MUI: Jangan Sampai Politik Rusak Kekhusyukan Berpuasa Ramadan

M. Iqbal Al Machmudi
11/3/2024 17:15
MUI: Jangan Sampai Politik Rusak Kekhusyukan Berpuasa Ramadan
Tradisi Buka Puasa di Masjid Raya Donggala(MI/Mitha Meinansi)

KETUA Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Muhammad Cholil Nafis menekankan suasana politik tidak merusak kekhusyukan umat yang berpuasa. Mengingat suasana pemilihan presiden masih tersisa.

Apalagi pada pertengahan bulan Ramadan atau 21 Maret nanti pengumuman rekapitulasi hasil Pemilu 2024 secara nasional. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mengelola hati dan menahan diri.

"Jangan sampai politik merusak kekhususan berpuasa meskipun politik untuk menegakkan demokrasi atau penegakan hukum jika ada penyimpangan," kata Cholil saat dihubungi, Senin (11/3).

Baca juga : 16 Titik Disiapkan untuk Pemantauan Hilal di Jawa Tengah

Meski ada upaya jalur hukum atas rekapitulasi hasil Pemilu 2024 maka diharapkan partai politik atau para capres-cawapres tidak melibatkan massa, dan biarkan masyarakat fokus terhadap ibadahnya.

Bulan Ramadhan merupakan momentum merefleksikan perbuatan, sebagai upaya menahan diri dan melatih diri agar terbiasa. Sehingga ketika dicaci atau dimaki dalam hadis nabi tidak dilawan dengan cacian lagi melainkan dengan kesabaran karena sedang berpuasa. Maka artinya mampu menahan diri.

"Termasuk dalam kondisi sosial yang sebentar lagi pengumuman pemilu maka kita harus menahan diri, mampu menyelesaikan masalah, tentu tidak melibatkan masa, maka gunakan jalur politik dan hukum sehingga tidak usah libatkan massa," ujar dia.

"Kita ini masuk pada bulan yang mana setiap saat mendapatkan pahala serta rahmat dari Allah. Dan bagi kita jangan sia-siakan maka maksimalkan dengan ibadah-ibadah yang bisa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah," pungkasnya. (Iam/Z-7)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya