Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Miliki Kedaulatan Vaksin demi Lindungi Rakyat

Atikah Ishmah Winahyu
22/7/2020 03:25
Miliki Kedaulatan Vaksin demi Lindungi Rakyat
Ilustrasi(Medcom.id)

UNTUK menangkal virus SARS-CoV-2 atau covid-19 yang masih menjadi pandemi, Indonesia harus memastikan setidaknya 70% dari 260 juta jiwa atau 170 juta warga memiliki kekebalan atas virus tersebut.

Menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, kekebalan itu diperoleh melalui vaksinasi.

“Bukan dengan cara menceburkan mereka ke wabah, ya. Kemudian ada proses seleksi, yang kuat akan hidup, yang lemah akan mati, misalnya. Bukan demikian. Tapi kita melalui vaksinasi,” tegas Amin dalam Seminar PPRA LX Lemhannas RI, kemarin.

Vaksinasi terhadap 170 juta warga, dengan asumsi satu warga menjalani dua kali vaksinasi, membutuhkan 350 juta dosis dengan harga normal per dosis US$1. Namun, di masa pandemi, harga per dosis itu melonjak menjadi US$10 atau sekitar Rp150.000. Negara harus menanggung Rp52 triliun demi mengimpor vaksin dari luar negeri.

Bukan sekadar biaya, pasokan vaksin juga akan menjadi kendala. Hal itu karena produsen luar negeri belum tentu sanggup memasok hingga ratusan juta dosis ke Indonesia dalam waktu singkat.

“Dibutuhkan sekitar tujuh tahun untuk menyelesaikan vaksinasi bagi 70% masyarakat Indonesia jika kita hanya mengimpor vaksin dari negara
lain.”

Kapasitas menghasilkan vaksin sendiri pun, menurut Amin, harus dikuasai Indonesia. “Artinya, kita harus memiliki kedaulatan vaksin dan perusahaan Indonesia mampu menghasilkan 350 juta dosis per tahun,” tandasnya.

Akan halnya 2.400 vaksin covid-19 Sinovac asal Tiongkok yang segera diujikliniskan fase III oleh Tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan PT Bio Farma, Amin melihatnya dalam perspektif penanganan jangka pendek.

“Ketika vaksin Indonesia belum siap, maka produksi vaksin yang bisa lebih dulu tersedia bisa diadopsi,” kata Amin.

Relawan siap

Terkait uji klinis fase III CoronaVac, vaksin covid-19 produksi Sinovac, Tim Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung dilaporkan telah menyiapkan relawan. Mereka ialah 1.620 orang sehat berusia 18-59 tahun dengan berbagai kriteria tertentu.

Ketua Tim Uji Coba Vaksin Covid-19 FK Unpad, Kusnandi Rusmil, kemarin, menjelaskan pihaknya tidak kesulitan menemukan subjek uji coba karena relawan terpilih sudah terbiasa mengikuti percobaan vaksin bersama timnya. Mereka merupakan warga di sekitar Unpad, terdiri atas dosen, staf pegawai, mahasiswa, komunitas, dan aktivis kesehatan masyarakat.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir berharap uji klinis fase III itu berlangsung lancar. Bio Farma dijadwalkan memproduksi vaksin itu secara massal pada kuartal pertama 2021.

Juru Bicara Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Wiku Adisasmito membenarkan pemerintah bekerja sama dengan perusahaan farmasi asal Tiongkok (Sinovac) dan Bio Farma guna memproduksi vaksin dalam jumlah banyak untuk melindungi masyarakat dari covid-19 melalui vaksinasi.

Menteri BUMN Erick Thohir memproyeksikan Corona Vac baru akan diproduksi dan diedarkan awal tahun depan. Sambil menunggu vaksin itu, ia meminta masyarakat membantu pemerintah dengan menjalankan protokol kesehatan sebaik-baiknya.

“Vaksin ini tidak ada artinya kalau masyarakat tidak membantu. Jadi, dari sekarang sampai awal tahun depan, masyarakat harus terus menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker,” ujar Erick di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. (BY/Pra/Fer/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya