Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Anak dan Mantu Jokowi Ikut di Pilkada, Ini Peluangnya

Akmal Fauzi
18/3/2024 17:45
Anak dan Mantu Jokowi Ikut di Pilkada, Ini Peluangnya
Anak bungsu Joko Widodo, Kaesang Pangarep (kiri) dan Wali Kota Medan Bobby Nasution (kedua dari kiri).(MI/SUSANTO)

DINASTI politik keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan berlanjut pada pertarungan Pilkada 2024. Setelah Gibran Rakabuming Raka melaju menjadi calon wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto, kini putra bungsu Jokowi, yakni Kaesang Pangarep dikabarkan maju dalam pemilihan wali kota Solo atau gubernur Jakarta.

Sementara istri Kaesang, Erina S Gudono juga diusulkan Partai Gerindra dan Partai Golkar maju dalam pemilihan bupati Sleman. Lalu, menantu Jokowi yang menjabat Wali Kota Medan, Bobby Nasution juga berencana maju dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara.

"Bisa jadi, dengan melihat kesuksesan Gibran dan Bobby Nasution sebagai wali kota, bahkan kemudian Gibran terpilih sebagai wakil presiden, menjadi pendorong utama mereka (Kaesang dan Erina) untuk maju di pilkada," kata Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli, Senin (18/3).

Baca juga : Dinasti Politik Tidak Sehat untuk Demokrasi

Lili menilai peluang keluarga Jokowi yang maju dalam Pilkada serentak 2024 tergantung status sang ayah. Jika Jokowi masih menjabat sebagai presiden, peluang mereka menang cukup tinggi.

Menurutnya, efek dari Jokowi sebagai presiden dianggap sebagai titik masuk untuk sukses di pilkada. Partai-partai bisa diasumsikan pasti akan mencalonkan dan mendukungnya.

"Dengan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap orang tuanya sebagai presiden dianggap nanti ada effect positif untuk keterpilihan mereka. Pemilih dianggap take for granted, pasti memilihnya," kata Lili, Senin (18/3).

Baca juga : Gen Jokowi Paling Cocok untuk Anak Muda

Kendati demikian, kondisi itu bisa saja berubah jika para petinggi partai politik dan publik melihat bahwa Jokowi tidak lagi jadi presiden yang memiliki pengaruh dan kekuatan. Jokowi akan selesai masa jabatannya pada Oktober 2024. Sementara Pilkada 2024 direncakanan November.

"Jadi masih ada dinamika dan politik selalu tidak pasti, ada kejutan-kejutan," kata Lili.

"Tentu saja, jika memang mereka benar-benar maju, politik dinasti Jokowi makin meluas dan melebar. Kondisi ini sebenarnya tidak sehat bagi perkembangan demokrasi," lanjutnya. (Z-6)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya