Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
DI era digital, identitas bukan lagi hanya milik manusia. Identitas mesin kini menjadi bagian integral dalam ekosistem digital Indonesia—dari aplikasi perbankan, sistem pemerintahan, hingga layanan e-commerce.
Namun, menurut Country Manager CyberArk Indonesia Hendry Wirawijaya, identitas mesin yang tidak terkelola bisa menjadi pintu masuk serangan siber yang mengancam kepercayaan digital masyarakat.
CyberArk menyatakan komitmennya mendukung Strategi Nasional Keamanan Siber dan UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) dengan menghadirkan solusi identitas yang komprehensif.
“Kami mendukung tiga pilar utama pemerintah: perlindungan data, pencegahan serangan, dan mitigasi pasca insiden,” ujar Hendry. “Kami juga telah menyediakan opsi hosting lokal untuk memastikan kedaulatan data, terutama untuk sektor publik dan finansial.”
Serangan kini menargetkan kredensial, bukan hanya jaringan. Maka identitas—baik manusia, mesin, maupun AI—harus diamankan dengan sistem berlapis.
CyberArk juga mendukung otentikasi multilapis seperti pengenalan wajah, OTP, dan device binding, untuk memastikan hanya pihak yang berhak yang dapat mengakses layanan digital.
Di sektor perbankan, CyberArk telah membantu pengamanan kredensial pada platform digital dan aplikasi mobile.
Di industri telekomunikasi, solusi CyberArk mengamankan komunikasi antar aplikasi dan sistem billing pelanggan.
Sementara di sektor publik, CyberArk mendukung program e-Government dan digital ID melalui pengamanan komunikasi antarmesin (API).
CyberArk menerapkan prinsip Zero Trust—akses hanya diberikan saat dibutuhkan, dan langsung dicabut setelah selesai. Pendekatan ini diyakini mampu menekan risiko kebocoran data dan penyalahgunaan akses.
Dengan pertumbuhan AI dan komunikasi mesin yang eksponensial, penting bagi organisasi untuk bertindak sekarang,” tutup Serene. “Membangun kepercayaan digital tidak cukup dengan firewall, tapi harus dimulai dari pengamanan identitas.”
Dalam konteks pemerintahan digital, CyberArk telah terlibat dalam beberapa inisiatif penguatan keamanan layanan publik, termasuk pengamanan sistem e-KTP dan layanan administrasi digital daerah.
“Kami mendukung berbagai lembaga negara untuk membangun sistem autentikasi yang aman dan bisa dipercaya oleh publik,” jelas Hendry.
Dengan identitas sebagai fondasi sistem layanan publik, keamanan dan transparansi menjadi kunci.
CyberArk juga mengingatkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital pemerintah sangat dipengaruhi oleh bagaimana data pribadi mereka dilindungi.
“Kami percaya bahwa sistem yang aman akan menciptakan rasa aman. Dan rasa aman inilah yang akan membangun kepercayaan digital jangka panjang,” tutup Serene. (z-1)
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Pemindaian retina semakin sering digunakan untuk verifikasi identitas digital, terutama dalam aplikasi yang menjanjikan insentif seperti uang tunai atau cryptocurrency
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved