Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
RIVALITAS sengit antara kubu Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto tercerminkan pula dalam dinamika elektabilitas partai pengusung utamanya. Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan Gerindra berhasil mengungguli PDIP dengan meraih elektabilitas 17,8%.
Baca juga: Demokrasi Indonesia Disebut tidak Sedang Baik-baik Saja
Tren menguatnya Gerindra tercatat sejak Maret, seiring dengan jebloknya elektabilitas PDIP. Meskipun sempat naik dan mengalami rebound, tetapi akhirnya PDIP tersalip oleh Gerindra dengan selisih tipis, yakni elektabilitasnya sebesar 17,4%.
“Gerindra unggul dan berpeluang memenangkan pemilu, sementara PDIP diprediksi gagal mencetak hattrick,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto lewat keetrangan yang diterima, Rabu (15/11).
Baca juga: Setara Institute Tolak Normalisasi Pelanggaran Konstitusi dalam Pencawapresan Gibran
Menurut Dendik, kenaikan pesat sebelumnya diraih Gerindra pada Pemilu 2014, ketika Prabowo pertama kali berhadapan dengan Jokowi pada Pilpres. Dari hanya kisaran 4% atau papan bawah, Gerindra merangsek ke peringkat ketiga dengan suara lebih dari 10%.
Pada pemilu berikutnya Gerindra berhasil menggeser Golkar yang kerap menempati posisi runner-up, bahkan pernah menang pada Pemilu 2004. “Tren kenaikan suara Gerindra bisa jadi akan tercapai pada Pemilu 2024 dengan mengalahkan dominasi PDIP,” tandas Dendik.
Tipologi Gerindra sebagai kendaraan politik tokoh untuk berlaga pada Pilpres mirip dengan apa yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memerintah dua periode dengan dukungan Demokrat.
“Peneliti asing Indonesianis menyebut fenomena ini sebagai gejala ‘Filipinisasi’ politik, dengan munculnya partai-partai presidensial dan menggeser partai-partai berbasis aliran ideologi warisan tahun 1955,” Dendik menjelaskan.
Demokrat yang telah melewati fase kejayaan dan kegagalan SBY meregenerasi kepemimpinan dengan mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono, kini harus puas bertahan pada peringkat kelima dengan elektabilitas 7,1%, di bawah Golkar (8,4%) dan PKB (7,8%).
Berikutnya adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengalami peningkatan elektabilitas mencapai 6,5 persen. “Tampilnya Kaesang Pangarep, salah satu putera Jokowi, sebagai ketua umum mengerek dukungan publik terhadap partai berbasiskan anak muda itu,” ujar Dendik.
Berbeda dengan SBY dan Prabowo yang khusus membentuk partai sebagai kendaraan politik, Jokowi berkiprah melalui PDIP tanpa pernah menempati posisi struktural tertentu. Jokowi bahkan kerap dilabeli “petugas partai” oleh para elite PDIP, termasuk ketua umum Megawati.
“Kini Jokowi telah membangun dinasti politiknya sendiri, dalam waktu yang relatif singkat, di mana putera sulungnya Gibran berpeluang menang berpasangan dengan Prabowo, dan Kaesang memimpin PSI yang juga dikenal sebagai pendukung kuat Jokowi,” terang Dendik.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 1-7 November 2023 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar ±2,2% dan pada tingkat kepercayaan 95%. (P-3)
Ibas-Puspa unggul telak sebesar 45,1% di atas margin of Error dengan petahana Budiman-Akbar yang hanya sebesar 38,3%, dan Pasangan penantang lainnya Isrullah-Usman sebesar 9,1%.
Elektabilitas pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen mengungguli Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.
Pasangan calon nomor urut 2, Akhmad Gunadi Nadalsyah-Sastra Jaya dengan elektabilitas 58,0% masih mengungguli pasangan nomor urut 1, Gogo Purman Jaya-Hendro Nakalelo dengan 32,8%.
Elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor urut 2, AlHaris-Abdullah Sani dengan 57,2%, masih unggul jauh dibandingkan pasangan nomor urut 1, Romi Hariyanto-Sudirman, yang hanya 26,7%.
Elektabilitas calon bupati (cabup) Bandung nomor urut 1, Sahrul Gunawan masih unggul dibandingkan rivalnya cabup Bandung nomor urut 2, Dadang Supriatna.
Jokowi merupakan tokoh yang berpengaruh di Indonesia. Ia berharap, pendukung Jokowi pun ikit turut serta mendukung Rido.
KETUA DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, menilai vonis 3 tahun 6 bulan penjara yang dijatuhkan kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tidak adil, selama buron Harun Masiku belum tertangkap
vonis 3,5 tahun penjara mantan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tak berpengaruh pada perolehan suara PDIP.
Politikus PDIP Guntur Romli merespons vonis 3,5 tahun penjara yang dijatuhkan kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Politisi PDIP Guntur Romli mengaku tidak kaget dengan vonis 3,5 tahun penjara yang dijatuhkan kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Legislator fraksi PDI Perjuangan ini mengingatkan bahwa Thailand dan Kamboja sama-sama anggota Konferensi Asia Afrika yang digagas Bung Karno
Usulan wali kota/bupati dipilih oleh DPRD. dinilai langkah mundur dalam demokrasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved