

MASA tumbuh kembang anak merupakan periode yang sangat vital. Dimulai sejak lahir hingga memasuki usia remaja, fase yang mencakup aspek fisik, kognitif, dan emosional ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan anak dan remaja dalam jangka panjang. 

Karenanya, orangtua memiliki peran penting dalam memantau proses tumbuh anak agar berjalan secara optimal.

Tidak jarang anak mengalami masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus dari orangtua. Salah satunya adalah kondisi skoliosis

"Skoliosis merupakan kelengkungan tulang belakang ke arah samping (kanan atau kiri) yang dapat terjadi pada area leher (servikal), punggung (torakal). Kondisi yang lebih sering terjadi pada anak dan remaja ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya, hingga sudah parah atau menyebabkan komplikasi, seperti nyeri punggung maupun gangguan pada organ lain yang juga mengganggu aktivitas anak dan remaja," papar Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Spine RS Pondok Indah – Pondok Indah Didik Librianto.

MI/HO--Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Spine RS Pondok Indah – Pondok Indah Didik Librianto.

Skoliosis, ungkap Didik, dapat disebabkan oleh faktor kongenital atau bawaan lahir, faktor neuromuskular atau gangguan otot dan saraf, atau bahkan tidak ketahui sama sekali penyebabnya (idiopatik). 

Menurut Didik, untuk memperbaiki lengkungan tulang belakang, dokter spesialis ortopedi konsultan spine biasanya akan memeriksa pasien terlebih dahulu untuk mengetahui derajat kelengkungan. 

Penanganan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Mengingat kondisi tulang anak dan remaja yang masih mengalami masa pertumbuhan, tindakan penanganan skoliosis yang tetap mendukung pertumbuhannya sangat dibutuhkan.

Ketika berbicara tentang skoliosis pada anak dan remaja, teknik terbaru Vertebral Body Tethering (VBT) kini menjadi sorotan di dunia medis. 

Metode ini tidak hanya efektif, tetapi juga memungkinkan pasien tetap bergerak aktif dan melanjutkan aktivitas sehari-hari tanpa kehilangan fleksibilitas tulang belakang. 

Sebagai rumah sakit pertama yang menerapkan teknik ini di Indonesia, RS Pondok Indah Group terus berinovasi untuk memberikan solusi terbaik bagi pasien skoliosis.

Definisi dan Cara Kerja VBT

VBT merupakan prosedur bedah minimal invasive yang dirancang untuk memperbaiki skoliosis, yaitu kelainan berupa kelengkungan tulang belakang tanpa mengorbankan fleksibilitasnya. 

Berbeda dengan operasi konvensional, teknik ini memungkinkan tulang belakang anak dan remaja tetap tumbuh secara normal setelah tindakan operasi. 

Proses ini melibatkan pemasangan anchor di sepanjang tulang belakang, yang kemudian dihubungkan dengan tali fleksibel atau tether. Saat anak tumbuh, tali ini bekerja untuk menyesuaikan kelengkungan dan mempertahankan keseimbangan tubuh.

Teknik ini diperuntukkan bagi pasien anak dan remaja dengan skoliosis idiopatik (skoliosis tanpa penyebab yang pasti) dengan sudut kelengkungan antara 25-65 derajat. 

VBT sangat efektif bagi mereka yang masih dalam masa pertumbuhan, di mana penggunaan brace saja tidak cukup untuk mencegah progresivitas skoliosis.

VBT Menjadi Terobosan Penting bagi Pasien Skoliosis

Teknik VBT bukan hanya mengoreksi kelengkungan, tetapi juga mencegah progresivitas skoliosis. 

Dengan penggunaan tether yang fleksibel, tulang belakang dapat tumbuh selaras dan tidak kaku. Selain itu, hasil tindakan ini bersifat permanen, sehingga pasien tidak perlu khawatir tentang kekambuhan skoliosis di masa depan.

Dengan teknik VBT, pasien kini memiliki solusi yang tidak hanya efektif, tetapi juga memungkinkan pasien menjalani kehidupan aktif dan sehat tanpa batasan.

Keunggulan VBT Dibandingkan Operasi Konvensional

Teknik VBT menawarkan banyak keuntungan dibandingkan dengan metode operasi skoliosis konvensional. Salah satu kelebihannya adalah mobilisasi dini, di mana pasien dapat bergerak lebih cepat pascaoperasi. Tulang belakang tetap fleksibel, sehingga pasien dapat kembali aktif tanpa merasa kaku. 

Selain itu, VBT termasuk tindakan minimal invasive, sehingga risiko perdarahan lebih kecil, waktu rawat inap lebih singkat, dan pemulihan berlangsung lebih cepat.

VBT paling efektif dilakukan pada anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan dan memiliki kelengkungan tulang belakang di atas 25 derajat, tetapi belum mencapai kelengkungan 65 derajat. 

Karena teknik ini bekerja dengan mengikuti pertumbuhan, semakin cepat prosedur dilakukan, maka semakin baik hasilnya. Konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi konsultan spine sangat disarankan ketika sudut kelengkungan tulang belakang mencapai minimal 25 derajat. 

Hal ini penting untuk mencegah kelengkungan bertambah parah dan memastikan pasien mendapatkan penanganan tepat waktu.

Pemulihan setelah tindakan VBT terbilang cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 3-4 hari rawat inap. Risiko komplikasi juga minimal, sehingga pasien dapat kembali ke rutinitas sehari-hari tanpa hambatan. 

Pascaoperasi, anak dapat melakukan berbagai aktivitas seperti membungkuk, melompat, atau bergerak ke samping tanpa merasakan nyeri. Bahkan, olahraga ringan tetap dapat dilakukan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya