Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ganjar Beresiko Kehilangan Perhatian Jokowi

Dero Iqbal Mahendra
31/7/2023 23:05
Ganjar Beresiko Kehilangan Perhatian Jokowi
Bakal calon presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo(Antara)

PENGAMAT politik Dedi Kurnia Syah menilai Calon Presiden (Capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo semakin jarang dilirik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu menurutnya merujuk pada pernyataan Ganjar yang tidak akan melanjutkan kebijakan dari pemerintahan sebelumnya.

Sebelumnya, Ganjar berujar akan mengoreksi pelbagai program dari Presiden Jokowi yang dirasanya kurang pas, jika terpilih sebagai Presiden Indonesia pada Pilpres 2024 mendatang.

“Dengan statement itu, justru Ganjar akan semakin dijauhi Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi dalam keterangan tertulis, Senin (31/7).

Baca juga : Survei LSI : Tren Elektabilitas Prabowo Konsisten Menanjak, Ganjar Justru Turun Naik 

Adapun jika pernyataan Ganjar tersebut bagian manuver strategi komunikasi publik untuk menarik pemilih Anies dinilai berpotensi menimbulkan friksi dari para pemilih Jokowi yang tinggi. Persepsi pengoreksi kebijakan Jokowi dinilai bagian mirip dengan yang digaungkan Anies Baswedan dan justru merugikan Ganjar sebagai kandidat capres.

Baca juga : Dengarkan Masukan Purnawirawan TNI/Polri, Ganjar Siap Wujudkan Hankam yang Baik

“Situasi itu membuat Ganjar mencoba bermanuver, tetapi ia terlambat, karena koalisi yang lebih awal dan lebih dipercaya akan lakukan evaluasi kebijakan Jokowi adalah Anies Baswedan. Sehingga Ganjar seolah kehilangan orientasi dalam memilih ceruk suara,” pungkasnya.

Sebelumnya Ganjar Pranowo secara tegas menyatakan akan menghentikan program Jokowi yang tak sesuai dengan visinya jika nantinya terpilih sebagai Presiden. Ganjar melontarkan pernyataan itu saat ditanya soal hasil survei lembaga Australia, Utting Research, yang menunjukkan hanya 18 persen responden ingin kandidat capres melanjutkan program pemerintahan Jokowi.

"Kalau ada yang tak benar kita hentikan, kecuali ada yang tak pas, kita koreksi," kata Ganjar. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya