Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Polda Papua Lacak Dugaan Penyelundupan Senpi ke Papua

Antara
13/1/2020 09:11
Polda Papua Lacak Dugaan Penyelundupan Senpi ke Papua
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw(MI/Marcel Kelen)

KAPOLDA Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan pihaknya masih melakukan pelacakan terkait dugaan kasus penyelundupan senjata api beserta amunisi dari luar negeri ke wilayah itu. Hal itu menyusul maraknya teror penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB terhadap prajurit TNI dan Polri di berbagai daerah di Papua akhir-akhir ini.

"Memang ada info-info bukan hanya dari dalam negeri, ada juga dari luar negeri. Ada indikasi dari perbatasan itu juga masuk. Lalu dari Filipina juga masuk melalui Maluku Utara, kemudian ke Sorong, Papua Barat, lalu masuk ke Papua. Banyak jalan yang mereka gunakan. Itu yang sedang kami lacak," kata Paulus Waterpauw di Timika, Senin (13/1).

Kapolda meminta dukungan dan bantuan masyarakat setempat untuk memberitahukan kepada pihak berwajib jika mengetahui informasi adanya transaksi senpi dan amunisi agar bisa dicegah. Hal itu sekaligus dapat mengetahui jaringan sindikasinya serta menyeret para pelaku yang terlibat ke dalam proses hukum.

Pihaknya juga mendapatkan informasi ada sejumlah senjata rakitan dari daerah Lumajang, Jawa Timur, dengan kondisi yang cukup modern beberapa di antaranya sudah masuk ke wilayah Papua.

Kasus pembuatan senjata rakitan di wilayah Lumajang pernah diungkap oleh jajaran kepolisian di Polda Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Baca juga: Dua Prajurit TNI Gugur, Tim Satgas Komitmen Kejar KKB Papua

Menurut Irjen Paulus, kasus penyelundupan senpi dan amunisi kepada KKB di Papua menjadi pekerjaan besar dan berat yang harus ditangani serius dengan melibatkan semua pihak terkait.

Sebab dengan memiliki senjata api dan amunisi yang memadai, KKB tidak saja terus melakukan teror penembakan untuk melawan petugas, tapi juga menikmati segala fasilitas dan kemewahan.

"Dengan memegang senjata, mereka juga ingin makan enak, ingin perempuan, ingin hidup mewah dan memiliki uang banyak. Mereka juga menekan aparat pemerintah seperti kepala-kepala desa untuk menyetor dana. Makanya kita semua perlu duduk bersama untuk melakukan evaluasi sekaligus memikirkan cara terbaik dalam menyikapi kasus ini ke depan," kata jenderal polisi bintang dua itu.

Soal kekuatan personel KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya, Kapolda mengatakan jumlah mereka tidak lah besar.

"Jumlah mereka tidak banyak, makanya kita menyebut mereka sebagai kelompok yang melakukan perbuatan kriminal dan mereka bersenjata," tuturnya.

Meski begitu, KKB Nduga diketahui selalu memanfaatkan warga sipil terutama ibu-ibu, anak-anak dan kaum perempuan sebagai tameng ketika aparat melakukan pengejaran dan tindakan penegakan hukum terhadap kelompok tersebut.

"Itu kebiasaan mereka, mereka paksa ibu-ibu, anak-anak dan kaum perempuan untuk ikut dengan mereka untuk dijadikan tameng. Kondisi itu lah yang kadang-kadang membuat kami sulit melakukan upaya hukum tegas kepada mereka," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya