Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cak Imin : Seruan Moral dari Perguruan Tinggi Bentuk Peringatan, Jangan Diabaikan

Indriyani Astuti
04/2/2024 14:51
Cak Imin : Seruan Moral dari Perguruan Tinggi Bentuk Peringatan, Jangan Diabaikan
Cawapres Muhaimin Iskandar(MI/Susanto)

CALON wakil presiden Nomor Urut 1 Muhaimin Iskandar mengatakan seruan moral para guru besar perguruan tinggi dari berbagai daerah tidak boleh diabaikan. 

Menurutnya kekhawatiran dari para akademisi dan guru besar merupakan bentuk peringatan bagi semua pihak dalam menjalankan pemerintahan dan politik nasional.

“Menyangkut pernyataan para guru besar, akademis, penggerak kampus yang ada di seluruh Indonesia. Yang telah memberikan suara moral, yang selama ini kami rasakan, yang selama ini kami perjuangkan bagian dari agenda-agenda perjuangan Anies-Muhaimin,” ujar pria yang akrab disapa Cak Imin itu seusai menghadiri acara dukungan alumni Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) dan Institute Ilmu Al-Qur’an di Kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Matraman, Jakarta Pusat, Minggu (4/2).

Baca juga : Permendikbudristek PPKS Penting Cegah Kekerasan Seksual

Cak Imin mengaku kaget serta tidak menyangka sebegitu masifnya protes yang dilakukan oleh berbagai akademisi dan guru besar dari banyak perguruan tinggi. 

Ia menegaskan, seruan itu merupakan seruan perubahan yang memberikan motivasi bagi pasangan Anies Bawedan-Muhaimin Iskandar. 

Di sisi lain, Ketua Umum PKB itu menyayangkan respons dari pihak istana seperti yang disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana. Ari menganggap kritik dari kampus- kampus merupakan orkestrasi politik untuk kepentingan elektoral

Baca juga : Civitas Akademika Ramai-Ramai kritik Jokowi, Anies : Perlu Jadi Perhatian Serius

“Mari kita respons seruan itu sebagai cambuk kita untuk memperbaiki diri. Jangan seperti respons istana yang seolah-olah terganggu, saya kecewa dengan respons istana. Seolah-olah ini ada kepentingan politik, sekali lagi jangan ditarik-tarik ke politik. Ini adalah peringatan pada kita semua khususnya presiden dan seluruh penyelenggara pemerintahan,” tegas Cak Imin.

Dalam dua pekan terakhir, Cak Imin mengatakan telah mengingatkan para pihak agar pemilu berlangsung adil. Sebab hasil pemilu menjadi taruhan. Pemilu yang dipenuhi kecurangan akan berdampak pada legitimasinya

“Saya bolak balik pada dua minggu terakhir ini mengingatkan supaya tidak terjerumus pada pemilu yang tidak fair sehingga nanti hasilnya tidak legitimate, kalau hasilnya tidak legitimate mengkhawatirkan kesuksesan agenda pembangunan,” tuturnya.

Baca juga : Unkris Gelar Uji Publik Calon Satgas Penanganan Kekerasan Seksual

Cak Imin juga memberikan penghormatan terhadap para guru besar dan akademisi yang mau turun gunung untuk menyerukan gerakan moral terkait demokrasi di tanah air. Ia kecewa terhadap respons Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.

“Saya menghormati itu bukan gerakan politik. Itu gerakan moral dan intelektual yang sudah turun gunung. Saya kecewa dengan Ari Dwipayana yang juga alumni UGM (Universitas Gadjah Mada) merespons itu seolah-olah membawa ke urusan politik. Kami membawa itu urusan moral, urusan etik serta urusan pengingat bagi kita semua,” papar Gus Imin.

Belakangan ini, ujar Cak Imin, praktik dinasti politik semakin terasa. Ditambah lagi, dugaan ketidaknetralan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dianggap memihak Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Baca juga : Lulusan Perguruan Tinggi Mayoritas Pilih Anies-Muhaimin

Perguruan tinggi, sambung Muhaimin, khawatir atas persoalan tersebut sehingga para guru besar tidak tinggal diam dan membuat seruan yang masif.

“Dimulai dari dari penguatan dinasti politik berlebihan. Kalau dinasti politik yang tidak berlebihan boleh dalam artian tidak terlalu mengandalkan kekuasaan. Kita juga menyaksikan ketidaknetralan presiden di seluruh level kepemimpinan,” ucap Cak Imin.

“Itu yang membuat kampus para guru besar tidak diam, membuat seruan-seruan. Seruan ini jangan dianggap enteng harus diinternalisasi lalu dijadikan sikap pemeritah supaya tidak ada cara-cara orde baru dalam menjalankan pemerintahan dan politik. Kalau (seruan) tidak (digubris) saya khawatir biasanya kalau seruan moral bisa jadi bukan lagi seruan moral tapi bahaya buat bangsa,” tukasnya. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya