Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ibas Sebut Indonesia tak Boleh Tertinggal di Tengah Gejolak Global

Rahmatul Fajri
12/10/2024 08:54
Ibas Sebut Indonesia tak Boleh Tertinggal di Tengah Gejolak Global
Program Executive Course on Geopolitics, Geostrategy, Geoeconomics, and Statecraft Cohort-8 Universitas Pertahanan RI(Dok. Universitas Pertahanan)

WAKIL Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengatakan, Indonesia tidak boleh tertinggal dalam hal kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Ia mengatakan, di tengah gejolak ekonomi dan politik global, sangat penting untuk melakukan penguatan-penguatan di berbagai lini.

“Negeri kita memiliki posisi yang strategis dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan tekanan geopolitik internasional. Dalam situasi dunia yang terus berubah, Indonesia  tentu harus siap dengan strategi kebijakan yang cermat agar dapat bertahan atau bahkan unggul di tengah persaingan global,” kata Ibas, dalam Program Executive Course on Geopolitics, Geostrategy, Geoeconomics, and Statecraft Cohort-8 Universitas Pertahanan RI TA 2024, Jumat (11/10).

Menurut Ibas dan sejalan dengan apa yang dipikirkan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto, perlu ada penguatan keamanan nasional, ketahanan pangan, ketahanan energi dan ketahanan air bersih. “Indonesia tidak boleh tertinggal “not to be left out” dalam kemajuan dan kesejahteraan,” ujar Ibas.

Baca juga : Ibas Mendominasi Perolehan Suara Dapil Jatim VII 

Pada program ini juga dipaparkan, bahwa dari sisi ekonomi, angka rasio antara tambahan output dan tambahan modal (ICOR) Indonesia harus lebih baik ke depannya supaya ekonomi tumbuh dan pemerataan pembangunan dapat dikembangkan. “Tentu apabila ekonomi tumbuh, rakyat lebih sejahtera,” kata Ibas.

Ibas menyampaikan strategi ekonomi politik Indonesia yang tepat sangat penting untuk mampu bertahan di tengah dinamika internasional. Ia menekankan kebijakan 'Millions Friend and Zero Enemy' dapat menjadi prinsip diplomasi dan hubungan internasional Indonesia di era ini.

"Di era persaingan global, kita harus mampu membangun kemitraan yang kuat dengan banyak negara, sembari menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional kita. Prinsip 'Millions Friend and Zero Enemy' menjadi landasan penting untuk mewujudkan visi ini," jelas Ibas.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu berharap program-program baik ini dapat terus ada dan memberikan manfaat besar.

“Semoga program ini dapat terus memberikan kontribusi besar dalam membangun kapasitas para pemimpin bangsa di masa mendatang, serta mendorong Indonesia menjadi negara yang lebih kuat, berdaulat, dan sejahtera di era yang penuh tantangan ini,” pungkasnya. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya