Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengamat : PDIP Sengaja Tawarkan Cawapres ke AHY

Faustinus Nua
11/6/2023 19:25
Pengamat : PDIP Sengaja Tawarkan Cawapres ke AHY
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari (kanan) menerima kaos dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri)(Antara)

KETUA Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menerima undangan PDI Perjuangan (PDIP). Dari undangan tersebut, PDIP disebut mengajak AHY untuk menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Lili Romli menilai bahwa langkah partai berlambang banteng tersebut merupakan strategi untuk memecahkan soliditas Koalisi Perubahan. Koalisi yang terdiri atas Partai Demokrat, PKS dan NasDem itu sudah terlebih dahulu mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

"Bisa jadi itu strategi untuk memecah konsentrasi dan soliditas Koalisi Perubahan, di satu sisi. Seperti diketahui juga di mana PKS dirayu juga oleh elit tertentu agar bergabung dengan koalisi yang lain," ujarnya kepada Media Indonesia, Minggu (11/6).

Baca juga : AHY Respons Undangan Pertemuan Puan Maharani

Menurut Lili, kondisi Koalisi Perubahan yang hingga kini belum menetapkan cawapres pendamping Anies bisa dimanfaatkan PDIP. Lantas hal itu akan mengganggu konsolidasi yang sudah terbangun dan dijaga selama ini.

Baca juga : Muncul Wacana Duet Ganjar-AHY di Pilpres 2024, Ini Respons Demokrat

Selain itu, PDIP juga tengah berupaya untuk menarik dukungan publik. Partai yang diketuai Megawati itu ingin menunjukkan bahwa mereka terbuka untuk menerima semua pihak.

"Strategi lain adalah untuk menarik simpati dan dukungan publik bahwa PDIP sebagai partai yang terbuka untuk semua kalangan. Dengan menyebutkan nama AHY menunjukan bahwa PDIP welcome dengan Partai Demokrat," kata dia.

Meski demikian, Lili menilai pertemuan AHY dengan PDIP bisa menjadi langkah awal rekonsiliasi kedua partai. Ketidakharmonisan kedua petinggi partai tersebut bisa membaik sehingga demokrasi Indonesia pun bisa terus bertumbih.

"Ini sebagai angin segar bagi rekonsiliasi antara PDIP dengan PD. Seperti diketahui, ketidakharmonisan antara kedua partai tersebut, khususnya antara Megawati dengan SBY, sudah cukup lama," tandasnya.(Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya