Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pakar Sebut Dukungan Jokowi pada PSI Berpotensi Gerus Suara PDIP di Jateng

Devi Harahap
20/7/2025 12:13
Pakar Sebut Dukungan Jokowi pada PSI Berpotensi Gerus Suara PDIP di Jateng
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep(Antara)

KAESANG Pangarep yang terpilih menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) periode 2025-2030 menjanjikan PSI akan menjadi partai yang besar dan diperhitungkan di Pemilu 2029. Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang juga ayahnya, bahkan menegaskan akan bekerja keras untuk PSI. 

Peneliti Senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menyebut figur Jokowi yang memiliki pengalaman panjang dalam perpolitikan, akan mampu meningkatkan suara PSI di Jawa Tengah. Namun, tetap bergantung pada strategi mesin politik dan dukungan kepala daerah yang ada. 

“Solo dan Jawa Tengah akan dijadikan basis massa PSI. Peluang itu bisa menguat manakala beberapa kepala daerah yang didukung oleh Jokowi nanti menjadi bagian dari mesin politik partai,” kata Lili kepada Media Indonesia, Minggu (20/7).

Menurut Lili, terpilihnya Kaesang dan keterlibatan penuh Jokowi dalam PSI juga menjadi sinyal bahwa wilayah Jawa Tengah yang selama ini kuat sebagai basis PDIP atau ‘kandang banteng’ akan dijadikan pondasi baru bagi PSI untuk menumbuhkan kekuatan pada pemilihan tahun 2029. “Tentu ini akan menjadi ancaman partai lain, terutama PDI-P. Seperti diketahui Jawa Tengah merupakan basis massa PDI-P, bahkan Jawa Tengah dijuluki sebagai Kandang Banteng,” ucapnya.

Lili menilai, mesin politik PDIP tak akan tinggal diam melihat pergerakan awal PSI tersebut. Terlebih lagi, saat ini figur Jokowi di Jawa Tengah masih sangat kuat dan berpengaruh pada pencalonan beberapa kepala daerah. “Tentu PDIP tidak akan tinggal diam membiarkan basis massa tergerus dan direbut oleh PSI. Kemungkin akan ada perlawanan dari PDIP dengan melakukan konsolidasi dan kerja-kerja politik,” tuturnya.

Di samping itu, Lili melihat PSI yang telah dua kali pemilu gagal masuk senayan, juga membutuhkan sosok Jokowi sebagai figur sentral partai. Apalagi Jokowi merupakan mantan presiden dengan popularitas dan tingkat kesukaan yang masih tinggi di beberapa kalangan. "(Ini) tentu menjadi modal untuk meningkatkan elektabilitas PSI ke depan,” tuturnya.

Lili juga mengatakan mayoritas masyarakat Indonesia masih melihat dan bertumpu pada sosok kuat dalam partai politik ketika memberikan suaranya dalam pemilihan umum. Figur memegang posisi sentral, karena itu naik atau turunnya suara partai tergantung pada figur, apakah layak jual atau tidak, memiliki pengikut banyak atau tidak..

Di luar itu, lanjut Lili, masih ada basis calon pemilih yang juga semakin memperhitungkan popularitas. Ia juga melihat corak pemilih usia tua di Jawa Tengah masih bertumpu pada ideologi parpol. “Untuk Jawa Tengah kecenderungan faktor ideologis partai politik masih kuat, terutama di kalangan orang-orang tua. Mereka barisan depan Soekarnoisme,” tukasnya. 

Atas dasar itu, pasca-penggantian logo PSI yang mengadopsi gajah dan terbukanya dukungan Jokowi secara penuh kepada PSI, Lili melihat Pemilu 2029 akan menjadi pertarungan yang sengit antara “Banteng” versus “Gajah”.

“Akan terjadi pertarungan yg sengit antara ‘Banteng’ yang ideologis dan ‘Gajah’ yang mengandalkan figur Jokowi. Kita lihat nanti siapa yg memenangkan pertarungan pada Pemilu 2029,” pungkasnya.(M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya