Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Siap Diluncurkan, Satelit SATRIA-1 akan Layani 50 Ribu Titik di Indonesia

Cicilia Sinabariba
16/6/2023 19:06
Siap Diluncurkan, Satelit SATRIA-1 akan Layani 50 Ribu Titik di Indonesia
Rapat persiapan peluncuran satelit di Orlando, Florida, Amerika Serikat pada Jumat (16/6).(MGN)

SATELIT Republik Indonesia atau SATRIA-1 siap diluncurkan pada Minggu (18/06) sore waktu Florida, Amerika Serikat atau pada pagi hari waktu Indonesia. Peluncuran akan dilakukan di Space-X, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Satelit multifungsi ini akan dibawa ke posisi orbit di 146 bujur timur oleh roket Falcon-9 milik Space-X.

Kesiapan jelang peluncuran satelit SATRIA-1 ini disampaikan oleh Marsda TNI Arif Mustofa selau Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi Informasi dan Aparatur (Kominfotur) Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Kemenkopolhukam) saat menggelar rapat persiapan peluncuran satelit di Orlando, Florida, Amerika Serikat pada Jumat (16/6) siang waktu setempat. Arif menyebut bahwa peluncuran satelit ini sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan.

“Persiapan alhamdulillah masih sesuai dengan schedule dan cukup bagus. Seperti yang sudah di lauching oleh Bapak menkopolhukam selaku Plt Menkominfo tentunya mohon doa untuk kesuksesan dan kelancaran dari satelit SATRIA-1 ini,” jelas Arif.

Baca juga: Segera Meluncur, Ini Fakta Menarik Satelit SATRIA-1 Kominfo

Juru bicara Bakti Kominfo sekaligus Kepala Divisi Satelit Bakti, Sri Sanggrama Aradea menjelaskan setelah peluncuran satelit ini, butuh sejumlah tahapan agar satelit bisa mengorbit secara sempurna di titik di bujur yang sudah ditentukan. Ia menargetkan satelit ini bisa beroperasi pada Januari 2024 mendatang.

Aradea juga menyebut, setelah pihaknya melakukan rasionalisasi kebutuhan masyarakat terhadap internet, Satelit SATRIA-1 akan memenuhi kebutuhan internet masyarakat di 50 ribu titik di Indonesia, utamanya di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) dengan total kapasitas 150 gigabyte per second. Luasan cakupan internet ini berkurang dari yang ditargetkan di awal sebesar 150 ribu titik.

“Intinya yang 50 ribu itu untuk merasionalkan agar layanan satelitnya lebih optimal, karena memang untuk mendapatkan layanan ideal di 150 ribu lokasi itu di butuhkan kapasitas sebanyak 600 giga -1 terabits yang bisa dihasilkan oleh 3-4 satelit sebesar Satria-1,” ungkap Aradea.

Baca juga: SATRIA-1 Diluncurkan 19 Juni 2023, Untuk Pemerataan Akses Internet Layanan Publik

Menurutnya, angka 150 ribu titik yang sempat disampaikan pada awal proyek pembangunan SATRIA-1 merupakan hasil temuan dengan kondisi kebutuhan internet masyarakat di angka 1-megabyte persecond, sementara saat ini kebutuhan internet masyarakat meningkat sebesar 4-5 megabyte per second.

“Jadi kita berpikir rasionalitas aja ya, kalau kita berpikir pada saat itu tahun 2018 dalam rencana pita lebar kita dalam satu titik kita butuh 1 mbps, sekarang sudah tidak mungkin. Jadi, akhirmya kompensasi yang kita lakukan adalah kita mengurangi targetnya utk sementara waktu, sembari kita mengambil keputusan apakah market akan melakukan finalisasi dengan cepat atau pemerintah harus turun tangan lagi untuk membuat kapasitas satelit berikutnya,” tambah Aradea.

Sempat Tertunda

Sementara itu, Direktur Jaringan PT. Pasifik Satelit Nusantara, Heru Dwikartono, menjelaskan peluncuran satelit SATRIA-1 sempat mundur beberapa hari, hal ini dikarenakan faktor cuaca yang dapat menganggu proses peluncuran roket.

“Masalah cuaca, so far, dalam penghitungan cuaca kita itu, slot kita adalah di tanggal 18 (Juni), nanti itu di jam 6 sore. Nanti kita liat di jam 6 sore itu akan ada perubahan cuaca atau tidak. Kalau semua cuaca itu mendukung, itu kita diluncurkan saat itu juga kecuali cuaca tidak mendukung,” ungkap Heru saat ditemui dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Heru juga menyebut mundurnya jadwal peluncuran satelit ini juga karena adanya faktor teknis yaitu penyesuaian jadwal peluncuran satelit lainnya di SpaceX termasuk satelit Starlink.

"Mengenai perubahan jadwal tanggal 17 pindah ke 18, karena SpaceX itu sudah punya jadwal peluncuran kebetulan jadwal peluncuran kemarin itu tanggal 17. Karena kita biasanya ada sequence peluncuran, nah, ada masalah di sequence sebelumnya dan bisa berimpact kepada sequence selanjutnya,” jelas Heru.

Saat ini, satelit SATRIA-1 sudah dimasukkan ke dalam kapsul roket untuk dilakukan pengintegrasian, sebelum diluncurkan dan akan dibawa pada hari peluncuran menuju ke launch pad atau lokasi peluncuran.

Proyek Satelit SATRIA-1 ini merupakan proyek pembangunan satelit multifungsi yang dilakukan Pemerintah dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU. Kerjasama ini dilakukan antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) dengan badan usaha yaitu PT. Satelit Nusantara Tiga yang merupakan konsorsium dari PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN). Satelit ini juga memiliki 11 stasiun satelite di bumi yang berada di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura.

(Z-9)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya