Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEKHAWATIRAN mengenai jarak antara Matahari dan Bumi memang sering muncul dalam diskusi ilmiah dan populer.
Pertanyaannya adalah, apakah benar Matahari semakin menjauhi Bumi? Mari kita telaah fakta-fakta ilmiah untuk menjawab pertanyaan ini.
Matahari berada dalam gerakan konstan di dalam galaksi kita, Bima Sakti.
Baca juga : Tianlin, Teleskop UV Optik Pemburu Planet Mirip Bumi di Luar Tata Surya
Ini berarti, secara keseluruhan, Matahari dan semua planet di sekitarnya, termasuk Bumi, bergerak bersama-sama mengelilingi pusat galaksi.
Namun, perubahan jarak antara Matahari dan Bumi dalam konteks ini tidak signifikan secara langsung untuk kehidupan sehari-hari kita.
Secara kosmologis, alam semesta kita memang sedang mengembang. Namun, ekspansi ini terjadi pada skala yang sangat besar, jauh di luar skala sistem tata surya kita.
Baca juga : Astronom Temukan Lubang Hitam Purba Tertua, Berusia Miliaran Tahun
Oleh karena itu, pengaruh ekspansi alam semesta pada jarak antara Matahari dan Bumi dapat diabaikan.
Berdasarkan teori gravitasi dan dinamika orbital, jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari, yang dikenal sebagai satu satuan astronomi (AU), adalah sekitar 149,6 juta kilometer.
Jarak ini cukup stabil, meskipun terdapat variasi kecil yang disebabkan oleh efek gravitasi dari planet-planet lain dan perubahan dalam orbit Bumi itu sendiri.
Baca juga : Mengenal Peta Terra Infinita yang Meyakini Bumi Datar, Mitos atau Fakta?
Perubahan ini bersifat periodik dan sangat kecil sehingga tidak mempengaruhi secara signifikan jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari.
Efek Pasang Surut: Matahari mengalami kehilangan massa akibat radiasi dan angin matahari. Meskipun jumlah massa yang hilang ini sangat kecil, secara teoritis ini dapat menyebabkan peningkatan sangat sedikit dalam jarak antara Matahari dan Bumi. Namun, perubahan ini sangat kecil dan tidak terdeteksi dalam waktu kehidupan manusia.
Evolusi Matahari: Dalam skala waktu miliaran tahun, Matahari akan mengalami perubahan signifikan dalam fase evolusinya. Ketika Matahari memasuki fase raksasa merah, volumenya akan membesar dan bisa menelan orbit Bumi. Namun, ini adalah kejadian yang masih miliaran tahun di masa depan.
Baca juga : Karakteristik Delapan Planet dalam Tata Surya Kita
Berdasarkan penjelasan ilmiah dan data yang tersedia, tidak ada bukti signifikan bahwa Matahari semakin menjauhi Bumi dalam skala waktu yang relevan bagi kehidupan manusia.
Jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari tetap stabil pada sekitar 149,6 juta kilometer dengan hanya variasi kecil yang tidak mempengaruhi kehidupan di Bumi.
Dengan informasi ini, kita dapat memahami bahwa meskipun Matahari dan Bumi terus bergerak dalam tata surya dan galaksi kita, jarak antara keduanya tetap relatif stabil dan tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan yang signifikan dalam jangka waktu dekat. (Z-10)
Referensi
Peneliti ETH Zurich berhasil memecahkan misteri zona D'' di kedalaman 3.000 km bawah Bumi.
Terdapat 14.904 satelit yang mengorbit Bumi, 60% didominasi Starlink.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Wahana antariksa Kosmos 482 milik Uni Soviet jatuh ke Bumi pada 10 Mei 2025 setelah lebih dari 50 tahun mengorbit.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
Sebuah perhitungan ilmiah yang mengejutkan mengungkapkan bahwa jika Bumi dapat dijual, harganya bisa mencapai angka US$5 kuadriliun
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Penelitian terbaru menemukan petir bisa muncul di planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut. Tapi apakah bisa mendukung kehidupan?
Saat berputar, BD 05 4868 Ab meninggalkan jejak batuan cair, mirip dengan komet berbasis lava, memberikan pandangan langka terhadap eksoplanet yang sekarat.
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved