Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Didukung IT, Nose Herbalindo Buat Sistem Anti-Pemalsuan Produk

Mediaindonesia.com
15/7/2022 19:39
Didukung IT, Nose Herbalindo Buat Sistem Anti-Pemalsuan Produk
Ilustrasi. Pencegahan pemalsuan produk dengan didukung teknologi informasi (TI).(Ist/Ilustrasi)

SEBAGAI salah satu perusahaan manufaktur kosmetik terbesar yang berlokasi di Jakarta, PT Nose Herbalindo kembali melanjutkan komitmennya dalam membuat terobosan-terobosan di dunia kosmetik Indonesia.

Kali ini, PT Nose Herbalindo bekerja sama dengan perusahaan teknologi informasi (IT) dari Hongkong dalam mengembangkan sistem anti-counterfeit untuk produk-produk kosmetik yang diproduksi di Nose Herbalindo.

“Sistem ini dikembangkan oleh Nose Herbalindo dan bekerja sama dengan perusahaan IT di Hongking yaitu HK Sense Information Technology Group co. Ltd," kata Budi Sastro, IT PT Nose Herbalindo dalam keterangan pers, Jumat (15/7)

"Pengembangan sistem anti-counterfeit ini terbilang cukup lama ya kira-kira setahun lebih baru bisa selesai dan dapat diimplementasikan ke produk-produk yang kami produksi,” tutur Budi.

Counterfeit atau pemalsuan untuk produk-produk kosmetik di Indonesia sangat sering terjadi.

“Sistem anti-counterfeit ini dikembangkan dengan tujuan untuk memastikan produk kosmetik klien yang beredar di pasaran asli dibuat oleh PT Nose Herbalindo melalui scan barcode dengan kode verifikasi yang hanya bisa digunakan satu kali saja," jelasnya.

"Sistem ini mampu menunjukkan keunikan antara tiap produk yang diterima customer. Karena customer akan mendapatkan informasi lengkap tentang proses produksi produk yang dipakainya, seperti number of batch, sumber komposisi yang digunakan, kegunaannya, hingga tanggal produksi.” terang Budi.

“Selain itu, sistem ini dirancang untuk dapat membantu meningkatkan brand communication antara customer dengan brand melalui video produk tersebut," katanya.

"Misalnya, video proses pembuatan atau video yang menjelaskan latar belakang produk. Tentu saja, sistem ini juga akan membantu meningkatkan kepuasan dari pengguna produk milik klien melalui penawaran menarik dari masing-masing brand.” tambah Budi.

Salah satu produk skincare yang banyak beredar palsu di pasaran adalah The Ordinary. Brand skincare dari Deciem, Kanada ini menawarkan produk-produk skincare untuk mengatasi berbagai masalah pada kulit.

Tingginya demand produk ini dipasaran membuat para oknum nakal mencoba untuk membuat dan menjual produk The Ordinary palsu dengan harga yang jauh lebih murah.

Lebih parahnya lagi adalah penjualan The Ordinary palsu ini banyak dilakukan melalui e-commerce, dimana pembeli tidak dapat membandingkan secara langsung kemasan produk yang asli dan palsu. 
 
Hal ini menjadi alasan utama Nose Herbalindo mengembangkan sistem anti-counterfeit dalam mencegah pemalsuan produk kosmetik milik klien.

“Konsep yang diusung dalam sistem anti-counterfeit ini sangat menarik ya. Meskipun produk dari Nose Herbalindo dapat dipastikan semuanya sudah terdaftar dalam BPOM, tapi dengan adanya sistem yang menjamin keaslian produk-produk yang kami produksi tentunya akan sangat membantu klien kami," ungkap Ayu, General Manager of Marketing PT Nose Herbalindo.

"Apalagi seperti yang kita tahu, saat ini di Indonesia banyak sekali produk kosmetik ilegal yang beredar di pasaran," ungkap Ayu, General Manager of Marketing PT Nose Herbalindo.

"Banyak sekali klien kami yang merasa tertarik untuk menggunakan sistem ini tapi kami hanya menawarkan ke beberapa klien prioritas kami,” ujar Ayu,

Salah satu klien Nose Herbalindo yang sudah menerapkan sistem ini adalah Satellite of Glow.  

“Sistem yang dikembangkan Nose sangat bermanfaat ya dalam membantu customer kami memastikan bahwa produk-produk yang mereka terima itu asli," kata Fearli, owner brand Satellite of Glow.

"Apalagi verifikasi hanya dapat dilakukan satu kali jadi kemungkinan penyalahgunaanya akan jauh lebih kecil," tambahnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya