Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SALAH satu lompatan strategis yang saat ini sedang dilakukan pemerintah Indonesia adalah membentuk angkatan keempat di bidang digital dan siber. Pernyataan ini terungkap dari bincang-bincang dengan Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto dalam Patra Channel Youtube, Kamis (12/1/2023). Dalam perbincangan dan diskusi bersama host Medrial Alamsyah ini, Andi menyebutkan sebenarnya TNI sedang melakukan evolusi pembentukan angkatan keempat ini.
Saat ini Kementerian Pertahanan dan TNI di masing-masing angkatan sudah mempunyai pusat siber yang komandannya adalah perwira bintang satu. Menurut Andi ke depannya yang dibutuhkan untuk membentuk pasukan khusus ini adalah struktur organisasi yang lebih besar sehingga kemampuan kapasitas siber pertahanan meningkat secara signifikan.
Andi mencontohkan Singapura yang baru saja membentuk angkatan keempat digital dan intelijen pada 28 oktober 2022 lalu. Singapura perlu membentuk angkatan ini setara dengan angkatan darat, laut dan udara. Singapura secara progresif membangun kemampuan di empat bidang utama dalam komando, kontrol, komunikasi, dan komputer serta intelijen. Organisasi Siber Pertahanan yang didirikan pada tahun 2017 berfungsi untuk mengoordinasikan upaya keamanan siber di sektor pertahanan.
Tak hanya Singapura, Andi mencontohkan Amerika Serikat dan Tiongkok yang juga sudah membentuk pasukan khusus yang juga khusus konsentrasi khusus ke siber. Amerika Serikat memiliki 5 Angkatan pertahanan, Darat, Udara, Laut, Antariksa, dan Cyber War. Salah satu badan keamanan di AS adalah National Security Agency (NSA).
Saat ini dan kedepan, menurut Andi kekuatan intelijen digital diperlukan untuk secara efektif menangani ancaman digital dari pelaku ancaman eksternal yang diperkirakan akan tumbuh dalam jumlah, kecanggihan, dan organisasi. Beruntungnya tingkat kematangan teknologi di dunia sudah membaik. Meski diakui oleh Andi, masalah utama sekarang ini teknologi digital berkembang lebih cepat dibandingkan arsitektur keamanannya.
"Tapi itupun tidak lamban. Saat Presiden Joko Widodo berkuasa pertama kali belum ada badan siber sama sekali. Pada 2018 kemudian dibentuk badan siber, lembaga sandi negara diubah menjadi badan siber. Hanya dalam waktu empat tahun saja di setiap angkatan ada pusat siber termasuk di kepolisian dan badan intelijen. Tingkat adaptasinya ternyata lebih cepat," katanya.
Di Indonesia, kerusakan yang terjadi belum sistematis. Padahal menurutnya selama 2020-2021 saja terjadi 240 juta kali anomali seperti malware, phishing, ransomware, pencurian data hingga gangguan server. "Artinya satu bulan 20 juta kali, hampir 1 juta perhari atau ratusan ribu dalam waktu 24 jam saja. Tapi belum ada kan serangan yang merusak secara sistematis dan struktural," katanya.
Tantangan terbesar, ungkap Andi, untuk membentuk angkatan keempat ini adalah menyiapkan sumber daya manusia yang khusus mempelajari dunia siber. Ia optimistis penyediaan sumber daya ini akan terpenuhi karena pemerintah sekarang menyediakan banyak fasilitas bea siswa kepada anak-anak muda untuk mempelajari dunia siber.
Ia mencontohkan salah satu mahasiswanya di Universitas Indonesia baru saja menyelesaikan studi di bidang keamanan siber di Australia. Tak hanya itu, belum lama ini seorang anak muda lulusan Binus dan ITB juga baru menyelesaikan studinya di Korea Selatan di bidang alogaritma. "Baru saja lulus, anak muda ini sudah mendapat tawaran magang bekerja di Hyundai," katanya.
Kehadiran Andi di Patra Channel didampingi sejumlah kerabat dekat sesama alumni SMA 39 Cijantung Jakarta yang tergabung dalam Paguyuban 3989. Perkumpulan ini sendiri diinisiasi oleh Andi Widjajanto yang kemudian didapuk sebagai Ketua Dewan Pembina Paguyuban 3989. Paguyuban 3989 fokus pada aktivitas sosial, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya alumni SMA 39 Cijantung Jakarta. (OL-13)
Baca Juga: Empat Tersangka Korupsi Satelit Kemenhan Ditahan
Kominfo Bersama Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, Latih Satu Juta Talenta Keamanan Siber
Berdasarkan survei terungkap sebanyak 67% pengguna media sosial di Asia Pasifik menggunakan ponsel pintar.
Media sosial menjadi adah eksistensi netizen. Sayangnya tanpa disadari kita banyak mengekspose privasi di media sosial.
Situs ini akan memadukan antara laporan masyarakat dan polisi sehingga bisa ditampilkan di data base situs tersebut.
Sejumlah Jenis Kejahatan Siber di Indonesia
Penjahat siber seringkali memanfaatkan ketidakpahaman setiap anggota masyarakat tentang dunia digital untuk menyerang perangkat yang digunakan dan mencuri data.
Teknologi tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir semua kalangan telah menggunakan teknologi, terutama untuk kepentingan pekerjaan, sekolah dan juga hiburan.
Perusahaan merangkul Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Bandung, yang akan menggelar kegiatan itu untuk sejumlah sekolah di seluruh Indonesia.
Munculnya kejahatan siber tak bisa dilepaskan dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini.
PERINGATAN bahaya kejahatan siber sesungguhnya bukan hal yang baru.
Deepfake kerap disalahgunakan dalam modus kejahatan siber, yang tidak hanya merugikan, tetapi juga berpotensi menciptakan disinformasi dan misinformasi.
“Ada 13 orang tersangka yang berhasil ditangkap, 12 orang dibawa ke Bareskrim Polri dan satu tersangka ada di Sulawesi Selatan,” kata Ramadhan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved