Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Polaris Dawn: Misi Eksperimental SpaceX yang Mengubah Batas Eksplorasi Luar Angkasa

Melani Pau
25/8/2024 17:15
Polaris Dawn: Misi Eksperimental SpaceX yang Mengubah Batas Eksplorasi Luar Angkasa
Misi luar angkasa Polaris Dawn dirancang untuk menantang batas teknologi dan keselamatan. Misi ini merupakan bagian dari program yang didanai Isaacman bersama SpaceX.(space)

PADA 2021, Jared Isaacman, seorang miliarder visioner, meluncurkan misi luar angkasa pribadi yang didanai sepenuhnya dari kantongnya sendiri. Misi ini bukan hanya sekadar eksplorasi antariksa, tetapi juga sebagai ajang penggalangan dana untuk penelitian kanker anak-anak. 

Empat kru yang berasal dari latar belakang berbeda—tanpa pengalaman dalam penerbangan luar angkasa—menghabiskan tiga hari mengelilingi orbit Bumi dalam kapsul SpaceX Crew Dragon yang berukuran hanya 13 kaki.

Setelah kembali ke Bumi, Isaacman sempat berpikir bahwa petualangannya di luar angkasa sudah cukup. "Kami telah mencapai semua yang kami inginkan," dikutip dari wawancara nya bersama CNN, mencatat bahwa misi Inspiration 4 telah membuktikan siapa pun, dari berbagai latar belakang, dapat dilatih dan diberdayakan untuk melaksanakan misi ke luar angkasa. 

Baca juga : AS Bersiap untuk Meluncurkan Misi Bulan Baru pada Hari Valentine

"Saya berpikir, mungkin inilah saatnya untuk berhenti."

Namun, pikiran Isaacman mengenai akhir petualangan antariksa itu tidak bertahan lama. Pada Senin berikutnya, Isaacman dan tiga kru lainnya—termasuk teman dekatnya dan mantan pilot Angkatan Udara, Scott “Kidd” Poteet, serta dua teknisi SpaceX, Anna Menon dan Sarah Gillis—akan tiba di Kennedy Space Center di Florida untuk mempersiapkan misi luar angkasa yang lebih ambisius, lebih berbahaya, dan lebih eksperimental.

Misi yang diberi nama Polaris Dawn ini direncanakan lepas landas pada 26 Agustus, tidak sebelum pukul 3:30 pagi ET. Berbeda dengan misi-misi sebelumnya yang mungkin terkesan sebagai perjalanan luar angkasa yang menyenangkan, Polaris Dawn adalah misi uji coba yang dirancang untuk menantang batasan teknologi dan keselamatan.

Baca juga : Awak SpaceX Mendarat di Stasiun Luar Angkasa Internasional

Selama lima hari, Isaacman dan krunya akan menghabiskan waktu di dalam kapsul SpaceX Crew Dragon, terbang ke ketinggian yang belum pernah dicapai manusia sejak program Apollo NASA pada tahun 1970-an. Mereka akan berada dalam jalur orbit yang menembus sabuk radiasi Van Allen, yang menambah tingkat bahaya yang sudah ada pada misi ini.

Lebih dari itu, kru ini akan melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh astronot non-pemerintah: mereka akan membuka palka kapsul dan mengekspos diri mereka ke ruang hampa udara. Hanya baju luar angkasa baru yang dirancang oleh SpaceX dalam waktu dua setengah tahun yang akan melindungi mereka dari kekosongan luar angkasa yang mematikan.

Dengan Polaris Dawn, Isaacman tidak hanya sekadar ingin mengulangi pengalaman astronot profesional. Sebagai pendiri perusahaan layanan pembayaran Shift4 dan seorang pilot jet berpengalaman, ia berambisi untuk mendorong batas teknologi luar angkasa, membantu mendanai pengembangan perangkat keras baru, dan mengambil risiko besar dengan menjadi orang yang menguji teknologi tersebut di ruang angkasa.

Baca juga : NASA akan Teliti Kawah Hasil Tabrakan Sampah SpaceX dengan Bulan

Garrett Reisman, mantan astronot NASA yang kini menjadi konsultan SpaceX, mengapresiasi langkah Isaacman. "Jared tidak hanya bersenang-senang," katanya. "Dia ingin melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan SpaceX sebelumnya, meningkatkan kemampuan mereka, dan membawa kita lebih jauh ke luar angkasa."

Misi Polaris Dawn, yang pertama kali diumumkan pada 2022, adalah yang pertama dari tiga misi dalam Program Polaris yang didanai Isaacman bersama SpaceX. Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji teknologi yang suatu hari nanti akan diperlukan dalam misi ke bagian terdalam dari kosmos, termasuk pakaian antariksa, EVA (extravehicular activity), dan teknologi pendukung kehidupan.

Setelah peluncuran, kru akan menempuh jalur orbit yang membentang hingga 870 mil (1.400 kilometer) dari Bumi, menembus sabuk radiasi Van Allen, yang dikenal berbahaya karena konsentrasi partikel berenergi tinggi dari matahari yang terperangkap dalam atmosfer Bumi. 

Baca juga : Elon Musk Berambisi Bangun Kota Mandiri di Planet Mars

Begitu sampai di luar angkasa, kru Polaris Dawn akan segera memulai proses "pra-pernapasan" untuk mempersiapkan perjalanan luar angkasa mereka. Proses ini mirip dengan apa yang dilakukan penyelam skuba untuk menghindari penyakit dekompresi, dengan membersihkan nitrogen dari darah mereka agar tidak membentuk gelembung yang bisa mematikan saat mereka terpapar ke ruang hampa udara.

Pada hari ketiga, kru akan membuka palka Crew Dragon dan mengekspos diri mereka ke ruang hampa udara pada ketinggian sekitar 435 mil (700 kilometer) di atas Bumi. Meskipun hanya Isaacman dan Gillis yang akan keluar dari pesawat, seluruh kru akan menghadapi risiko yang lebih besar daripada misi antariksa lainnya, termasuk misi SpaceX sebelumnya yang membawa pelanggan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Selama dua setengah tahun, SpaceX dan kru Polaris Dawn telah mempersiapkan misi ini dengan berbagai pengujian dan pengembangan teknologi, termasuk pembuatan pakaian antariksa EVA yang mampu menahan kondisi ekstrem di luar angkasa. Tantangan teknis lainnya adalah memastikan wahana Crew Dragon dapat bertahan dari radiasi berat dan komponen-komponen di dalamnya tidak mengeluarkan racun saat kabin diberi tekanan ulang setelah spacewalk.

Isaacman mengakui bahwa misi Polaris Dawn memiliki risiko yang lebih besar daripada misi antariksa komersial lainnya. Namun, ia dan kru tetap bersemangat untuk menghadapi tantangan ini, yakin bahwa setiap pengujian dan pengembangan yang dilakukan akan membawa kita lebih dekat ke masa depan di mana manusia dapat hidup dan bekerja di planet lain.

Misi ini bukan sekadar perjalanan pribadi bagi Isaacman, melainkan bagian dari impian besar untuk mendorong umat manusia lebih jauh ke luar angkasa. SpaceX, di bawah visi Elon Musk, telah menjadi pelopor dalam eksplorasi luar angkasa, dan Isaacman berkomitmen untuk mendukung misi ini hingga mencapai batas-batas baru dalam penjelajahan kosmos. 

"Saya percaya kita sedang dalam petualangan paling luar biasa yang pernah ada," ujar Isaacman, "mencari jawaban tentang asal-usul kita dan tujuan kita di alam semesta ini." tambah nya. (CNN/Space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya