Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Unai Simon, dari Penjahat Jadi Pahlawan

Basuki Eka Purnama
29/6/2021 05:49
Unai Simon, dari Penjahat Jadi Pahlawan
Penjaga gawang timnas Spanyol Unai Simon(AFP/Martin Meissner )

KEMENANGAN mendebarkan 5-3 Spanyol atas Kroasia di babak 16 besar Piala Eropa 2020, Senin (28/6), diawali dengan mimpi buruk bagi kiper Unai Simon setelah blunder yang menghadiahkan gol kepada Kroasia tetapi berakhir dengan mimpi indah ketika penyelamatannya yang jitu pada babak perpanjangan waktu menjadi kunci kemenangan La Furia Roja.

Spanyol terlihat memegang kendali ketika Simon gagal mengontrol back pass Pedri pada menit ke-20 dan menyaksikan tanpa daya saat bola memantul melewati kakinya untuk masuk ke gawang sendiri yang membuat Kroasia unggul 1-0.

Gol itu tercipta sampai sejauh hampir 45 meter sehingga menjadi gol bunuh diri terpanjang yang pernah terjadi pada Piala Eropa dan yang pertama dari luar kotak penalti.

Baca juga: Busquets Puas Spanyol Sukses Kalahkan Kroasia

Meski begitu, rekan-rekan setim Simon, yang berusia 24 tahun itu, tetap mempercayai kiper mereka.

"Kami percaya penuh kepadanya," tegas kapten timnas Spanyol Sergio Busquets.

"Unai memiliki mentalitas yang sangat tenang tetapi di saat bersamaan dia ambisius. Saya kira, dia menunjukkan itu dengan reaksinya terhadap
gol bunuh diri lewat penyelamatan-penyelamatan yang dia lakukan. Setelah gol bunuh diri itu dia aman sekali," lanjutnya.

Simon, yang melemparkan kausnya ke arah penonton setelah pertandingan itu dan dipeluk oleh rekan-rekan satu timnya, dipuji karena tendangannya yang menghentikan bola tapi kekurangtenangannya saat menguasai bola telah memicu kritik. Kedua hal ini terlihat jelas dalam pertandingan melawan Kroasia itu.

Blundernya membuat juara Eropa tiga kali itu tertinggal sampai Pablo Sarabia menyamakan kedudukan untuk Spanyol yang meluncur ke delapan besar setelah Cesar Azpilicueta dan Ferran Torres membawa mereka unggul 3-1 sebelum kebobolan dua gol pada menit-menit terakhir.

Spanyol akhirnya menang setelah melewati perpanjangan waktu.

"Kesalahan adalah bagian dari sepak bola dan ketika itu dilakukan penjaga gawang, semua orang lebih memperhatikannya," kata Mikel Oyarzabal yang mencetak gol pada menit ke-103, tiga menit setelah Alvaro Morata mengubah skor menjadi 4-3.

"Kepercayaan kami kepada Unai tidak berubah. Saya telah terlibat dengan sangat sedikit kelompok pemain yang sebersatu atau sepercaya diri
seperti ini," imbuhnya.

Finis kacau pada masa-masa akhir pertandingan, ketika Mislav Orsic dan Mario Pasalic mencetak gol untuk menyamakan kedudukan bagi Kroasia, memberi Simon kesempatan menebus kesalahannya pada babak pertama.

Ketika Kroasia merangsek ke depan dan sepertinya akan berbaling unggul, Simon melakukan penyelamatan luar biasa guna menggagalkan tembakan tepat sasaran Andrej Kramaric pada awal perpanjangan waktu.

Penyelamatan itu melecut semangat Spanyol yang dua gol cepatnya, melalui Alvaro Morata dan Mikel Oyarzabal, merancang pertemuan perempat final dengan Swiss, yang mengalahkan juara Piala Dunia Prancis lewat adu penalti, di St Petersburg, Jumat (2/7).

"Inilah sepak bola dan segalanya bisa terjadi," kata Busquets. "Namun, yang terpenting adalah bangkit, menunjukkan mentalitas yang kuat, dan saya kira baik Unai maupun seluruh tim sudah melakukan hal itu hari ini." (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya