Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Polisi Selidiki Peluru Nyasar Mengenai Wanita Hamil di Sultra

Ferdian Ananda Majni
28/9/2019 08:45
Polisi Selidiki Peluru Nyasar Mengenai Wanita Hamil di Sultra
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal(MI/Saskia Anindya Putri )

KEPALA Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal membenarkan seorang ibu hamil atas nama Putri juga terkena peluru nyasar saat bersamaan dengan aksi demonstrasi mahasiswa di Gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9).

"Yang jelas info sementara benar. Ada dugaan tersebut. Tiga kilometer atau dua kilometer jarak rumah tersebut dari lokasi (aksi) dan (arah tembakan) dari atas," Kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (27/9).

Pihak kepolisian akan melakukan uji balistik untuk mengetahui arah tembakan peluru. Sebab, proyektil hanya ditemukan bersarang di kakinya. Sebut Iqbal, itu dilakukan untuk mengetahui apakah peluru berasal dari sumber yang sama.

"Dua korban itu masuk dan keluar tidak ditemukan proyektil. Ibu ini ditemukan. Informasi ini masih dugaan. Mudah-mudahan ini bisa membuat terang," sebutnya.

Diketahui Putri 23, terkena luka tembak saat ada aksi di depan Gedung DPRD Sulawesi Utara, Kamis, (26/9). Peluru berkaliber 9 milimeter itu bersarang di betis Putri yang tengah mengandung enam bulan tersebut.

Dia terkena peluru tajam yang menyasar rumahnya, di Jalan Syekh Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kendari. Saat itu ia tengah tertidur ketika peluru mengenai betisnya.

Sebelumnya Iqbal menyebut pihaknya membentuk tim investigasi gabungan guna menyelidiki kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo dalam aksi demonstrasi di DPRD Sultra, Kamis (27/9) lalu.

"Tim investigasi gabungan akan bekerja, polri tentunya, pihak universitas dan pihak terkait masuk tim investigasi gabungan. Untuk membuka apa penyebab meninggalnya dua mahasiswa. Kita akan buka setransparan mungkin," kata Iqbal di Mabe Polri Jakarta Selatan, Jumat (27/9).

Iqbal menambahkan, tim bentukan polri akan bekerja bila hasil autopsi membuktikan kematian Randi akibat peluru tajam.

"Apabila nanti disimpulkan akibat meninggalnya adalah tembakan, bapak Kapolri sudah membentuk tim investigasi gabungan untuk mencari tahu siapa pelakunya," sebutnya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah meminta Karo Provost Divisi Propam Polri Brigjen Hendro Pandowo dan Inspektur Wilayah Itwasum Polri Brigjen Denni Gabriel, sebut Iqbal untuk memeriksa adanya pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) oleh personel Polda Sultra atau Polres Kendari dalam penanganan aksi demo mahasiswa.

"Saat ini bapak Kapolri sudah mengirimkan dua tim. Satu tim propam dan satu dari inspektorat pengawasan umum," jelasnya.

Oleh karena itu, Iqbal berharap masyarakat menunggu dan percaya terhadap proses penyelidikan penyebab kematian korban dan pelaku penembakan kepada tim investigasi bentukan Kapolri tersebut.

baca juga: Mahasiswa Tolak Pertemuan dengan Jokowi, Sikap Kurang Tepat

"Penyelidikan dilakukan secara ilmiah. Dua orang ini bekerja untuk memastikan apakah ada kesalahan SOP dan lain-lain. Percayakan kepada kami, kepada tim investigasi gabungan untuk melakukan penyelidikan secara scientific," pungkas Iqbal. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya