Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
SATU dari tiga eks staf khusus Nadiem Makarim saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi sudah diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejaksaan Agung.
Satu eks staf khusus itu, yakni Fiona Handayani, menjalani pemeriksaan selama 12 jam lebih terkait pengadaan laptop Chromebook pada Selasa (10/6).
Kuasa hukum Fiona, Indra Haposan Sihombing, mengatakan bahwa kliennya kooperatif dengan menghadiri undangan pemeriksaan dari penyidik JAM-Pidsus. Dalam pemeriksaan itu, Fiona disebut sudah melampirkan sejumlah barang bukti atas masalah yang sedang diusut Kejagung.
"Dia bicara masih sepanjang apa yang dia lakukan, dia kerjakan, masih begitu. Masih bicara tentang tupoksi pekerjaannya saja," kata Indra.
Menurut Indra, penyidik JAM-Pidsus belum melayangkan pertanyaan terkait upaya pengondisian di balik pengadaan laptop Chromebook. Ia menyebut, Fiona bakal diperiksa lagi oleh Kejagung pada Jumat (13/6) mendatang sebagai lanjutan dari pemeriksaan kemarin.
Dua eks staf khusus Nadiem lainnya, yakni Jursit Tan dan Ibrahim Arief belum diperiksa sebagai saksi meski penyidik sudah melayangkan surat pemanggilan. Indra mengatakan, ia juga akan bertindak sebagai kuasa hukum Ibrahim. Menurutnya, Ibrahim bakal diperiksa pada Kamis (12/10).(P-1)
Eks anak buah Nadiem itu merupakan tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sistem chromebook di Kemendikbudristek.
Anang berjanji akan terbuka memberikan informasi jika Nadiem dipanggil lagi. Namun, pemeriksaan, tergantung dari kebutuhan penyidik dalam menangani perkara.
Ada atau tidaknya tersangka baru dalam kasus tersebut, Anang belum bisa memastikan. Namun, ia menyebut bahwa Kejagung masih terus mendalami beberapa alat bukti dan keterangan.
Herdiansyah Hamzah mengatakan seorang menteri tidak harus mengetahui semua hal yang terjadi di kementeriannya.
Pengadaan laptop Chromebook, di Kemendikbudristek tahun 2020–2022, sebenarnya sudah dirancang sebelum Nadiem Makarim resmi menjabat sebagai Menteri.
Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan akan kembali memanggil mantan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, terkait dugaan korupsi dalam program pengadaan chromebook.
Andre bersama Kevin Aluwi menjadi Co-CEO Gojek pada Oktober 2019, setelah Nadiem Makarim mundur dari jabatannya di Gojek dan menjadi Menteri.
Harli enggan memerinci nama marketing Google yang akan diperiksa, besok. Satu orang lagi merupakan pegawai humas Google, yang sejatinya sudah dipanggil, namun mangkir.
Kejagung mengaku bingung dengan ketidakhadiran Jurist, padahal, pemeriksaan hari ini didasari permintaannya. Eks anak buah Nadiem itu mengaku ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggal.
Namma Nadiem Makarim tengah menjadi sorotan publik setelah muncul dalam kasua dugaan korupsi terkait pengadaan laptop senilai Rp9,9 triliun untuk program digitalisasi pendidikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved