Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan hasil Pemilu Legilsatif 2024 pada Rabu (20/3) malam. Hasilnya, hanya delapan partai politik yang lolos ke Senayan. Adapun Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) gagal menghiasi wajah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2024-2029 karena perolehan suaranya kurang dari 4%.
4% merupakan ambang batas parlemen yang diatur oleh undang-undang. Berdasarkan hasil Pemilu 2024 yang telah ditetapkan KPU, PSI hanya memperoleh 4.260.169 suara atau 2,806%. Adapun PPP mendapatkan 5.878.777 suara atau 3,87%.
Pemilu 2024 merupakan kontestasi kedua bagi PSI. Pada Pemilu 2019 lalu, PSI hanya mendapatkan 2.650.361 suara atau 1,89%. Artinya, terjadi peningkatan suara bagi PSI dalam pemilu kali ini.
Baca juga : Pemantau Pemilu Curiga Pie Chart Sirekap Dihapus, Ada Apa?
Adapun perolehan suara PPP pada Pemilu 2024 menyebabkan partai belambang Kak'bah itu untuk pertama kalinya gagal lolos ke Senayan setelah mengikuti kontestasi sebanyak 11 kali sejak 1971 atau era Orde Baru. Pada ajang Pemilu 2019 lalu, PPP lolos ke Senayan dengan 6.323.147 suara atau 4,52%.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek mengaku pihaknya terkejut dengan hasil rekapitulasi yang dilakukan KPU. Meski menghormati proses yang berjalan, Awiek mengatakan PPP bakal mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) demi mengembalikan suara yang dinilai hilang.
"Menurut kami seharusnya sudah bisa mencapai 4,04% hitungan kami," akunya saat ditemui di Kantor KPU RI.
Baca juga : Tidak Ada Satupun Lembaga Survei Nyatakan PSI Lolos Senayan
Diketahui, delapan dari 18 partai politik peserta Pemilu 2024 yang lolos ke Senayan adalah sebagai berikut:
1. PDI Perjuangan: 25.387.279 suara (16,72%).
2. Partai Golkar: 23.208.654 suara (15,29%).
3. Partai Gerindra: 20.071.708 suara (13,22%).
4. PKB: 16.115.655 suara (10,62%).
5. Partai NasDem: 14.660.516 suara (9,66%).
6. PKS: 12.781.353 suara (8,42%).
7. Partai Demokrat: 11.283.160 suara (7,43%).
8. PAN: 10.984.003 suara (7,24%).
Baca juga : Rekapitulasi Provinsi Papua Tuntas, Prabowo-Gibran Unggul 378 Ribu Suara
Adapun sepulu partai yang perolehan suaranya gagal menembus 4% adalah:
1.PPP : 5.878.777 suara atau (3,87%)
2. PSI : 4.260.169 suara (2,8%)
3.. Partai Perindo: 1.955.154 suara (1,29%).
4. Partai Gelora: 1.281.991 suara (0,82%)
5. Partai Hanura: 1.094.588 suara (0,72%).
6. Partai Buruh: 972.910 suara (0,64%).
7. Partai Ummat: 642.545 suara (0,42%)
8. PBB: 484.486 suara (0,32%)
9. Partai Garuda: 406.883 suara (0,27%)
10. PKN: 326.800 suara (0,22%).
(Z-8)
Hingga saat ini seluruh Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono masih menunggu keseluruhan hasil rekapitulasi.
Menurutnya hal itu dikarenakan kekgalalan sistem tersebut dalam Pilpres sebelumnya. Salah satu isu mendasar adalah keluhan dari masyarakat terkait ketidakakuratan data yang ditampilkan.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) rampung melakukan rekapitulasi hasil pemungutan suara ulang (PSU) Pileg DPD 2024 daerah pemilihan Sumatera Barat.
KPU membantah dalil Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terkait perpindahan suara ke Partai Garuda di daerah pemilihan Jawa Barat
MK menyoroti pemecatan 13 panitia pemilihan distrik (PPD) di Papua Tengah pada Pemilu 2024. Pemecatan itu disebut karena ada tindakan menghambat proses rekapitulasi suara
KPU RI mengklaim transparansi penyelenggaraan Pemilu 2024 lebih baik ketimbang pemilu sebelumnya. Hal itu disampaikan anggota KPU RI Idham Holik
Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengaku lebih memilih PSI ketimbang PPP dinilai merupakan sikap yang tidak konsisten.
Jokowi menilai PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum menjelang Muktamar yang akan digelar pada September mendatang
Jokowi mengaku lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Muktamar kali ini harus menjadi kesempatan emas bagi PPP untuk membesarkan partai dengan memilih sosok ketua umum yang tepat.
Ray menegaskan bahwa PPP memenuhi sarat itu. Maka, jika haji Isam masuk, kemungkinan Jokowi akan didapuk sebagai caketum terbuka lebar.
Peluang Jokowi jadi caketum tentu tidak besar. Karena memang tidak sesuai dengan ideologi PPP. Namun peluang itu akan terbuka bila PPP berubah ideologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved