Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PDIP: Pancasila Membuat Indonesia Terhindar dari Konflik SARA

Cahya Mulyana
01/6/2021 15:31
PDIP: Pancasila Membuat Indonesia Terhindar dari Konflik SARA
Dua bocah berlari mengibarkan bendera Merah Putih dalam peringatan Hari Lahir Pancasila.(Antara)

PANCASILA yang digali oleh Proklamator RI Soekarno memberikan legitimasi terhadap bangsa Indonesia, untuk hidup tanpa konflik antarsuku, agama, ras dan antargolongan (SARA). 

Adapun ideologi yang digali dari peradaban nusantara, agama dan peradaban dunia, membuat Indonesia bisa menjadi juru damai bagi tatanan dunia baru.

"Bung Karno tidak mau disebut sebagai pencipta Pancasila, beliau penggali Pancasila. Pancasila yang digali dari seluruh peradaban nusantara, seluruh peradaban dunia, termasuk keragaman agama," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam seminar di Jakarta, Selasa (1/6).

Baca juga: Presiden Ajak Semua Pihak Perkokoh Nilai-Nilai Pancasila

"Di situlah Pancasila merupakan kristalisasi dari cara pandang Indonesia terhadap dunia dan sekaligus falsafah dasar itu," imbuhnya.

Hadir pula Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksdya TNI Amarulla Octavian menjadi pembicara utama seminar. Lalu, pembicara lainnya adalah Direktur S3 Unhan Laksamana Muda (Purn) TNI Siswo Hadi Sumantri dan Dekan FKN Unhan RI Marsekal Muda Syamsunasir. 

Adapun dua narasumber utama seminar, yakni Mahasiswa S3 Cohort Unhan Hasto Kristiyanto, serta Aktivis dan Cendekiawan Muda Yudi Latif. Kembali ditegaskan Hasto, Pancasila menjadi benteng dalam mencegah konflik SARA. Sehingga, kehancuran horizontal seperti di Irlandia, Timur Tengah dan India, tidak terjadi di Indonesia.

"Indonesia tidak ada persoalan. Karena apa? Nilai-nilai filosofi dasar yang digali dari bumi Indonesia akhirnya bisa merumuskan Bhinneka Tunggal Ika," jelas Hasto.

Baca juga: Muhammadiyah: Jauhi Politisasi Pancasila untuk Kepentingan Apapun

Soekarno, lanjut dia, menegaskan soal prinsip ketuhanan. Tidak hanya setiap rakyat Indonesia yang bertuhan, negara juga bertuhan. Oleh karena itu, negara menjamin setiap anak bangsa dapat menjalankan keyakinan dan agama masing-masing.

Dalam Pancasila dikatakannya juga memuat tentang prinsip kemanusiaan. Hal ini diilhami dari sejarah perjuangan Budi Utomo, yang akhirnya hingga saat ini ditandai dengan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei. Bung Tomo mengubah cara berpikir kerajaaan yang rentan diadu domba dengan politik devide at impera.

"Budi Utomo menginspirasi lahirnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, di mana menegaskan kita adalah satu nation. Yang menjunjung tinggi persatuan," pungkasnya.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya