Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan melakukan rebranding partai dalam kongres di Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada 19-20 Juli 2025. Salah satunya yakni dengan mengganti logo partai.
Di Solo, sudah banyak terpasang bendera berlogo gajah dengan kepala berwarna merah dan badan berwarna hitam. Sementara itu, bagian kepala dan belai gajah menghadap ke atas. Bagian bawah logo tersebut bertulisan 'PSI' dengan warna hitam dan terdapat tulisan 'Partai Super Tbk'.
Sekretaris Steering Committee Kongres PSI Benidiktus Papa menjelaskan, rebranding PSI dilakukan sebagai bentuk penyegaran partai. Namun, nama partai tidak akan mengalami perubahan. “Terkait dengan perubahan nama, saya kira tidak ada. Tapi di situ kami akan menegaskan bahwa partai PSI adalah partai super-terbuka,” ujar Benediktus.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga menyebut rebranding yang dilakukan PSI tidak cukup dengan mengganti logo partai. Jamiluddin menilai rebranding dengan mengganti logo partai belum tentu efektif dalam mendongkrak elektoral PSI.
"Belum jelas memang mengapa PSI melakukan rebranding. Karena itu, relatif sulit untuk menjelaskan efektivitas rebranding hanya melalui perubahan logo partai," kata Jamiluddin, melalui keterangannya, Rabu (16/7).
Jamiluddin mengatakan jika ingin rebranding, PSI harus menjawab persoalan yang sesunguhnya dihadapi partai anak muda tersebut. Tanpa itu, rebranding akan sia-sia dan hanya akan menghabiskan anggaran semata.
Bagaimana sebenarnya partai politik yang pernah mengganti logo apakah mampu mendongkrak perolehan suara dalam pemiliha umum? Berikut sejumlah parpol yang pernah ganti logo serta perbedaan perolehan suaranya.
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Partai Persatuan Pembangunan diketahui dua kali mengganti logo partai. Pertama yakni pada tahun 1998 yakni dari logo bintang menjadi ka'bah. Perubahan kedua yakni pada tahun 2021, yakni ada penambahan ikat kepala berwarna merah putih di belakang gambar ka'bah.
Saat mengganti dari logo bintang ke Ka'bah terjadi penurunan suara. Pada pemilu 1997 PPP yang masih menggunakan logo bintang mendapatkan 22,43% suara dengan 89 kursi DPR. Sedangkan pada pemilu 1999 PPP mendapatkan 10,71% suara dengan 58 kursi DPR.
Lalu pada perubahan logo di tahun 2021, juga tidak mampu mendongkrak suara PPP. Pemilu 2019 sebelum ada perubahan logo, PPP mendapatkan 4,52% suara dengan 19 kursi DPR. Sedangkan saat Pemilu 2024, setelah mengubah logo, PPP mendapatkan 3,87% sehingga membuat partai ini tidak lolos ambang batas parlemen dan untuk pertama kalinya terlempar dari DPR RI.
2. Partai Perindo
Partai Perindo yang belum pernah berhasil menembus ambang batas parlemen sejak mengikuti pemilu juga sempat mengganti logo pada 2021. Pada Pemilu 2019, partai ini mendapatkan 2,67% suara, dan pada Pemilu 2024 perolehan suaranya turun menjadi 1,29%. Artinya perubahan logo yang dilakukan Perindo tidak memberikan efek positif bagi perolehan suara partai di pemilu 2024.
3. Partai Garuda
Kondisi serupa juga dialami Partai Garuda, yang pada Pemilu 2019 meraih 0,5% suara dan pada 2024 turun menjadi 0,27%, tetap jauh dari ambang batas parlemen. Padahal partai Garuda sempat mengganti logo sebelum digelarnya pemilu 2024.
4. Partai Keadilan Sejahtera
Di sisi lain, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengubah logo pada tahun 2020 menunjukkan peningkatan suara, meskipun tipis. Pada Pemilu 2019, PKS meraih 8,21% suara dan memperoleh 50 kursi di DPR. Pada Pemilu 2024, perolehan suara meningkat menjadi 8,42% dengan jumlah kursi yang juga naik menjadi 53.
Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengaku lebih memilih PSI ketimbang PPP dinilai merupakan sikap yang tidak konsisten.
Jokowi menilai PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum menjelang Muktamar yang akan digelar pada September mendatang
Jokowi mengaku lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Muktamar kali ini harus menjadi kesempatan emas bagi PPP untuk membesarkan partai dengan memilih sosok ketua umum yang tepat.
Ray menegaskan bahwa PPP memenuhi sarat itu. Maka, jika haji Isam masuk, kemungkinan Jokowi akan didapuk sebagai caketum terbuka lebar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved