Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Visi Membangun Industri Kreatif sebagai Pilar Kebudayaan dan Ekonomi

Siti Hardiani, Aktivis Milenial Magetan Berbudaya
06/12/2023 15:14
Visi Membangun Industri Kreatif sebagai Pilar Kebudayaan dan Ekonomi
Siti Hardiani(Dok pribadi)

PEMERINTAH memegang peran krusial dalam memajukan perekonomian melalui pengembangan industri kreatif yang berakar pada nilai-nilai budaya. Ini tidak hanya menawarkan potensi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang penting bagi identitas sebuah bangsa.

Baca juga: Kampanye Pileg yang Terpinggirkan

Berbagai penelitian dan teori telah menggarisbawahi peran penting pemerintah dalam merangsang pertumbuhan industri kreatif dan perekonomian secara keseluruhan. Menurut penelitian oleh Hartley et al. (2013), pemerintah memiliki peran utama dalam menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri kreatif.

Kebijakan-kebijakan seperti insentif pajak, bantuan keuangan, dan fasilitas teknis yang diberikan oleh pemerintah mendorong para pelaku industri kreatif untuk berkembang. Hal ini tercermin dalam keberhasilan beberapa negara, seperti Korea Selatan dan Inggris, yang telah mengadopsi pendekatan strategis dalam mendorong pertumbuhan industri kreatif dengan dukungan pemerintah yang kuat. “Hartley, J., Montgomery, L., & Knell, J. (2013). The Use of Research in Culture and Creative Policy Formation: A Case Study of Creative Australia. International Journal of Cultural Policy, 19(5), 576-594”.

Baca juga: KPU Ubah Format Debat Cawapres: Kemunduran untuk Pemilih Muda?

Pemerintah juga berperan dalam pendidikan dan pelatihan. Menurut teori Human Capital Development (Becker, 1964), investasi dalam pendidikan dan pelatihan menciptakan sumber daya manusia yang lebih terampil dan berkualitas. Di bidang industri kreatif, pendidikan yang memadai dalam seni, desain, dan keterampilan kreatif lainnya adalah kunci untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya saing tinggi.

Baca juga: KPU Ubah Format Debat Cawapres: Kemunduran untuk Pemilih Muda?

“Becker, G. S. (1964). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis, with Special Reference to Education. New York: Columbia University Press”. Teori Ekonomi Kreatif (Howkins, 2001) juga menekankan pentingnya penggunaan kekayaan budaya sebagai sumber daya untuk menciptakan nilai ekonomi.

Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendorong eksploitasi nilai-nilai budaya ini melalui desain, seni, musik, dan industri kreatif lainnya. Kebijakan ini juga mencakup perlindungan hak kekayaan intelektual dan promosi produk-produk kreatif ke pasar lokal dan internasional. “Howkins, J. (2001). The Creative Economy: How People Make Money from Ideas. London: Penguin”.

Adanya kerja sama antara sektor publik dan swasta juga merupakan hal penting. Teori Kemitraan Publik-Swasta (PPP) (Bovaird, 2004) menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri kreatif. Pemerintah dapat berperan sebagai penghubung dan fasilitator dalam kerja sama ini. “Bovaird, T. (2004). Public-Private Partnerships: From Contested Concepts to Prevalent Practice. International Review of Administrative Sciences, 70(2), 199-215”.

Dalam konteks yang lebih luas, teori Pembangunan Berkelanjutan (WCED, 1987) menyoroti perlunya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pengembangan industri kreatif yang didasarkan pada nilai-nilai budaya memberikan potensi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sambil tetap memelihara kekayaan alam dan budaya. “World Commission on Environment and Development (WCED). (1987). Our Common Future. Oxford: Oxford University Press”.

Gibran, dalam kapasitasnya sebagai pemimpin pemerintahan ditingkat daerah yakni walikota Solo, menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap pengembangan industri kreatif budaya, khususnya melalui kegiatan Solo Batik Fashion, yang ditujukan untuk menopang kreatifitas anak-anak muda. Sejak awal masa jabatannya, Gibran telah menetapkan visi yang kuat untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, terutama dalam konteks seni batik, sebagai fondasi penting dari identitas lokal.

Sebagai pemimpin, Gibran memandang anak-anak muda sebagai agen perubahan yang penting dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya ini. Dengan keyakinannya yang teguh akan potensi mereka, dia memulai program-program yang memungkinkan generasi muda untuk terlibat dalam industri kreatif, khususnya dalam pengembangan dan popularisasi batik.

Melalui kegiatan Solo Batik Fashion, Gibran menciptakan platform yang menginspirasi para pemuda untuk memahami keindahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam batik, sekaligus mengeksplorasi kreativitas mereka dalam bidang mode dan desain. Gibran percaya bahwa melalui penciptaan karya-karya inovatif dalam batik fashion, anak-anak muda dapat memperkokoh warisan budaya sambil beradaptasi dengan kebutuhan zaman.

Sebagai bagian dari program ini, Gibran juga mendukung pertukaran pengetahuan antargenerasi. Dia mendorong para sesepuh dalam industri batik untuk berbagi pengalaman dan keahlian mereka dengan generasi muda, memastikan kelanjutan dan peningkatan kualitas dalam pembelajaran dan produksi batik. Selain sebagai wadah bagi ekspresi kreatif, Solo Batik Fashion juga menjadi ajang pendidikan untuk anak-anak muda.

Gibran berkomitmen untuk menyediakan pelatihan dan pendampingan kepada generasi mendatang agar mereka tidak hanya memiliki keterampilan artistik, tetapi juga pengetahuan yang cukup untuk menjalankan bisnis dalam industri kreatif ini.

Gibran menyadari pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan visinya. Oleh karena itu, dia aktif membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan, komunitas seni, pelaku industri kreatif, dan pemerintah daerah. Dalam upaya kolaboratif ini, Solo Batik Fashion menjadi lebih dari sekadar acara mode; itu menjadi simbol kesatuan dalam upaya bersama untuk meningkatkan industri kreatif batik bagi masa depan yang lebih cerah.

Sebagai wali kota, Gibran tidak hanya memusatkan perhatiannya pada promosi seni dan kreativitas saja, tetapi juga memperjuangkan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan industri kreatif ini. Melalui kebijakan progresif, dia berusaha membangun lingkungan yang memfasilitasi pertumbuhan bisnis kreatif, memperluas pasar bagi para desainer lokal, dan mendukung inovasi serta investasi dalam pengembangan batik.

Dalam perjalanannya sebagai pemimpin,  kepedulian Gibran terhadap pengembangan industri kreatif budaya, terutama melalui kegiatan Solo Batik Fashion untuk anak-anak muda, telah menciptakan momentum yang signifikan. Program ini tidak hanya membangun kebanggaan lokal akan warisan budaya, tetapi juga telah meningkatkan daya tarik Solo sebagai pusat kreativitas budaya di Indonesia.

Melalui dedikasinya, Gibran telah membuka jalan bagi generasi muda untuk meraih impian mereka dalam industri kreatif batik. Dia telah membantu menciptakan fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sambil memperkuat identitas budaya yang tak ternilai harganya. (P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya