Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pandemi Jadi Akselerator Transformasi Digital di Indonesia

Ghani Nurcahyadi
15/3/2021 19:57
Pandemi Jadi Akselerator Transformasi Digital di Indonesia
Ilustrasi transformasi digital(Ilustrasi)

STUDI East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021 menunjukkan bahwa daya saing digital antarprovinsi di Indonesia makin merata. Pemerataan tersebut tampak dari kenaikan skor median indeks daya saya saing digital (EV-DCI) dari 27,9 pada 2020 menjadi 32,1 pada 2021.  

Berdasarkan temuan dari perhitungan indeks EV-DCI, ada dua faktor utama yang mendorong perkembangan dan pemerataan daya saing digital di Indonesia di tengah pandemi.  Pertama, pembangunan infrastruktur yang makin merata. Infrastruktur merupakan pilar EV-DCI dengan kenaikan skor tertinggi, yakni 7,5 poin menjadi 54,3 pada 2021. 

Sejumlah indikator yang menopang kenaikan skor ini adalah rasio desa yang mendapatkan sinyal 3G dan 4G, rasio rumah tangga yang memiliki sambungan telepon tetap, serta tingkat gangguan listrik. 

Kedua, peningkatan pengeluaran untuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mengindikasikan bahwa penduduk Indonesia di seluruh provinsi makin banyak menggunakan layanan dan transaksi berbasis digital.

Pilar pengeluaran TIK dalam indeks EV-DCI naik 6,3 poin. Sejumlah indikator yang menopang kenaikan skor ini adalah peningkatan rasio rumah tangga yang memiliki pengeluaran untuk TIK, pengeluaran rata-rata rumah tangga untuk TIK, serta balas jasa dan upah pekerja di sektor TIK. 

“Adanya pandemi sedikit mengerem pertumbuhan pesat ekonomi digital Indonesia. Namun, pandemi juga membantu mengakselerasi adopsi layanan digital di Indonesia. Seperti ketapel yang ditarik ke belakang, ekonomi digital Indonesia bakal melesat menuju era keemasan setelah setelah pandemi bisa teratasi,” kata Willson Cuaca, Co-Founder & Managing Partner East Ventures dalam diskusi virtual, Senin (15/3).

Pilar penyusun EV-DCI lainnya juga mengalami kenaikan skor. Pilar sumber daya manusia (SDM), perekonomian, kewirausahaan dan produktivitas, keuangan, serta regulasi dan kapasitas Pemda naik di kisaran 3-5 poin. Adapun pilar ketenagakerjaan naik 0,8 poin.  

Pemerataan daya saing digital Indonesia adalah hasil kerja gotong royong pemerintah, korporasi, dan startup. Wilson menambahkan,  Presiden Joko Widodo telah mendorong agar segala macam hambatan yang muncul akibat pandemi Covid-19 justru dimanfaatkan sebagai momentum dalam mempercepat transformasi digital. Teknologi adalah kunci untuk terpenting agar Indonesia lebih efisien dan produktif. 

Baca juga : Perusahaan Teknologi Butuh Mitra Membantu Transformasi Digital

“Hampir semua provinsi mengalami kenaikan skor infrastruktur. Ini sejalan dengan upaya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur digital. Kami berharap agar seluruh masyarakat Indonesia di 34 provinsi ikut menikmati era keemasan ekonomi digital Indonesia,” ujarnya.

Dalam wawancara khusus dengan tim EV-DCI 2021, sejumlah menteri dan kepala lembaga negara menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong transformasi digital di Indonesia. 

Dari hasil pemetaan EV-DCI 2021, untuk level provinsi di Indonesia, terlihat bahwa provinsi DKI Jakarta memimpin daya saing digital dengan skor EV-DCI 77,6. Kemudian diikuti Jawa Barat dengan skor 57,1, dan Jawa Timur dengan skor 48,0. Sementara itu, provinsi Papua berada di urutan terbawah dengan skor 22,0. 

Bali dan Kepulauan Riau menjadi provinsi yang mencatatkan peningkatan skor secara signifikan, bahkan menembus dominasi provinsi-provinsi dari Jawa. Bali berada di peringkat keempat dengan skor 47,7 (naik dari peringkat ketujuh dengan skor 40,6 pada tahun lalu). 

Sedangkan Kepulauan Riau naik ke peringkat ketujuh dengan peningkatan skor dari 35,9 menjadi 43,0 pada tahun ini. Pada kedua provinsi, semakin banyak penduduk yang bergantung pada internet dalam pekerjaan atau menjalankan usahanya.  

Selain itu, peningkatan skor Bali tidak lepas dari faktor infrastruktur digital di provinsi tersebut yang memiliki skor terbaik kedua setelah DKI Jakarta (82,42). Tingginya skor Infrastruktur ini didukung oleh sejumlah indikator penyusunnya, seperti rasio desa yang sudah mendapatkan sinyal 3G dan 4G.  

Naiknya peringkat dan skor ekonomi digital di daerah tersebut tidak terlepas dari faktor geografis. Faktor jarak dekat dengan Singapura membuat Kepulauan Riau, khususnya Batam menjadi salah satu tujuan investasi dari Singapura, termasuk investasi di sektor ekonomi digital. Salah satunya adalah Nongsa Digital Park, yang kini telah diisi oleh sekitar 150 perusahaan dan 1.000 pengembang teknologi dan pelaku industri kreatif. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya