Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGAMAT sepak bola Ferril Raymond Hattu menilai campur tangan pemerintah tetap perlu dilakukan untuk menelurkan calon-calon anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang berkualitas saat Kongres Luar Biasa (KLB).
Pasalnya jika pemerintah tak ikut campur, dikhawatirkan pemegang jabatan tertinggi di PSSI kembali diisi sosok tak berkompeten.
"Jadi harus ada niat baik dari pemerintah karena ini sudah darurat. Kan ini kepentingan masyarakat, kepentingan bangsa, kalau timnasnya kalahan kan yang malu negara. Jadi mau tidak mau ya pemerintah. Kalau pemerintah tidak jalan, ya sudah judulnya bisa lu lagi lu lagi," katanya saat dihubungi Sabtu (23/2).
Baca juga : Masa Depan PSSI di Tangan Pemilik Hak Suara
Kendati demikian, Ferril menyadari bahwa pemerintah tidak dapat langsung berurusan dengan masalah internal PSSI.
Pemerintah hanya dalam batasan melakukan persuasi kepada pemilik suara untuk memilih sosok yang berkompeten.
"Dalam KLB ini nantinya bisa artinya dipersuasi bahwa orang-orang yang betul dan mampu harus di kepengurusan, meski pemerintah tidak bisa langsung. Tapi harus dielaborasi dulu bagaimana integritasnya, kompetensinya. Dilihat juga rekam jejaknya agar tidak memilih kucing dalam karung seperti jaman Edy (Rahmayadi) dulu. Setelah jadi gubernur terus dilepas," imbuhnya. (OL-8)
Piala Presiden 2025 menjadi tolok ukur yang penting dalam hal sepak bola di Tanah Air
PSSI resmi memproses naturalisasi Mauro Zijlstra, penyerang muda berdarah Indonesia yang saat ini bermain untuk FC Volendam. Pemain kelahiran Belanda itu keturunan dari Bandung.
KETUA Umum PSSI Erick Thohir menyatakan striker FC Volendam Mauro Zijlstra akan menjadi pemain naturalisasi terkini tim nasional.
Mauro Zijlstra mencetak 17 gol dan empat assists dari 21 penampilan untuk tim muda Volendam musim lalu.
Turnamen Piala Presiden 2025 dijadwalkan berlangsung pada 6–13 Juli.
Penyelenggaraan Piala Presiden 2025 akan memiliki nuansa yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kejurnas diharapkan juga jadi pengungkit ekonomi.
Selain mendorong kebugaran dan kebiasaan olahraga masyarakat, sektor ekonomi juga dipastikan bergerak.
Kehadiran Fornas menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam mendorong budaya berolahraga di tengah masyarakat.
Kemenpora mendorong semakin banyaknya gerakan literasi yang diprakarsai anak muda, terutama di daerah.
Pembangunan kepemudaan bukanlah isu sektoral yang dapat diselesaikan oleh satu institusi saja melainkan lintas sektoral.
Anggi Wahyuda ingin mewujudkan impian besarnya untuk mencapai Everest Base Camp.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved