Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENGAMAT Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan, bantuan sosial (bansos) yang ada sekarang ini, karena ‘Pangeran’ yang berlaga di kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Bansos sekarang adalah bansos politik akibat cawe-cawenya Presiden terkait sang ‘pangeran’ di masa Pemilu 2024 kali ini,” kata Agus hari ini (01/02). Pangeran tersebut adalah anak presiden, calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.
Bagi dia, politisasi bansos sangat nyata dan begitu masif. Masyarakat tentu menerima saja, namun tidak mendidik. “Sudah jelas munculnya bansos di zaman politik. Buat warga bagus-bagus saja tetapi tidak mendidik,” tegas Agus.
Baca juga : Jokowi Dinilai Gunakan Bansos untuk Menaikkan Kepuasan Masyarakat
Namun ada satu hal yang dilihat Agus, bahwa masyarakat sudah bisa melihat bansos sebagai program pemerintah, hak mereka, bukan ‘dari Jokowi’.
“Seharusnya, masyarakat sudah bisa membedakan bahwa Bansos adalah hak dan bukan ‘dari Presiden Jokowi’. Karena masyarakat banyak terlibat (perbincangan) di media sosial,” jelas Agus.
Bansos dipolitisasi, namun masyarakat disebut mulai sadar bahwa mereka tidak bisa ‘diminta’ suara mereka dengan Bansos tadi.
Baca juga : Bantuan Pangan Bulog Berbau Politik
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Bantuan Sosial BLT Baru senilai Rp200.000/bulan akan dirapel untuk tiga bulan dibayarkan Februari ini. Sehingga warga akan mendapatkan Rp600 ribu sekaligus kepada 18 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, BLT ini akan diberikan bersamaan dengan bantuan beras 10 kg. Bantuan pangan beras telah diperpanjang sampai Juni 2024.
Hentikan bansos
Baca juga : Respons Politisasi Bansos, Ini Sikap Bulog
Wakil Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra menilai sudah ada politisasi terhadap bantuan sosial (bansos). Bansos yang seharusnya adalah kewajiban negara untuk rakyat justru dimanfaatkan untuk pemenangan salah satu paslon yang mempunyai hubungan dengan Presiden Joko Widodo.
"Ini kita sudah menyuarakan bahwa ini sudah terjadi politisasi terhadap bansos. Bansos itu sejatinya dana publik, hak publik atau hak masyarakat, tetapi kemudian tidak disalurkan, tidak diberikan melalui cara-cara yang tepat dan disalurkan dalam waktu yang tidak tepat," terang Ardi Manto.
Menurutnya, sepatutnya pembagian bansos dihentikan untuk sementara waktu hingga momentum politik usai. Ardi Manto mengungkapkan publik jelas melihat adanya unsur politis dalam pembagian bansos oleh Presiden Joko Widodo. Pasalnya, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres di Pilpres 2024.
Baca juga : Menko PMK Sebut Bansos 2024 tidak Berhubungan dengan Pemilu
“Seharusnya pemberian bansos itu ya menghindari momentum politik hari ini. Bagaimana pun juga publik akan melihat bahwa presiden yang memiliki anggota keluarga berkontestasi dalam pemilu kali ini, memiliki kepentingan dalam bagi-bagi bansos yaitu pencitraan yang baik pastinya,” tegasnya.
Ardi menyeru agar politisasi bansos segera dihentikan. Karena bansos berasal dari dana publik bukan dari paslon tertentu. “Ini justru yang sangat disayangkan dan ini harus segera dihentikan. Karena itu adalah dana publik jadi tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik,” tandasnya. (Z-7)
Baca juga : Potensi Politisasi Bansos Kian Masif, Pengamat: Pengawasan Harus Diperkuat
Mensos Risma dinilai perlu mundur dari jabatannya sebagai Menteri Sosial. Sebab, Risma dinilai tak dilibatkan dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) yang dilakukan pemerintah.
PAKAR ilmu politik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ridho Al Hamdi menilai pelanggaran pemilu khususnya ketidaknetralan ASN dan politisasi bantuan sosial (bansos)
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya akan memastikan agar program bantuan sosial (bansos) tahun 2024 tidak disalahgunakan untuk kepentingan politik
PENGAMAT politik Prof Lili Romli mengatakan bahwa pengawasan terhadap penyaluran bantuan sosial (bansos) perlu diperkuat di tahun politik ini.
KOMISI VI DPR akan memanggil Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan untuk meminta penjelasan terkait dengan pembagian bantuan sosial
Menurut Moeldoko, bansos sudah diberikan pada masyarakat sebelum putera Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Korea Selatan menggelar pemilu presiden mendadak setelah krisis politik akibat darurat militer oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol.
Wali Kota Warsawa Rafal Trzaskowski meraih kemenangan tipis dalam pemilihan presiden Polandia, menurut hasil jajak pendapat saat pemungutan suara berakhir.
Korea Selatan akan menggelar pemilu presiden pada 3 Juni 2025, setelah Mahkamah Konstitusi resmi mencopot Yoon Suk Yeol dari jabatan presiden akibat deklarasi darurat militer.
MAHKAMAH Konstitusi mengambil putusan cemerlang, memperkuat demokrasi dengan memulihkan makna kedaulatan rakyat.
Tidak hanya partai politik, tetapi juga masyarakat yang akan memilih dalam hal pemilihan presiden dan wakil presiden tentunya
KANDIDAT Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris mengakui kekalahannya dari kandidat Partai Republik Donald Trump dalam Pilpres AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved