JUERGEN Klopp tidak pernah membayangkan peremajaan yang ia lakukan membuat Liverpool tertatih-tatih seperti sekarang. Ketika ia memutuskan untuk melepas Sadio Mane ke Bayern Muenchen, pelatih asal Jerman itu masih yakin ada Luis Diaz yang bisa menjadi penggantinya. Apalagi untuk mengisi tempat Roberto Firmino yang mulai menua, The Reds mendapatkan penyerang muda yang ideal Darwin Nunez.
Namun, cedera yang dialami Diaz saat berhadapan dengan Arsenal pada Oktober tahun lalu membuyarkan semua harapan. Apalagi, setelah sempat pulih, penyerang sayap asal Kolombia itu mengalami cedera yang kedua.
Darwin Nunez yang diharapkan menjadi pengganti Firmino ternyata juga lamban untuk beradaptasi. Penyerang asal Uruguay itu belum seproduktif ketika bermain untuk Benfica, Portugal.
Alhasil, Liverpool terseok di setengah musim kompetisi yang sudah berjalan. Dengan 14 pertandingan yang masih tersisa, hasil terbaik yang lebih realistis untuk bisa didapat ialah menembus empat besar agar bisa tetap tampil di Liga Champions mendatang.
Namun, itu pun bukan perkara yang mudah karena semua klub berjuang ke arah sana. Salah satu ujian terberat yang harus Liverpool lewati ialah saat menjamu Manchester United, besok malam, di Anfield.
Perjuangan itu menjadi berat karena 'Setan Merah' sedang in-form. Kesuksesan pelatih Erik ten Hag membawa tim asuhannya memenangi Piala Carabao membuat para pemain Manchester United lebih percaya diri.
'Setan Merah' bukan lagi tim yang mudah menyerah, melainkan kini berubah menjadi pantang menyerah. Rabu lalu di perdelapan final Piala FA, Bruno Fernandez dan kawan-kawan kembali mampu bangkit dari ketertinggalan untuk menghempaskan West Ham United 3-1.
Sadar diri
Klopp sangat sadar 'Setan Merah' sedang dalam grafik yang meningkat. Namun, ia yakin kepada kemampuan tim asuhannya yang mulai membaik dalam empat pertandingan terakhir. Termasuk saat Rabu lalu menundukkan Wolverhampton Wanderers 2-0 di ajang Liga Primer.
“Saya tahu Manchester United sedang in-form. Namun, Minggu malam pertandingan akan berlangsung di Anfield dan pertarungan akan berjalan sangat ketat,” ancam Klopp kepada tim tamu.
Dengan Ibrahima Konate yang sudah bisa kembali menjadi pendamping Virgil van Dijk di jantung pertahanan, Klopp pantas lebih percaya diri. Apalagi, kiper Alisson Becker sudah empat kali gawangnya bersih dari kebobolan di Liga Primer.
Nunez yang sempat mengalami cedera bahu dan absen saat menghadapi Crystal Palace, tampil memuaskan saat menghadapi Wolves. Demikian pula Diogo Jota yang pulih kepercayaan dirinya setelah hanya duduk di bangku cadangan sejak Oktober tahun lalu.
Kesabaran dan kreativitas untuk menciptakan peluang menjadi kunci keberhasilan Liverpool saat menjamu 'Setan Merah'. Apalagi jika semua pemain tidak egois dan mau membagi bola kepada pemain yang lebih bebas posisinya.
Dua gol kemenangan Merseyside ke gawang Wolves tercipta karena baik Jota maupun Konstantinos Tsimikas memilih untuk memberikan umpan tarik kepada Van Dijk dan Mohamed Salah daripada menendang langsung ke arah gawang. Selama ini sering kali pemain memilih menendang langsung ke gawang karena merasa sudah berhadapan langsung dengan kiper lawan.
Menghadapi 'Setan Merah' yang kukuh di lapangan tengah, Klopp perlu memikirkan untuk menurunkan pemain yang lebih berani 'berkelahi' dan lebih segar daripada pemain kawakan. Kehadiran Stefan Bajcetic dan Harvey Elliott di lapangan tengah membuat Fabinho bisa lebih ringan tugasnya sebagai jangkar.
Dengan dua pemain yang lebih segar, Liverpool akan mampu bermain dengan tempo yang lebih tinggi. Berbeda apabila Thiago Alcantara dan Jordan Henderson yang diturunkan, yang membuat bola lebih banyak berputar-putar dan tidak mengancam pertahanan lawan.
Fokus pertandingan
Ten Hag meminta anak asuhnya untuk tidak larut dalam kegembiraan yang berlebihan setelah memenangi Piala Carabao. Dia langsung memerintahkan seluruh pemain kembali ke Carrington melanjutkan latihan menghadapi jadwal pertandingan yang ketat dalam dua pekan ke depan.
Rotasi pemain yang dilakukan Ten Hag memungkinkan Marcus Rashford, Casemiro, Raphael Varane, dan Lisandro Martinez tampil lebih segar besok malam. Itu menjadi modal berharga bagi 'Setan Merah' untuk menghadapi tekanan di Anfield.
Kecepatan para pemain sayap Manchester United menjadi ancaman bagi pertahanan Liverpool. Pemain muda asal Argentina Alejandro Garnacho bisa menjadi faktor pengubah baik sebagai starter maupun pemain pengganti.
Meski Jadon Sancho masih diragukan bisa segera pulih dan bermain, Ten Hag tidak terlalu dipusingkan karena masih memiliki Rashford, Garnacho, dan Antony yang bisa menjadi pilihan. Demikian pula sebagai ujung tombak, masih cederanya Anthony Martial bisa ditutup pemain pinjaman Wout Weghorst.
Walaupun ketajamannya masih perlu terus diasah, Weghorst mampu menjadi pengganggu yang bisa membuat pemain belakang lawan kerepotan. Saat tampil di final Piala Carabao, penyerang jangkung asal Belanda itu memainkan peran penting untuk membuyarkan konsentrasi pemain belakang lawan.
Besok malam Weghorst akan bersaing dengan rekan senegaranya, Van Dijk. Kehadiran Weghorst akan membuat kapten kesebelasan Liverpool tidak bisa leluasa keluar menyerang seperti ia lakukan saat bertemu Wolves.
Satu lagi kartu as yang membuat 'Setan Merah' berubah sekarang ini ialah Casemiro. Gelandang kawakan asal Brasil itu memiliki visi permainan yang luas dan efektif dalam bermain. Kepandaian dalam membaca permainan membuatnya bisa menjadi pemain pertama yang mematahkan serangan lawan, tetapi bisa juga menjadi pemain yang membuka kemenangan.
Meski tampil di hadapan The Kops yang fanatik, Liverpool perlu berhati-hati. Kebobolan lima kali saat menjamu Real Madrid di Liga Champions menunjukkan bahwa Anfield tidak terlalu angker lagi apabila pertahanannya terlalu longgar seperti saat itu.
Tugas berat harus dijalani dua bek sayap Trent-Alexander Arnold dan Tsimikas ataupun Andrew Robertson. Mereka tidak boleh terlalu asyik keluar menyerang karena kecepatan Rashford dan Antony bisa memorak-porandakan pertahanan The Reds. Kedua penyerang Manchester United sama karakternya dengan dua penyerang Real Madrid, Vinicius Junior dan Rodrygo, yang cepat dan tajam.
Pertandingan besok malam menarik untuk ditunggu bukan hanya karena menentukan nasib mereka di musim sekarang ini. Pertemuan mereka selalu penuh dengan emosi karena persaingan lama antara dua kota bertetangga, Liverpool dan Manchester, yang berebut untuk mengukuhkan diri sebagai kiblat persepakbolaan Inggris.