Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan kerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk membuat program antirasuah.
Kedua lembaga itu sepakat menempelkan pesan antikorupsi pada kemasan obat-obatan dan makanan.
"Bisa jadi pesan itu akan tertanam di pikiran dan benak mereka, termasuk anak-anak. Sehingga, harapannya pesan antikorupsi tersebut akan diingat terus di benak masyarakat," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis (17/12).
Baca juga: KPK dan Kemenkes Sepakat Wujudkan Program Bebas Korupsi
Program ini akan menggandeng beberapa pelaku usaha untuk bisa menempelkan pesan antikorupsi. Rencananya slogan 'berani jujur hebat' milik KPK yang akan ditempelkan di obat dan makanan.
Menurut Lili, penempelan pesan antikorupsi di kemasan makanan atau obat-obatan ampuh mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan rasuah. Dia harap program ini bisa menghapuskan budaya koruptif masyarakat di masa depan.
Kepala BPOM Penny K Lukito menilai ide KPK itu bagus. Pihaknya siap menjembatani KPK dengan produsen obat, dan makanan untuk menyebarkan pesan antikorupsi.
"BPOM mendukung upaya KPK dalam kampanye antikorupsi," ujar Penny. (OL-1)
BPOM mengungkapkan temuan mengkhawatirkan terkait paparan senyawa kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) dalam galon guna ulang di enam kota besar Indonesia.
Di berbagai pasar di APAC, gagasan bahwa suplemen alami otomatis aman dan efektif juga semakin populer. Namun, persepsi ini dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Kepala Badan POM Taruna Ikrar menjelaskan mengenai kopi berbahan kimia obat dengan klaim sebagai kopi kejantanan berdampak serius bagi kesehatan.
Di TKP 1 ditemukan bahan yang siap untuk diedarkan, dalam kaitan distribusinya. Di TKP yang kedua juga temukan bahan-bahan baku yang siap diolah.
Jamu adalah representasi kearifan lokal yang memiliki bukti empiris kuat dan ditopang oleh kajian ilmiah yang terus berkembang.
Kepala BGN Dadan Hindayana membatah tak melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dadan menyebut sudah ada MoU atau kerja sama dengan BPOM
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved