Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

UGM: Kampanye di Kampus harus Patuhi Aturan Main

Ahmad Mustaqim
17/9/2022 17:45
UGM: Kampanye di Kampus harus Patuhi Aturan Main
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Ari Sujito(MI/Ahmad Mustaqim)

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) telah merencanakan kampanye partai politik (Parpol) untuk pemilu 2024 bisa dilakukan di kampus. Meski begitu, kampanye itu harus dijalankan sesuai aturan main kampus.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Ari Sujito menjelaskan pertemuan dari undangan KPU dengan perwakilan perguruan tinggi hingga Dirjen Pendidikan Tinggi memang belum ada hasil pasti. Ia mengatakan ada perwakilan kampus yang setuju dan ada yang tidak. Meskipun, KPU telah menjalin kerja sama dengan sejumlah kampus untuk pemilu 2024 mendatang.

"Tentu ini bagian wacana awal. Kami percaya bahwa perguruan tinggi punya tanggung jawab moral mendorong agar kualitas pemilu lebih baik," kata Ari di Balairung UGM Yogyakarta, hari ini.

Ia menjelaskan persepsi kampanye saat ini tak seperti dulu. Menurut dia, kampanye di kampus nantinya menghadirkan politisi atau calon pemimpin dengan aturan main di kampus terkait.

"(Kampanye di kampus) yang kami bayangkan menghadirkan politisi atau calon pemimpin di kampus dengan role of the game sebagaimana yang dibangun kampus; berdebat berdiskusi, bukan mobilisasi (massa)," ujarnya.

Baca juga: Dana Bantuan Parpol Diusulkan Naik Tiga Kali Lipat

Ari mengatakan kampanye saat ini dilakukan untuk mencegah instrumen-instrumen kekerasan agar pertarungan sehat. Ia menilai adu ide dan argumen akan lebih berharga dibanding sekadar mobilisasi massa.

"Tapi ini sedang digodok pada perguruan tinggi," kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UGM ini.

Keterlibat secara sehat perguruan tinggi dalam ajang politik akan menambah kontribusi untuk bangsa. Di sisi lain, kampus dinilai hanya ibarat menara gading.

"Kami tak ingin kampus mendapat kritik seolah-olah seperti menara gading. Kami tak hanya melihat ke dalam tapi juga ikut memperhatikan, memberikan pemikiran, dan mengeluarkan seruan terkait persoalan-persoalan bangsa," kata Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Edy Suandi Hamid. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya