Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
MAJELIS Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua sangat menyesalkan adanya pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan delegasi MRP Papua Barat dan sejumlah orang yang merupakan anggota MRP Papua di Istana Bogor, Jumat (20/5). Menurut Ketua MRP Timotius Murib, pertemuan itu dianggap sebagai upaya membuat perpecahan masyarakat Papua dalam menyikapi isu pembentukan daerah otonomi baru (DOB).
"Kami menyesalkan adanya pertemuan presiden yang digunakan untuk memberi penjelasan sepihak dan memberi kesan MRP mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait UU Otonomi Khusus Papua Jilid II dan DOB. Padahal rencana DOB saat ini sedang diprotes berbagai lapisan masyarakat,” kata Timotius dalam keterangan persnya.
Menurut Timotius, seharusnya pemerintah mau mendengarkan aspirasi masyarakat Papua sebelum membuat kebijakan. “Apalagi dua kebijakan tersebut (Otsus jilid II dan DOB) tengah diuji materi di Mahkamah Konstitusi,” jelasnya.
Secara kelembagaan pun, para pimpinan MRP juga telah berkunjung ke Jakarta bertemu Presiden, sejumlah menteri, dan pimpinan partai-partai politik nasional pada akhir April hingga awal Mei 2022. Dalam pertemuan tersebut, ungkap Timotius, mereka secara resmi menyuarakan besarnya aspirasi masyarakat orang asli Papua yang menolak pembentukan DOB. "Kita meminta pemerintah pusat untuk menunda pembentukan DOB setidaknya sampai ada putusan MK terkait uji materi UU Otsus hasil amandemen kedua," jelasnya.
Timotius menyebutkan, perbedaan pendapat di antara para anggota MRP merupakan hal yang wajar. Namun pihaknya menyesalkan cara-cara yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi perbedaan pendapat tersebut.
"Kehadiran mereka tidak melalui mekanisme resmi lembaga MRP. Mereka juga tidak pernah diberi mandat oleh pimpinan MRP untuk bertemu Presiden. Dugaan kami ada settingan pihak tertentu," tegasnya. (OL-15)
Bila kebijakan moratorium dicabut, kata dia, maka disepakati agar pembentukan daerah dilakukan secara terbatas dan betul-betul berkaitan dengan kepentingan strategis nasional.
POI 2024 ialah wadah bagi putri-putri daerah untuk menyalurkan bakat dan talenta mereka.
POLDA Papua mengimbau warga di wilayah Papua dan tiga daerah otonomi baru (DOB) untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Hal ini menyusul prakiraan cuaca hujan intensitas sedang hingga lebat oleh BMKG
Dalam tiga bulan terakhir Pemprov Papua Pegunungan mengawal intens beberapa agenda prioritas pemerintah di daerah pegunungan seperti, penanganan inflasi, stunting dan pelayanan kesehatan.
Bernol mengungkapkan, kondisi saat ini, masyarakat asli Papua Boven Digoel bukan lagi menjadi tuan di atas tanah mereka sendiri tetapi justru pendatanglah yang seakan-akan menjadi tuan
Dari ketujuh nama tersebut, banyak pihak menilai Anthonius Ayorbaba paling layak menjadi Penjabat Gubernur Papua Barat Daya.
Kebijakan desentralisasi di Indonesia kini perlu dikaji ulang secara kritis dan diarahkan ulang secara strategis,
Program pembangunan itu harus 60% pada tingkat kabupaten/kota, 20% provinsi dan 20% pusat. Namun, sayangnya, menurut Bursah sampai saat ini pembangunan di daerah masih dikendalikan pusat.
DIRJEN Otonomi Daerah Akmal Malik menyebut perlu penguatan desentralisasi pada program-program strategis nasional, seperti Sekolah Rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih.
Nilai-nilai otonomi yang dimiliki oleh daerah tidak semuanya menghasilkan harapan yang sama bagi daerah.
Otonomi daerah sejatinya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pemerataan pembangunan.
Dikatakan selama dua dekade ini, lebih dari 400 orang kepala daerah dan wakil kepala daerah terkena kasus hukum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved