Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Kritik Masyarakat Sipil Bisa Imbangi Kemungkinan Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran 

Akmal Fauzi
25/4/2024 19:00
Kritik Masyarakat Sipil Bisa Imbangi Kemungkinan Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran 
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka(MI/Usman Iskandar)

PENGAJAR ilmu politik pada Universitas Indonesia Aditya Perdana menilai koalisi gemuk yang mungkin akan terjadi di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa diimbangi dengan suara kritis masyarakat sipil. Ia menilai, karakter partai politik di Indonesia tidak sepenuhnya mampu menjadi oposisi yang baik.

"Kalau pun nanti ada satu atau dua partai di luar pemerintahan maka publik justru berharap banyak sama masyarakat sipil, akademisi yang terus kritis yang kemudian pemerintah dalam hal ini presiden nanti bisa menerima juga dan tidak berlaku keras," kata Aditya saat dihubungi, Kamis (25/4).

Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting itu juga berharap, partai politik yang ada di dalam pemerintahan juga harus bisa memainkan peran memberikan masukan dan kritik terhadap kebijakan. Untuk mendukung itu, kritik dari masyarakat harus diperkuat untuk melakukan check and balances terhadap roda kekuasaan sehingga demokrasi akan menjadi lebih kuat.

Baca juga : Tidak Punya Sejarah Oposisi, 3 Partai Ini Diyakini Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

"Meskipun sulit (bisa mengontrol), karena mereka sejak awal diminta mengawal pemerintahan. Tapi yang diharapkan itu mereka tetap bisa mendengar suara-suara kritikan masyarakat dan bisa membawa ke dalam koalisi di dalam untuk mengingatkan presiden nantinya," kata dia.

Ia memprediksi akan terjadi koalisi dominan di dalam pemerintahan nanti. Faktornya, kata dia, dilihat dari latar belakang partai politik di Indonesia yang tidak memiliki tradisi menjadi oposisi.

"Kalau bicara PDI Perjuangan misalnya. Ini kan masih panas (hubungan Jokowi-Megawati). Kalau nanti sudah adem, bisa saja masuk ke pemerintahan, di tahun selanjutnya bisa saja," kata dia. (Mal/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik