Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Persejasi Sosialisasikan Walking Football sebagai Olahraga Semua Kalangan Usia

Dhika Kusuma Winata
22/7/2024 17:50
Persejasi Sosialisasikan Walking Football sebagai Olahraga Semua Kalangan Usia
Media Indonesia menerima kunjungan Persejasi pada Senin (22/7).(MI/MUHAMMAD ZEN)

PERKUMPULAN Sepak Bola Berjalan Seluruh Indonesia (Persejasi) dan Media Indonesia berkolaborasi untuk menyosialisasikan sepak bola berjalan alias walking football. Persejasi mencanangkan olahraga ini untuk semua kalangan usia.

Persejasi dan Media Indonesia meneken nota kesepahaman atau MoU untuk program sepak bola berjalan. Ketua Umum Persejasi Hendra Hartono menyatakan di Indonesia olahraga ini juga cocok dimainkan semua umur.

Di negeri asalnya yaitu Inggris, sepak bola berjalan populer dimainkan bagi orang-orang yang senior dan lanjut usia. Aturan federasi internasional IWFF mempertandingkan kategori usia di atas atau over 50's, over 60's, dan over 70's.

Baca juga : Beyond Cup 3.0, Memadukan Kompetisi Olahraga dan Seni

"Aturan internasional mempertandingkan over 50's, over 60's, dan over 70's. Di Indonesia kami belum lakukan yang over 70's karena rata-rata tidak memungkinkan," kata Hendra usai penandatanganan MoU di kantor Media Indonesia, Jakarta Barat, Senin (22/7).

"Tetapi olahraga ini juga disukai yang lebih muda dan kami boleh melakukan modifikasi itu kecuali untuk pertandingan internasional. Jadi di Indonesia bisa semua usia," imbuhnya.

Sepak bola berjalan ditujukan agar orang-orang yang berusia di atas 50 tahun tetap bugar dan terlibat dalam aktivitas sepak bola namun dengan aturan berbeda. Olahraga ini, imbuh Hendra, dapat menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan kebugaran masyarakat sekaligus terdapat sisi rekreasi.

Baca juga : Anies Janji Bakal Bangun 11 Stadion Bertaraf Internasional

Hal yang paling membedakan yaitu aturan main yang tanpa kekerasan. Pasalnya, tackling dan sliding seperti di sepak bola tradisional dilarang pada walking football

"Prinsipnya tidak boleh berlari. Lalu tidak ada kekerasan karena tidak boleh tackling dan sliding. Tagline kita zero accident," ujar Hendra.

Adapun Persejasi menjadi organisasi yang relatif baru karena terbentuk belum genap tiga tahun yaitu pada 2021. Saat ini Persejasi hadir di 22 provinsi (pengprov) dan menargetkan dalam dua tahun ke depan akan lengkap terbentuk di 38 provinsi.

Baca juga : Zaki Bangun 29 Stadion Mini dan Transformasi Persita

Dari sisi prestasi, kata Hendra, walking football juga potensial bagi lansia atau pun mantan pesepak bola untuk ikut ambil bagian. Pasalnya, Persejasi juga kerap mengirim tim untuk kejuaraan internasional.

"Kami sangat gembira dan merasa terhormat bisa bekerja sama. Kita akan berjalan bersama-sama mengenalkan olahraga ini kepada masyarakat Indonesia sehingga nanti semakin banyak orang yang bermain walking football dan menjadi salah satu pilihan olahraga yang sehat untuk semua umur terutama lansia dan senior," ucap Hendra.

Dalam waktu dekat, Persejasi juga akan menggelar turnamen antarmedia dengan target 12 media massa yang akan berpartisipasi. Turnamen direncanakan digelar September dalam momentum Hari Olahraga Nasional (Haornas).

Direktur Utama Media Indonesia Gaudensius Suhardi menyebut sepak bola berjalan sebagai sesuatu yang baru dan lerlu mendapat tempat di masyarakat. Walking football perlu disosialisasikan untuk menarik minat yang lebih luas lagi mengingat manfaatnya yang positif untuk kebugaran masyarakat. "Yang paling penting memperkenalkan olahraga ini kepada masyarakat luas," ucapnya.

Dalam kesempatan penandatanganan MoU, turut hadir jajaran Persejasi di antaranya Dewan Pembina IGK Manila. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya