Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
DI momen perayaan Idul Fitri, hubungan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri dan Presiden Joko Widodo sudah tak sama lagi. Hubungan keduanya sebagai kerabat dan rekan berpolitik benar-benar dianggap akan kandas dan berakhir.
Pengamat politik Ujang Komarudin berpendapat hubungan yang dianggap telah berakhir oleh Megawati, biasanya akan benar-benar berakhir dan tak akan ada pintu lagi yang terbuka bagi orang yang telah menyakiti hatinya. Ujang juga memberi contoh kasus hubungan antara Megawati dan Soesilo Bambang Yudhoyoni (SBY) yang tidak membaik hingga saat ini.
“Karena Megawati kelihatannya terluka, tersayat oleh Jokowi karena tidak mendukung PDIP, tidak mendukung Ganjar-Mahfud MD yang diusung Megawati. Sehingga dalam konteks itu, kita melihat saat ini, dinamika hubungan itu sudah meruncing dan cerai, sudah putus. Jadi agak sulit untuk disatukan kembali,” kata Ujang kepada Media Indonesia, Kamis (11/4).
Baca juga : Puan: Tolong Tanyakan ke Jokowi, Dukung Ganjar atau yang Lain?
“Kita punya pengalaman bangsa ini, hubungan Megawati dan SBY. Kita tahu meruncing pada 2004, kita tahu juga pada 2029 hubungan itu tidak pernah bagus. Tidak pernah terajut kembali, tidak pernah baik,” tambahnya.
Dia berasumsi hubungan yang sudah cerai antara Megawati dan Jokowi tidak akan pernah rujuk kembali, persis hubungan SBY dan Megawati. Terlebih Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya mengeluarkan pernyataan secara tersirat bahwa Jokowi sudah dianggap sebagai bukan bagian dari kerabat Megawati lagi. Maka, jelas Megawati dan Jokowi tidak akan pernah bersatu kembali.
“Saya melihat iya sudah total putus. Saya melihat sudah putus hubungan, sudah cerai. Seperti dulu hubungan SBY dan Mega yang tidak pernah bersatu, tidak pernah akrab hingga sampai saat ini, sudah lima kali pemilu. Dalam konteks saat ini hubungan Jokowi dan Megawai yang belum ketemu, belum silaturahmi, ini betul tanda hubungan itu sudah akut, sudah antiklimaks, hubungan itu sudah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi bahwa hubungannya memang sudah berakhir antara Megawati dan Jokowi,” pungkasnya. (Z-6)
Pemberian amnesti Hasto Kristiyanto dan abolisi Tom Lembong disebut membuat hubungan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi makin berjarak.
AUFA Luqmana,17, membeli mobil pikap Esemka bekas, untuk membuktikan keseriusan gugatannya atas wanprestasi Presiden ke-7 Jokowi
Kenapa Jokowi melakukan itu? Kenapa dia malah membuka front pertempuran politik dan menambah musuh baru? Panikkah dia?
Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menekankan Partai Demokrat tidak pernah berurusan dengan polemik ijazah palsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Rampai Nusantara menekankan pentingnya publik untuk kembali pada diskursus yang membangun.
"Saya lihat dari tahun 2014 sampai tahun ini, kasus-kasus kebakaran hutan ini sudah sangat menurun sekali. Sudah menurun hampir 80-85 persen," kata Gibran.
PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), baru saja merampungkan kongres dalam waktu yang berdekatan.
Ada keinginan dari para kader PDIP agar Hasto Kristiyanto kembali menjabat sebagai sekjen.
Kasus Hasto justru menjadi bagian dari pembelajaran politik.
Menurutnya, pemberian amnesti bukan sekadar tindakan hukum, tetapi adalah keputusan politik yang menunjukkan adanya visi jangka panjang dalam menjaga kohesi sosial dan demokrasi.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan arah sikap politik partainya terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Bukan oposisi, bukan pula bagian dari koalisi kekuasaan,
PDIP adalah partai ideologis, yang berdiri di atas kebenaran, berpihak pada rakyat, dan bersikap tegas sebagai penyeimbang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved