Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MARAKNYA peredaran barang palsu di pasaran nasional mendorong pelaku industri untuk meningkatkan sistem keamanan produk mereka. Salah satu langkah strategis yang kini mulai diadopsi adalah penggunaan barcode atau QR code sebagai identitas digital untuk menjamin keaslian barang.
Direktur Utama PT Tri Sukses Jaya, Arif Sukuandi, menyampaikan, teknologi ini dinilai mampu menekan angka pemalsuan yang selama ini merugikan banyak produsen maupun konsumen. Dengan sistem verifikasi berbasis barcode, setiap produk yang beredar dapat dilacak dan divalidasi langsung oleh konsumen, sehingga potensi pemalsuan bisa diminimalkan secara signifikan.
Pihaknya, mengambil langkah progresif dengan mengintegrasikan teknologi keamanan berbasis barcode (QR code) dalam setiap produk kasur busa Inoac. Produsen kasur busa Inoac, Vita, dan Mattress Plus menggandeng distributor utama, PT Tri Sukses Jaya, menerapkan sistem verifikasi keaslian produk berbasis digital lewat Vita+Care e-Warranty. Inovasi ini difokuskan pada penggunaan QR code yang dicetak langsung pada setiap kasur dan produk yang didistribusikan ke konsumen.
“Setiap QR code mengandung data terenkripsi yang hanya dapat diakses oleh sistem resmi kami. Dengan demikian, barcode ini tidak bisa dipindai atau disalin secara sembarangan oleh pihak tidak bertanggung jawab,” ujar Arif belum lama ini.
Arif menegaskan bahwa kehadiran barcode ini bukan hanya sebagai bagian dari digitalisasi pemasaran, tetapi juga menjadi tameng utama untuk menandai dan membuktikan keaslian produk Inoac, terutama kasur busa yang banyak dipalsukan. Ia mencatat bahwa produk palsu telah menyumbang hingga 20% hingga 30% dari peredaran di pasaran, menyebabkan kerugian signifikan bagi perusahaan.
“Berdasarkan proyeksi data penjualan Maret – Mei 2025, total distribusi tahun ini bisa mencapai 700.000 unit. Bayangkan jika sepertiganya dipalsukan,” jelas Arif.
Sebelum menerapkan teknologi barcode, upaya pemberantasan pemalsuan telah dilakukan bersama aparat kepolisian, termasuk penertiban terhadap pelaku.
Namun, tanpa sistem pengamanan produk yang kuat, pemalsuan tetap berulang. Karena itu, sistem QR code ini dinilai sebagai solusi preventif yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Presiden Direktur PT Inoac Polytechno Indonesia, Fuziansyah Bachtar, menambahkan bahwa teknologi barcode ini merupakan bagian dari komitmen global perusahaan dalam menjamin mutu dan keaslian produk di setiap negara. Dengan kapasitas produksi lebih dari 1 juta unit per tahun di Indonesia, kualitas tetap menjadi prioritas utama.
“Meski konsumen selama ini tidak pernah mengeluhkan kualitas, namun dengan e-Warranty berbasis barcode, kami memberikan jaminan tambahan terhadap keaslian produk dan perlindungan bagi konsumen. Distributor kami juga tetap memberikan garansi hingga 25 tahun,” pungkas Bachtar. (Z-10)
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Indonesia memiliki sebuah capaian dalam sektor investasi digital, yakni menjadi yang terbesar di ASEAN dengan menduduki peringkat ke-2.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Di era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan telah menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Salah satunya dalam hal transaksi keuangan.
Melalui platform digital, konsumen dapat mengakses informasi terkait produk, melakukan konsultasi online gratis, serta membeli dengan cepat dan mudah.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved