Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ketum MUI Minta Candaan Zulhas soal Amin tidak Dilebih-lebihkan

Media Indonesia
21/12/2023 20:45
Ketum MUI Minta Candaan Zulhas soal Amin tidak Dilebih-lebihkan
MUI.(Ist)

KETUA Umum MUI KH Anwar Iskandar buka suara menanggapi viralnya video Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) yang melempar candaan berkaitan dengan rukun salat dan dikaitkan dengan Pilpres 2024. Anwar Iskandar berharap candaan Zulhas itu tidak dilebih-lebihkan dan dipolitisir.

"Nah, kemudian akhir-akhir ini Pak Zulhas membuat candaan dengan mengait-ngaitkan orang yang sedang salat karena cintanya pada paslon tertentu. Bahkan saya lihat di video Pak Kiai Somad menampilkan berbagai mazhab tentang jari yang diucapkan ketika tahiyat. Bagaimana Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan lain-lain. Bahkan, terakhir candaaan Kiai Somad tentang orang yang mendukung calon tertentu, ketika tahiyat tidak pakai satu jari tapi dua jari, itu bercandaan," ujar Anwar Iskandar, Kamis (21/12). 

Anwar menegaskan, saat ini suasana politik memanas. Banyak hal dikait-kaitkan dengan politik. Ia juga meminta semua pihak termasuk para capres-cawapres berhati-hati untuk bercanda soal agama.

Baca juga : MUI Diminta Gelar Uji Fatwa Terkait Candaan Zulhas

"Nah, karena ini nuansanya politik, sehingga akhirnya jadi ramai. Akhirnya ramai. Tetapi saya berharap bahwa kita ini berhati-hati. Saya minta ketika para ustaz ngaji berhati-hati dalam bercanda. Ketika capres berpidato atau bercanda, hati-hati bercanda. Ketika pimpinan partai bercanda dengan diksi-diksi agama, saya berharap supaya hati-hati," tegasnya.

Pihaknya juga berpesan kepada para tokoh agama, politikus, dan juga kepada calon presiden maupun calon wakil presiden untuk berhati-hati dalam menggunakan diksi-diksi agama. Selain itu, ia juga mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia agar menjaga persatuan di tahun politik 2024 ini agar tidak ada perpecahan selama pemilu.

"Ada pepatah mengatakan kalamul imam, imamul kalam, ucapan pemimpin itu pemimpinnya ucapan. Itu harus hati-hati, dampaknya nggak baik kalau nggak hati-hati. Agama itu kan memberi nasihat, kata Rasulullah agama itu nasihat. Nasihat kepada pemimpin dan rakyat, para pemimpin, politisi, dai, ulama dinasihati Rasulullah agar hati-hati, karena tajamnya mulut lebih berbahaya daripada tajammya pisau," tambahnya.

Baca juga : Soal Dugaan Penistaan Agama Zulhas, IPW: Polisi tidak Perlu Buru-buru

"Rakyat juga kita nasihati supaya tidak terprovokasi ke hal-hal yang tidak menguntungkan. Kita tetap pemilu damai, aman. Bahwa ada perbedaan pilihan, ya itu bagian dinamika demokrasi tapi tidak berarti membawa akibat hancurnya Indonesia," pungkasnya. (RO/Nov)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya